Minggu, 22 Desember 2013

Definisini 1

Secangkir Kopi Humor
tulisan: Darminto MS
Di tik ulang dari majalah HumOr No. 80
26 Jan - 8 Feb '94
Hal: 46


Humor, persis secangkir kopi, pantang dituang berulang-ulang
 


Humor, milik orang yang mau melihat dunia, tidak cuma mirip rel kereta



Mimpi para humoris sebenarnya sederhana saja: semoga kepura-puraan segera dimuseumkan.



Humor, tanpa ada yang mengagetkan, persis hari besar tanpa petasan



Transparansi humor tidak seperti kaca, yang mudah retak atau pecah

Pembentukan Kata Berimbuhan 3

meng- (g, h, dan semua huruf vokal (a-i-u-e-o))

               g                               h 
meng- + gusur = menggusur                  meng- + hardik = menghardik
meng- + garap = menggarap                 meng- + hukum = menghukum

         a                            i                         u
meng- + asah = mengasah                meng- + isap = mengisap                meng- + usap = mengusap
meng- + arsir = mengarsir                 meng- + igau= mengigau                meng- + ukir = mengukir


         e                            o                         
meng- + elak = mengelak                meng- + operasi = mengoperasi
meng- + ejek = mengejek               meng- + olah = mengolah               

Pembentukan Kata Berimbuhan 2

men- (c, d, j, z, dan sy)

               c                        d                             j
meng- + caci = mencaci                    meng- + daki = mendaki                       meng- + jadi = menjadi
meng- + coba = mencoba                 meng- + dorong = mendorong              meng- + jual = menjual


                  z                             sy        
meng- + zalim + i = menzalimi               meng- + syukur + i = mensyukuri
meng- + ziarah + i = menziarahi            meng- + syarat + kan = mensyaratkan
meng- + zina + i = menziani                  meng- + syirik + kan = mensyirikkan

Senin, 09 Desember 2013

Kriminal Menodong Kaki-Lah Tetap Berlalu

Do it Yourself - Duit-duitmu sendiri
Kriminal Menodong Kaki-lah Tetap Berlalu
penulis: H. Minarto
dimuat dalam majalah HumOr No. 80
26 Jan - 8 Feb 94

Di Jakarta, berjalan sendirian di malam hari sangat tidak aman. Apalagi bagi wanita. Menurut seorang kenalan yang gemar membaca berita kriminal, tingkat kerawanan di Jakarta dan kota-kota besar lain sudah sangat lucu. Untuk menghindari "risiko-risiko" yang konyol bagi pejalan kaki itu, berikut resep-resep jitu khusus untuk Anda

1. Kalau Anda sendirian, jangan jalan kaki di trotoar. Jalan kakilah di mobil yang sedang berjalan dan banyak penumpangnya

Hindari memakai perhiasan dan pakain yang mudah mengundang kejahatan. misalnya, kalung tengkorak 2. dan pakaian tanpa selembar benang pun.

3. Kalau Anda terpaksa harus jalan sendirian, bawalah foto jawara atau jago tembak dari Texas. Kalau tak punya, ajak saja orang sekampung.

Tak semua wilayah di Jakarta atau kota besar itu menakutkan di waktu malam, buktinya di rumah, Anda 4. aman. Jadi berhentilah bercemas diri.

5. Kalau Anda capek jalan kaki dan perlu naik kendaraan, jangan naik sembarangan kendaraan. Mobil patroli dan ambulan, rasanya bisa dijamin keamanannya.

6. Berpakaianlah compang-camping seperti gelandangan atau orang gila. Siapa sudi nodong walalupun Anda membawa uang dan perhiasan berharga ratusan juta?

Menyamar  sebagai waria atau bencong, juga cara aman bagi pria. Menyamar sebagai tukang pukul de- 7. ngan kumis dan cambang berewokan juga cara aman buat wanita.

8. Belajarlah ilmu menghilangkan diri. Kalau sudah mahir, Anda akan tahu sendiri manfaatnya. Termasuk menghilangkan jejak pada saat ada manipulasi, hi-hi-hi.

Bagaimana bila tempat Anda jalan kaki terasa sepi sekali? Bersyukurlah, karena Anda sendirian dan tak 9. ada yang lain, berarti, penodongan tak akan pernah terjadi.

10. Begitulah, ketakutan akan terjadinya kejahatan seringkali lebih jahat daripada kejahakatan itu sendiri. Jadi jangan terlalu sering menodong diri sendiri

Jumat, 22 November 2013

Contoh Kata Umum


MembawaMelihatHewanMemotong
menjinjingmelirikkucingmenggunting
menentengmenatapkambingmencacah
membopongmengerlingbebekmengiris
memanggulmemelototidombamenyayat
mengepitmenerawanggajahmemenggal
memikulmemandangharimaumenggergaji
menyunggimemicingikanmembelah
mengamatiburungmemangkas
menontonkampretmengerat
menuai
memepat
menyelang
menebang
menjagal

Selasa, 19 November 2013

Putus Cinta Bisa Mati Putus Rokok Gampang Rejeki!

