ini contoh naskah drama pendek untuk siswa putra
PERANG SANG PAHLAWAN
Karya: Hari
untung Maulana
BABAK 1
PAHLAWAN
A : (terengah-engah)
Sepertinya kita sudah cukup jauh dari pos Belanda
PAHLAWAN
B : Capek
aku Kang. Istirahat dulu lah… lari dari tadi gak mandeg-mandeg.
PAHLAWAN
A : Ayah
ibumu sudah kau ungsikan Mir?
PAHLAWAN
B : Sudah
Kang, tadi pagi, ikut barisan keluarga.
PAHLAWAN
A : Kita
harus bisa mempertahankan Serang kang.
PAHLAWAN
B : Benar.
Sampai tetes darah terakhir
PAHLAWAN
A : Kamu
sudah siap mati Mir?
PAHLAWAN
B : Harus
siap. Takut mati hanya akan membuat kita tinggal di kamar dan berselimut
PAHLAWAN
A : Kamu
belum menikah lho Mir?
PAHLAWAN
B : Semoga
Allah menjodohkan aku dengan yang lebih baik di surga-Nya. Kamu sendiri Kang?
Bagaimana?
PAHLAWAN
A : Masalah
mati itu urusan Allah Mir. Kalau Allah menginginkan aku mati. Tentu aku sudah
mati waktu dikeroyok orang sepasar, gara-gara ketahuan nyopet. Alhamdulillah,
Allah masih mengizinkan aku untuk ketemu Haji Muhidin. Jadi bisa ikut berjuang
sekalian tobat.
PAHLAWAN
B : Kudengar
rumah akang di bakar Belanda? Wah, padahal rumah akang teh yang paling bagus di
kampung ya…
PAHLAWAN
A : Sebetulnya
bukan dibakar Belanda, tapi aku sendiri yang bakar. Gak sudi rumahku dijadikan
markas mereka.
PAHLAWAN
B : Kang,
aku yakin, kita akan menang Kang.
PAHLAWAN
A : Benar,
aku juga yakin. Kita akan menikmati kemerdekaan yang sesungguhnya.
PAHLAWAN
B : Kalau
kita enggak sempat menikmati kemerdekaan gimana Kang? Kita mati waktu perang
PAHLAWAN
A : Sabar.
Jangan mengeluh. Inilah perang kita…. Perang Sang Pahlawan
BABAK 2
PEJABAT
A : Semoga kita panjang umur (tertawa)
PEJABAT
B : Semoga proyek kita panjang umur (tertawa)
PEJABAT
A : Mau beli apa kita sekarang?
PEJABAT
B : Tidak ada
PEJABAT
A : Lho… lho… lho…, kenapa? Kita untung besar lho….
PEJABAT
B : Jangan sesumbar, kita belum aman. Pembelian dalam jumlah besar,
akan menarik perhatian.
PEJABAT
A : Jadi, akan kita apakan uang kita… kita sumbangin ke masjid? Ke
rumah yatim piatu? Atau ke gelandangan-gelandangan pinggir jalan?
PEJABAT
B : Tepat… ide bagus… Kita
akan sumbangkan sebagian ke rumah yatim piatu, ke rumah jompo, fakir miskin,
gelandangan, masjid, anak telantar dan …
PEJABAT
A : Tapi itu kan hasil kita kor….
PEJABAT
B : Ssssttttt…. Nanti kedengaran orang
PEJABAT
A : tapi, itu kan hasil kita
korrr…
PEJABAT
B : Sssttttt… (mengeluarkan
uang dari sakunya dan menempelkan ke mulut PEJABAT A)
PEJABAT
A : (perlahan memasukkan uang ke saku ) (tertawa bersama)…. Kita akan
terkenal, jadi dermawan, jadi pujaan… mmm… Kita perlu mengundang media tidak?
PEJABAT
B : Perlu… sangat amat perlu sekali. Kalau tidak diketahui orang,
bagaimana kita akan terkenal sebagai pahlawan. Kalau tidak ada yang berterima
kasih, bagaimana semua tahu kalau kita sudah memberi.
PEJABAT
A : (Tertawa)Ternyata untuk jadi pahlawan, diperlukan perangsang juga
ya… biar semua makin nafsu jadi pahlawan. PERANGSANG PAHLAWAN
BABAK 3
PELAJAR
A : Sok pahlawan banget tuh si Farhan, dia ngadu ke guru kalau saya
menyontek.
PELAJAR
B : Kamu nyontek gak?
PELAJAR
A : Iya
PELAJAR
B : Farhan tuh Pahlawan, dia sudah menyelamatkan kamu dari karakter
menyimpang, jurang dosa, lembah kenistaan, penyesalan berkepanjangan, Jeratan
kecurangan.
PELAJAR
A : Lebay banget sih.
PELAJAR
B : Ngomong-ngomong tentang pahlawan. Kira-kira, hari ini Indonesia
perlu pahlawan gak?
PELAJAR
A : Sok tua kamu, kita kan masih anak sekolahan, gimana kita bisa
jadi pahlawan. Jajan aja masih minta orang tua
PELAJAR
B : Jangan pesimis, jadi pahlawan gak selalu perlu modal. Kalau zaman
perjuangan dulu, modalnya adalah harta, nyawa, tenaga, keluarga, tahta,
jabatan, kolega, … kalau sekarang… kamu
enggak nyontek aja, bisa jadi pahlawan.
PELAJAR
A : Ngasih duduk ke ibu hamil di bis kota, gimana?
PELAJAR
B : Naahhh…. Itu ngerti, kau bagaikan pahlawan di hati ibu itu, kau
akan selalu diingat oleh ibu itu, dan namamu akan dijadikan nama anaknya yang
masih dalam kandungan.
PELAJAR
A : kalau itu, saya sering… kan pernah nyambi jadi kondektur.
PELAJAR
B : Menanam pohon di lahan kritis, tidak membuang sampah sembarangan,
dan tidak menggunakan Freon, juga bisa menjadi pahlawan. Bagi anak cucu kita.
PELAJAR
A : Kalau menolak korupsi, bagaimana?
PELAJAR
B : Brilliant, excellent, perfect, wonderful, great, wow…. Itu baru
sobatku.
PELAJAR
A : Kalau ada yang korupsi, kita apain?
PELAJAR
B dan A : Kita lapor KPK.
baca juga: Naskah Drama Perjuangan "Menuju Medan Juang" di bulan Agustus 2014
baca juga: Naskah Drama Perjuangan "Menuju Medan Juang" di bulan Agustus 2014
bagus
BalasHapusTerima kasih komentarnya Mas Abdullah Azzam
Hapus