Mengajar Menyenangkan Pelajaran Bahasa Indonesia
oleh: Hari Untung Maulana
Sinestesia, Perluasan Makna, dan Menceritakan Pengalaman Pribadi
ANEKDOT
Sinestesia
Sinestesia
adalah pergeseran makna yang diakibatkan oleh pertukaran indra yang berbeda.
Misalnya kalimat ‘Wah wajahnya manis sekali’. Arti kata manis pada kalimat
tersebut bukan berarti dia sudah pernah menjilati (indra pengecap) wajah dari
orang lain. Tetapi adanya pergeseran makna dari indra pengecap ke indra
penglihatan.
Ketika guru menjelaskan tentang
sinestesia. Guru dapat memberikan contoh Harum sebagai kata yang mengandung
sinestesia. Contoh kalimat, ‘Nama pahlawan itu sangat harum di Indonesia. Harum
adalah pertukaran indra dari penciuman menjadi perasaan.
Usai memberi contoh, guru dapat mengajukan pertanyaan. “Menurut kalian, siapa
nama putri Indonesia yang sangat terkenal sejak dahulu?” (anak-anak sih
biasanya jawab Kartini, Cut Nya’ Dien, bahkan ada yang jawab Nyonya Meneer).
“Asal tahu saja, nama putri
Indonesia yang sangat terkenal adalah Harum. Buktinya, nama dia ditulis dalam
sebuah lagu… (nyanyikan penggalan lagu Ibu Kita Kartini) “… Putri Indonesia,
Harum namanya.”
ANEKDOT
Perluasan Makna
Salah satu kata yang meluas
maknanya adalah ‘guru’. Jika dahulu semua orang yang mengajar orang lain (tidak
peduli dimana ia mengajar; bisa di pantai, hutan, gunung, bahkan di masjid)
disebut guru, tetapi saat ini hanya orang yang mengajar di kelas dalam
institusi sekolah saja yang disebut guru.
Usai memberikan materi tersebut,
guru dapat bercerita bahwa, di Indonesia ada seorang guru perempuan yang sangat
terkenal. Karena, semua anak didiknya pasti menjadi orang yang sopan, santun,
menyayangi orang tua, menghormati guru, dan setia kawan. Kalian tahu siapa?
(tunggu beberapa saat sampai anak-anak mulai menebak).
Namanya adalah Sri Diman
Sularsih. Panggilannya Bu Diman. (anak-anak kebingungan). Lho kalian pasti
pernah mendengar nama beliau, karena diabadikan dalam sebuah lagu yang sangat
terkenal. Begini lagunya…(nyanyikan) “….Hormati gurumu sayangi teman, itulah
tandanya kau murid Bu Diman.”
ANEKDOT
Cerita Pengalaman Pribadi
Setelah beberapa siswa maju ke
depan kelas untuk menceritakan pengalaman pribadinya. Guru dapat memberikan
cerita ini. (cerita ini sesungguhnya fiktif, tetapi diharapkan guru dapat
bercerita seolah-olah ini adalah pengalaman pribadinya).
“Saat itu saya masih sangat
kecil. Saya ingat sekali, awalnya kami naik mobil santai saja. Cuma dua orang,
saya dan ayah saya. Tiba-tiba mobil kami ditabrak dari belakang dengan sangat
keras. Saya berteriak-teriak, begitu juga ayah saya. Mobil kami berputar-putar di
tengah jalan dan masuk ke jalur lain. Setelah berhenti, kembali mobil kami
ditabrak oleh mobil dari jalur lain itu. mobil kami berputar-putar lagi (bukan
terguling-guling). Yang saya ingat, mobil kami ditabrak oleh lebih dari empat
mobil. Dari depan, belakang, kanan, dan kiri.
Alhamdulillah setelah dua puluh
menit dalam keadaan mengerikan, kami berdua dapat keluar dari mobil tanpa
mengalami luka sedikitpun. (anak-anak biasanya memperlihatkan rasa kekaguman).
Guru menutup cerita tersebut dengan mengatakan. Yah, itu tadi pengalaman saya
pertama kali naik bom-bom car (mobil senggol) di Pasar Malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih sudah memberi masukan