ORKES (Mengorkeskan Olahraga Mengolahragakan Orkes)
Sumber: Majalah HumOr no: 69
11-24 AGT 1993
Halaman: 68-69
Karya: Moch Rivan

di tik dari majalah HumOr koleksi sendiri
dengan beberapa pengurangan nomor 9-11 dan kalimat akhir penulis coz agak gimanaaa gitu.

Putus Cinta Bisa Mati
Putus Rokok Gampang Rejeki!

PUTUS cinta gampang cari ganti. Putus rokok? Setengah mati! Ah, yang bener? Apa bukan: putus cinta patah hati, putus rokok sehat lagi? Bukannya mau menghasut, sebaik-baiknya Anda, pilihlah uangkapan kedua. Soalnya itu persis dengan anjuran di bawah ini.

1
Gantilah kebiasaan merokok dengan kebiasaaan mengunyah makanan ringan, mengunyah permen karet, atau mengunyah daun sirih.

2
Rajin-rajinlah berolahraga, ikut klub jantung sehat. Bersepeda keliling kota sambil menghitung puntung rokok yang berserakan di jalan.

3
Ingat, kebiasaan merokok dapat memperburuk suara Anda dan menutup kesempatan Anda jadi Tarzan

4
Jadi karyawan perusahaan cengkeh, pasti sibuk mengurus stock berton-ton cengkeh di gudang beserta teknik sim sala bim-nya, pasti lupa waktu untuk merokok.

5
Jauhkan diri dari lingkungan asap rokok maupun  warung rokok, caranya: bikin rumah di tengah laut.

6
Boleh-boleh saja beli rokok, tapi jangan beli, pinjam, atau punya korek api.

7
Bekerjalah di pabrik rokok dan pandangi jutaan batang rokok yang menumpuk, biar kenyang sebelum mencobanya.

8
Jangan rugikan diri sendiri, ambil keuntungan dari orang lain, dengan menjadi penjual asbak atau pengusaha rokok yang sukses

9
Walaupun kadar tar dan nikotinnya rendah, tetap saja dapat merugikan kesehatan. Jadi jangan membaca, mendengar, atau melihat iklan rokok. Lihat gambar cewek cakepnya aja!

10
Jika Anda berniat untuk berhenti merokok, laksanakan detik ini juga! Tanpa syarat apa pun! Buang semua asbak, korek api, dan rokoknya ke meja saya!

11
Merokok dapat memperpanjang usia Anda. Tapi jangan lupa, banyak berbuat baik dan menolong orang lain juga!

Nb: Believe it or not, saya juga perokok, lho. Syukurlah, belum berhasil stop sampai hari ini!


12 Kiat Memilih Ketua Parpol

Sumber: Majalah Humor No. 69
11 - 24 Agt 1993
Halaman 40-41

Kongres IV Partai Demokrasi Indonesia ricuh lagi. Kali ini berdarah-darah. Padahal, sebelumnya Pangab Jenderal Feisal Tandjung mengisyaratkan agara Ketua Umum PDI hendaknya "tidak cacat huku". Cacat lain apa lagi-kah yang tak boleh disandang oleh seorang ketua partai? Inilah jawabannya.

1
Seorang ketua umum partai politik, memang tak boleh "cacat hukum". Artinya, apabila ia pernah menjalani hukuman, ia tidak boleh menjadi penderita cacat seperti: hidung penyok, bibir jontor, gigi rontok, kuku jari copot, tangan sengkleh atau kaki pincang akibat kena hajar.

2
Karena itu, "cacat badan" juga tak boleh dimiliki oleh seorang ketua parpol. Misalnya; jika ia memiliki: muka rata, kepala sebesar merica, ada paku di ubun-ubun, anggota badan tidak bisa dikeluarkan di depan umum, berkalung usus, punggung growong, kaki tidak menginjak tanah.

3
Tentu saja, "cacat mental" juga tidak layak bagi Pak Ketua. Misalnya, jika ia punya kebiasaan: menculik, memecat, merecall, mengintimidasi, menduduki ruang sidang, menjebol pintu gerbang, membocorkan jidat, ikut campur urusan kongres partai lain.

4
Karena sudah "satu asa", maka ia juga harus tidak "cacat ideologi". Maksudnya, sejak di dalam kandungan ibunya, ia harus mendapatkan aneka macam imunisasi. Terutama suntikan serum "antimundur".

5
Sebagai calon pemimpin umat, ia juga tidak boleh punya "cacat visi". Maksudnya, selama masa kepemimpinannya, ia harus bisa tampil sesering mungkin di layar televisi, bukan cuma ketika kampanye pemilu saja.

6
Dengan kata lain, ia tidak boleh "cacat pamor". Maksudnya, secara lahir dan batin, duniawi dan akhirati, ia harus tak tercela. Ia harus seorang pemimpin yang "layak masuk surga" -- baik di dunia maupun di akhirat.

7
Karena akan dijadikan sebagai figur teladan, ia pun tidak boleh "cacat amor". Artinya, cinta pertama dan terakhir-nya harus semata-mata ditujukan kepada jabatannya saja

8
Sebagai makhluk sosial, ia juga tidak boleh memiliki "cacat humor". Maksudnya, ia tak boleh lalai membaca majalah HumOr

9
"Cacat mimpi" pun ia dilarang. Artinya, ia tidak boleh bermimpi yang bukan-bukan. Misalnya, bermimpi menjadi orang cacat, atau menganiaya orang cacat.

10
"Cacat hitung"? Benar. Ia sama sekali tidak boleh salah hitung. Misalnya,  "50" dihitung sebagai "Petisi 50", "17" dihitung sebagai "Kelompok 17". Bahkan, "lima tahun" malah disangka "seumur hidup".

11
Mengapa pemimpin parpol juga dilarang memiliki "cacat modal"? Karena, "dengkul" tak boleh dijadikan sebagai "modal", dan "kongres" pantang dijadikan sebagai pentas "restu".

12
Tapi, kalai dipikir lebih mendalam, sesungguhnay, seorang pemimpin politik justru tidak boleh "tanpa cacat" samasekali. Sebab, jika ada susu sebelanga, siapa yang akan meneteskan nila setitik...?

ditik ulang dari majalah koleksi sendiri
beli di toko majalah bekas...

Kamis, 14 November 2013

Contoh Alur Naskah Drama : Perpisahan Sekolah

Ruli mengobrol dengan ibunya membicarakan tentang kelanjutan sekolahnya usai lulus dari SMP.
Sang ibu menyatakan ketidaksanggupannya untuk membiayai.
(Isi obrolan : 1. tentang ayahnya yang meninggal kecelakaan tertabrak kereta api ketika sedang memulung sampah // 2. tentang cita-cita Ruli // 3. tentang pekerjaan ibunya selepas ayah meninggal // 4. tentang adik Ruli yang harus dirawat karena sakit TBC)
                                                                               Ruli setuju untuk tidak melanjutkan sekolah
Ganti Setting

Amir dan Hasan sedang berdiskusi tentang sekolah lanjutan yang akan mereka tuju usai lulus SMP.
(Isi obrolan: 1. kriteria sekolah pavorit. // 2. jurusan yang akan diambil ketika SMA.)

Ruli datang, disambut dengan riang oleh teman-temannya (Amir dan Hasan)
mereka menanyakan tentang sekolah yang akan dituju oleh Ruli. Lalu Ruli menjelaskan bahwa dia tidak sekolah.
dia akan membantu ibunya merawat adiknya, dia akan membantu ibunya mencari rezeki
Amir dan Hasan tampak sedih. namun mereka memberikan motivasi pada Amir

Ganti Setting

Ibu Ruli tampak memulung sampah. lalu dia menemukan sebuah tas berisi uang.
terbayang anak-anaknya di rumah (bersoliloqui)
setting panggung.... ibu di tengah (termenung) Sosok Ruli sebelah kanan meminta ibunya untuk dapat menyekolahkan dirinya... lalu muncul sosok Adik Ruli yang merintih-rintih kesakitan memegangi dadanya dan terbatuk-batuk... (sosok Ruli dan adiknya hilang)

Sang Ibu menghitung uang yang ada di tas tersebut (bersoliloque: apakah akan diambil atau dilaporkan ke polisi). Dia mencari-cari kantong tas, dan menemukan beberapa lembar kertas. Dia baca satu per satu... akhirnya ditemukanlah sebuah nama dan sebuah nomor telepon.

kebetulan seorang anak muda lewat, ibu memohon untuk dapat meminjam hape anak muda tersebut. akhirnya diperbolehkan. ibu menelpon menceritakan tas temuannya. janjian. terima kasih pada anak muda... keluar.

Ganti Setting

Ruli tampak memberikan minum pada adiknya yang duduk terpekur di kursi.
Ruli memberikan semangat pada adiknya bahwa ia pasti akan sembuh.
Ruli juga bercerita bahwa ia akan cari uang untuk dapat melanjutkan sekolahnya.

Hasan dan Amir datang tergopoh-gopoh...
mengabari kalau ibu Ruli kecelakan dan sekarang di rumah sakit  mereka diminta untuk menyusul ke rumah sakit.

Ganti Setting

Ruli memeluk adiknya yang menangis
Di sekitar mereka ada Hasan dan Amir.
Ruli soliloque tentang kematian ibunya.

Seorang ibu datang...
Hasan menyambutnya dan mencium tangan ibu itu...
Dia memperkenalkan diri pada Ruli sebagai orang tua Hasan
Sang ibu berkata: "Ruli, mulai sekarang, kalian tinggal sama Amir ya... di rumah Amir."
kemudian ibu Hasan cerita kalau ibunya amir menemukan tas ibu Hasan yang terjatuh.
padahal ada uang perusahaan di tas itu.
Ibu Hasan bisa dipenjara kalau kehilangan uang tersebut.
Ibu Hasan cerita sudah berembug pada keluarga besar. untuk mengadopsi Amir dan Adiknya
Hasan terlihat bahagia. Amir menyalami Ruli.
Ruli berdiri: Saya akan sekolah lagi Bu? Adik Saya akan sembuh bu...?
Ibu Hasan menganggung Mantap.
mereka meninggalkan panggung.

selesai

Naskah drama perpisahan sekolah, drama perpisahan sekolah, perpisahan sekolah, teater perpisahan, naskah drama kelulusan sekolah

Minggu, 10 November 2013

Pembentukan Kata Berimbuhan 1

Kata berimbuhan dibentuk dari kata mendapat tambahan imbuhan

berikut adalah pembentukannya

me- (m, l, n, r, w, y, ny, ng)


           l                    n                             r
meng- + larang = melarang         meng- + nukil = menukil                      meng- + rusak = merusak
meng- + lahap = melahap           meng- + nujum = menujum                  meng- + robek = merobek

         w                       y                           ny
meng- + wujud = mewujud           meng- +  yakin + i = meyakini                meng-+ nyanyi = menyanyi        
meng- + wiru = mewiru                                                                              meng- + nyala = menyala

        ng                         m                                          
meng- + ngebut = mengebut       meng- + makan = memakan
meng- + ngiang = mengiang        meng- + masak =  memasak


 CATATAN: Di atas diambil yang hanya menghasilkan awalan saja.  Jika hasilnya berupa konfiks (awalan...akhiran) banyak. Misalnya,
meng- + masuk + kan = memasukkan
meng- + mundur + kan = memundurkan
dll



mem- (b, f, p, v)
b
meng- + buka = membuka
meng- + bakar = membakar
                                                                                     f
                                                                                     meng- + fitnah = memfitnah
                                                                                     meng- + fondasi = memfondasi
p
meng- + pukul = mem(p)ukul menjadi memukul
meng- + pakai = mem(p)akai menjadi memakai
                                                                                     v
                                                                                     meng- + veto = memveto
                                                                                     meng- + vaksinasi = memvaksinasi


Asalnya dari Dewa-dewa 3



oleh: Hari Untung Maulana

Ternyata, banyak juga kata-kata yang berasal dari mitologi Romawi.
Setelah kemarin-kemarin membahas mitologi Yunani, sekarang kita akan berangkat ke kerajaan Romawi

Vulkan
Tentu tahu akan mengarah kemana? Yup, Vulkano atau Vulkanologi, atau Vulkanik.

Dewa Vulkan dalam mitologi Romawi adalah Dewa Api dan Gunung Merapi.... Pada perkembangannya dewa ini juga terkenal sebagai  Pandai Besi.
Dewa Vulkan bertugas menempa senjata-senjata para Dewa.

Cupid
Biasanya digambarkan sebagai anak kecil imut bersayap dengan panah berbentuk hati berwaran merah jambu.... Hadeeeehhh.
enggak gitu juga sih... itu mah gambaran dari hollywood dalam karakter kartun.
Dalam mitologi Yunani, cupid disamakan sebagai Dewa Eros atau Amor
Dewa cinta. memiliki 2 macam anak panah.
Anak panah yang berwarna emas menjadikan manusa yang terkena akan saling jatuh cinta.
Anak panah yang berwarna tembaga menjadikan manusia yang terkena akan selesai masa kecintaannya.

Pluto
Dalam mitologi Romawi, Pluto adalah dewa penguasa bawah tanah.
Disamakan dengan Hades dalam mitologi Yunani.
Planet Pluto dinamakan seperti dewa ini, kemungkinan karena Planet ini dianggap paling dingin dan paling gelap (jauh dari matahari).
juga paling misterius.


Sabtu, 09 November 2013

Imbuhan meng-

Waktu itu saya sedang mengikuti pelatihan kurikulum 2013
di sebuah hotel di kawasan labuan Pandeglang seberang pantai.
Pas hari terakhir, ada sesi microteaching
kebetulan ada guru yang tema microteaching-nya adalah imbuhan
dan menyebut imbuhan "me(nasal)"

Terakhir saya dengar istilah imbuhan me(nasal) tuh waktu SD.

kemudian karena diberi kesempatan untuk menyampaikan evaluasi...
ya saya sampaikan, kalau imbuhan me(nasal) itu tidak ada

                                                                                               JLEGERRRRR!!! langsung rame kelasnya...

Saya menjelaskan, kalau di KBBI tidak dikenal imbuhan me(nasal)
bahkan imbuhan me- pun tidak ada...

enggak percaya? silakan ambil KBBI keluaran pusat bahasa
cari di lema me- atau mem- atau men- atau meny-
pasti nanti Bapak/Ibu akan diarahkan ke imbuhan meng-
Eeeehhh.... mereka enggak terima

Bahkan ada seorang bapak yang maju dan menuliskan besar-besar di papan tulis
                                   me(N)

Kemudian beliau berkata.... Ini lho imbuhan menasal
dan disambut pekikan kemenangan oleh guru-guru yang lain....

saya diam saja...
secara getho lho... saya 33... yang lainnya umurnya 40 tahun ke atas

ada sih yang di bawah saya... tapi mereka malah bingung sendiri... (berharap mereka membuka kamus seperti yang saya sarankan)

Jadi Bapak-Bapak/Ibu-Ibu pembaca blog saya, terutama para guru bahasa Indonesia
harapan saya adalah... kita mencari referensi terbaru jangan ketika waktu zaman SPG dulu diapakai.

KBBI yang dikeluarkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa sampai saat ini sudah sampai pada edisi ke-4. Sebagai guru bahasa Indonesia, tentu KBBI seharusnya menjadi semacam "Kitab Suci".
Maksudnya adalah... selalu menjadi rujukan dalam hal kebahasaan.

Silakan Bapak/Ibu mengunjungi KBBI daring dan ketikkan di sana mem-, atau men-, atau meny- pasti akan diarahkan untuk melihat imbuhan meng-


Jadi, secara umum khusus, imbuhan meng- adalah induk atau asal dari imbuhan berawalan 'm' yang lain.

Cara menjelaskan ke siswa

meng- + kata berawalan (m, l, n, r, w, dan y) menjadi me-
meng- + kata berawalan (b, f, p, v, ny, dan ng) menjadi mem-
meng- + kata berawalan (c, d, j, t, z, dan sy) menjadi men-
meng- + kata berawalan (a, e, g, h, i, k, o, u, dan x) menjadi meng-
meng- + kata berawalan 's' menjadi meny-
meng- + kata yang terdiri atas 1 suku kata menjadi menge-

Baca juga contoh-contoh pembentukan kata berimbuhan....


Pelajaran Musikalisasi Puisi

Kemarin (Rabu, 6 November 2013) saya mau ngajar tentang musikalisasi puisi.
biasa lah, sebelum mengajar saya membaca dahulu buku paket bahasa Indonesia yang dipakai di kelas saya.
betapa kagetnya saya ketika membaca materi  musikalisasi puisi yang ada di buku tersebut.

Saya tulis sekilas kata pengantarnya ya...

Apakah kamu permah mendengarkan musikalisasi puisi? Bagimanakan kesanmu terhadap penampilan musikalisasi puisi? Musikalisasi puisi adalah kegiatan mengiringi pembacaan puisi dengan seperangkat alat musik. Musikalisasi puisi dst...dst...dst...

Tidak selesai di situ... pembahasan tentang musikalisasi puisi pun berkutat pada memilihih puisi yang sesuai (oke deh gapapa). lalu, memilih alat musik yang tepat.... (mulai nih)

Jadi, menurut buku tersebut, jika kita membacakan puisi yang syahdu maka alat musiknya harus yang itu... terus kalau pembacaan puisi kita kritik sosial, maka alat musiknya yang ini.

Hallllooooowwwww... Mbak dan Mas penulis buku paket Bahasa Indonesia kelas 3 SMP....??

Kayaknya perlu nge-klik di google tentang musikalisasi puisi deh...
cari aja musikalisasi puisi mp3.
karena memang banyak kok, mp3 musikalisasi puisi yang bisa diunduh dari internet.
bagus-bagus lagi...

Sebetulnya, ketika kita mengajarkan musikalisasi puisi, enggak perlu banyak ceramah. yang penting contoh... syukur-syukur kalau Bapak/Ibu guru bisa memberikan contoh karya sendiri... wuih makin berkesan aja pembelajarannya. Tapi kalau tidak bisa ya gapapa... ambil aja di internet.

Yang paling penting ketika mengajarkan musikalisasi puisi

BAGI KELOMPOK YANG ADIL
Musikalisasi puisi tuh tugas praktik per kelompok. Nah, ketika membagi kelompok, Guru harus menunjuk terlebih dahulu para ketua kelompok. Mereka adalah siswa-siswa yang memiliki talenta dalam musik -bisa nyanyi, bisa alat musik, jiwa seni tinggi-. Kalau diundi, takutnya anak-anak demikian malah terkumpul jadi satu. atau malah ada kelompok yang saintic semua..... jadi enggak ada yang ngarahin and jadi leader.

LIRIK DARI SASTRAWAN TERKENAL BUKAN BUATAN SENDIRI
Kenapa tidak boleh buatan sendiri?
Uniknya musikalisasi puisi adalah kita harus membuat lagu dari lirik yang sudah ada...
                        TIDAK BOLEH ADA PENGURANGAN KATA atau PENAMBAHAN KATA
Jika puisi bikinan sendiri... maka besar kemungkinan jika ketukan lagunya enggak pas, maka si penulis bisa mengubah (mengganti, menghilangkan, menambahkan) katanya sehingga pas jatuh ketukannya...
Di situlah tantangannya,
untuk siswa SMP sih wajarlah kalau ada nada atau lirik yang keseret-seret.

NADA LAGU HARUS CIPTAAN SENDIRI BUKAN AMBIL DARI LAGU YANG SUDAH ADA APALAGI DARI LAGU TERKENAL
Jangan dimulai plagiat
Jangan dibiarkan plagiat
Guru harus memberikan penghargaan,
walau nada yang ketemu sangat sederhana (atau bahkan jadi aneh) gapapa... yang penting buatan sendiri.
walau nada yang ketemu gak nyambung antar baris... gapapa... yang penting enggak plagiat

BERI BATAS WAKTU
Kalau enggak dikasih batas waktu, bisa-bisa enggak selesai...
enggak puas... ganti puisi lagi... ganti nada lagi...
enggak puas lagi... ganti lagi... ganti lagi...

ALAT MUSIK
Kalau ada alat musik konvensional (gitar, organ, biola, dll) bagus
kalau enggak ada, atau anggota enggak bisa pakai alat musik... 
ya bikin yang enggak konvensional
galon air, panci emak, kecrekan tutup botol, sapu lidi, sempoa untuk kursus punya adik.... apaan aja
saya pernah pakai botol kaca minuman energi yang diisi dengan air... ada yang diisi penuh, setengahnya, sedikit aja, dan yang enggak diisi.... bisa menimbulkan nada yang berbeda lho.

Jadi, Bapak/Ibu guru... Musikalisasi Puisi tuh bukan ngebacain puisi terus diiringi musik
tapi menciptakan musik (lagu) dari lirik puisi yang ada
musikal mendapat imbuhan isasi artinya proses menjadi musik
puisi... tahulah
jadi musikalisasi puisi adalah proses menjadikan sebuah puisi menjadi musik...


Minggu, 27 Oktober 2013

Ilmu Ketahuan 1 - Sambil Menelepon Goyang Watak

Sambil Menelepon Goyang Watak
Naskah: DMS (Dari berbagai gardu telepon)
Sumber: Majalah Humor No 80 26 Jan-8 Feb 94 hlm:18-19

Banyak gaya waktu orang menelepon. ada yang berdiri, duduk, tiduran, cengar-cengir, goyang kaki, bahkan sambil manyun. Semua mengandung arti. Kalau para eksekutif mengenal body language, maka Anda juga berhak mengenal "Bahasa Gaya Orang Menelpon".

Menelepon sambil makan, menunjukkan ia tak ambil peduli ketika. Seenaknya, mau menang sendiri, egois, manja, dan minta diperhatikan. Tak peduli aturan main etika, kesannya: menganggap enteng orang lain (padahal etika si penelepon juga perlu dipertanyakan: tega-teganya, orang lagi makan kok ditelepon). Meski begitu ia punya sikap positif: pandai menghargai waktu. Jalan keluarnya: jangan makan gagang telepon

Menelepon dengan cara menjepit gagang telepon di antara telinga dan bahu, menunjukkan ia seorang peragu. Sulit mengambil keputusan. Sulit untuk berkata ya atau tidak. Jalan keluarnya: kursus manajemen jurusan ya. Praktek lapangan jurusan tidak.

Menelepon dengan cara memutar/memencet nomor telepon dengan pensil (bukan dengan tongkat atau linggis), menunjukkan ia suka berlagak sok sibuk. Padahal kesibukannya biasa-biasa saja. Ia merasa dikejar-kejar waktu dan merasa penting. Pembawaannya gelisah dan suka menonjolkan diri jika bicara. Jalan keluarnya: wajar-wajar aja, jangan ge-er

Menelepon dengan menempelkan gagang telepon hingga lengket ke telinga, menunjukkan ia seorang yang hati-hati dalam mengambil keputusan. Jarang mengalami kegagalan dalam bertindak, sebab setiap tingkah lakunya selalu dipertimbangkan baik-baik. Jalan keluarnya: lewat pintu

Menelepon sambil memain-mainkan kabel, menunjukkan ia tipe spontan, agresif, dan tahan lama. Artinya, kalau bicara tak mau sebentar. Ia tak akan puas sebelum menumpahkan isi hatinya hingga titik "masalah" yang penghabisan. Jalan keluarnya: kawin dengan orang yang bernama Titik.

Menelepon sambil corat-coret kertas, menunjukkan ia tipe orang yang hangat, periang dan optimistis. Ia bisa masuk ke dalam masalah yang intens, karena orang yang diajak bicara serasa di depannya. Fantasinya positif dan kaya. Jalan keluarnya: jadi dukun.

Menelepon sambil berdiri, menunjukkan ia tak suka banyak bicara. Kalau bicara, seperlunya saja. Kadang, terkesan buru-buru. Orang bergaya semacam ini, pada saat melakukan kontak bisnis, lebih suka bila dilakukan secara langsung. Tatap muka. Ia selalu khawatir pribadinya diketahui orang banyak. Maklum, dia memang tipe orang yang tertutup. Jalan keluarnya: buka saja.

Menelepon sambil goyang kaki, menunjukkan ia tipe orang cerdas. apalagi kalau pakai goyang pinggul. Goyang lidah, goyang Karawang, dan lain-lain. Bila ia sedang bernegosiasi, maka ia akan melakukan "sergapan yang tangkas dan sistematis. Jalan keluranya: jadi penyanyi dangdut

Menelepon sambil baring-baring, menunjukkan ia orang yang santai. Tenang dan berkesan ndableg. Prinsip hidupnya, ada hari ada rezeki. Kalau sekarang utang banyak, soal bayar masa bodoh, urusan anak cucu. Jalan keluarnya: manyun saja, sesukses-suksesnya.

Menelepon sambil tidur, menunjukkan ia tipe orang sarap. Tidak bisa membedakan mimpi dan kenyataan. Tapi idenya kaya, aneh-aneh pula. Kalau dikumpulkan, dijamin belum tentu tidak berguna. Kalau dibuang, sungguh sayang disayang, bisa-bisa ide disambar orang. Jalan keluar: sambar jemuran!

# ditik ulang dari majalah humor koleksi pribadi

Sabtu, 26 Oktober 2013

Kredit Rumah Tanpa Macet

Do it Yourself - Duit-duitmu sendiri
Kredit Rumah Tanpa Macet
Naskah tulisan: Dar MS
Sumber: Majalah Humor 28 Juli-10 Agt 93 hal: 76-77

Kredit rumah macet memang kurang populer. Tapi semacet-macetnya kredit macet masih lebih populer pemandangan jalan macet di Jakarta. Bertolak dari semboyan, "di atas macet masih ada macet", mari kita sukseskan kemacetan itu sekredit-kreditnya. Berikut cara-cara jitu menghindari kemacetan kredit rumah.

1. Anda harus punya simpanan uang di bank (baik dalam bentuk deposito, tabungan maupun giro) minimal cukup untuk tujuh turunan. Kredit rumah Anda, dijamin aman.

2. Kalau Anda tidak punya dana sejumlah itu, tak perlu khawatir. selama Anda punya saudara, kerabat, atau koneksi yang kuayaaa buanget, pasti semuanya bisa slamet

3. Ada kalanya muncul problem begini: Anda pengin sekali punya rumah tapi duit tak punya sama sekali, bagaimana cara keluar dari masalah ini?
Lewat pintu

4. Duit punya tapi tidak ada keinginan kredit rumah, apa yang harus dilakukan?
Kenapa menyusahkan diri sendiri? tidur kek, makan di restoran kek, suka-suka ente aja!

5. Oke. Duit punya, keinginan kredit menggebu, tapi rumahnya enggak ada, ayo... apa dong yang musti dilakukan.
repot amat, kredit bank saja buat tempat tinggal.

6. Rumah nggak ada, uang nggak ada, Anda nggak ada, kemacetan juga enggak ada, apa yang harus dilakukan?
Ceriwis ah, nggak mutu!

7. Harga rumah turun, duit Anda buanyaaaak sekali tapi Anda nggak berminat kredit rumah. Lalu mau apa sebenarnya, Anda?
Beli martabat, cash.

8. Macet. Duit macet, kredit macet, rumah macet, Anda macet, lalu apanya yang lancar?
Ya, kemacetannya, Dul!

9. Kredit bingung, rumah penuh duit, Anda penuh macet, bank penuh koneksi, apa yang sebenarnya terjadi?
Lagi... masyarakat jadi korban

# ditik ulang dari majalah humor koleksi pribadi

Rabu, 23 Oktober 2013

Latihan Teater

Latihan Teater
Oleh: Hari Untung Maulana



Selain pentasnya, latihan juga kegiatan yang menyenangkan luuuooocchhh...
banyak pelajaran dari proses latihan
kedisiplinan
kekompakan
akting
bersedia menerima pendapat
berani mencoba
berani berpendapat
                                          pokoe banyak duech


Casting
Begitu sutradara sudah memantapkan hati untuk menggarap sebuah naskah.
sutradara akan melaksanakan casting
semua anggota teater berhak ikut.

bahkan untuk teater besar yang melibatkan artis-artis papan atas ibukota
casting tetap dilakukan. ada juga sih yang ditunjuk langsung oleh sutradara.

Satu per satu peserta casting dilihat kemampuannya oleh sutradara.
diberi kutipan dialog dan diminta untuk mengucapkan dialog tersebut.

seorang peserta casting harus mampu menerjemahkan dan menjiwai karakter yang akan dicobanya.

Jika karakternya nenek-nenek, ya pas casting harus berperan seperti nenek-nenek
mulai dari suaranya, gesturenya, bahkan cara berjalan dan kelembutannya.

Jika karakternya Preman pasar, ya walaupun aslinya dia hatinya lembut...
tetep harus sangar and beringas ketika berdialog....

Ketika casting, seorang peserta mungkin saja diminta untuk mencoba berbagai karakter.
Niatnya sih mau jadi putri Cederalara apa daya ternyata karakternya lebih cocok jadi nenek cihir.
Sutradara pengin banget kamu enggak jadi putri malah jadi nenek....
silakan pilih... mau diambil peran nenek atau memberikan peran itu pada orang lain
kesempatan belum tentu datang dua kali lho...

jika sudah selesai casting... ya tinggal berdoa semoga lulus casting

Reading 
Mereka yang sudah sujud syukur karena lulus casting
Mereka yang sudah traktir-traktir temen karena sudah dianggap jago acting
Mereka yang sudah nelpon ortunya bilang "Ayah, anakmu sudah jadi orang". karena diajak main teater........................... enggak segitunya kalee

Mereka langsung memasuki tahap reading
Sutradara akan memberikan naskah utuh-utuhan.
                      dari Prolog sampai epilog
                      dari halaman satu sampai halaman delapan puluh sembilan

Aktor harus bisa membaca dan menghafal dialognya sendiri...
sembari tentunya menghafal dialog lawan mainnya eh maksudnya teman mainnya...

                                                                              kenapa aktor juga menghafal dialog teman main?

Lho iya nho... kita kan harus tahu kapan kita harus bicara.
Jadi kita harus paham clue (benergaktulisannya) atau kata-kata akhir dari dialog teman main.

Banyak naskah yang tidak mencantumkan kramagung..........................Kramagung???!!
Itu lho, kalimat lakuan yang terdapat di dalam kurung yang biasanya ada di depan dialog...

Hroen20: (Mematut-matut diri di depan cermin) Kok enggak ada yang percaya kalau saya ganteng
                ya? 

Jika di naskah tidak ada kramagung, maka pemain harus mampu menerjemahkan apa yang harus dilakukan tokoh. caranya ya dengan memperhatikan interaksi tokoh dengan lingkungan sekitarnya dan dialog tokoh tersebut.

Proses reading bisa berlangsung selama satu bulan.

Proses reading dalam teater tidak monoton lho...

Bentuk latihan reading yang pernah saya lakukan, seingetnya ya...
  1. Membaca sembari kerja bakti. ada yang ngepel, ada yang ngelap kaca, ada yang nyapu... Aula gedung FKIP.
  2. Jarak antar pemain 10 meter. yang satu di sini, yang satu di situ. yang satu di sana. yang satu di suana.
  3. Sembari olah vokal. kita dialog sambil menirukan gerakan rukuk dalam shalat 20 menit. terus  menekan perut dengan tangan (20 menit), terus tiduran tertelungkup (20 menitan), terus duduk sambil kakinya ditekuk di depan dada (20)..... dan itu semua harus dilakukan dengan penguapan dialog yang keras dan jelas.
  4. Sembari lari-lari kecil keliling tempat parkir
  5. Kita sih belum pernah latihan di pantai atau di gunung... Lha jauh kok.
 Ketika semua pemain sudah hafal seluruh naskah, termasuk tanda-tanda kapan harus berdialog
fase berikutnya adalah lepas naskah... enggak tahu istilahnya apa


Lepas Naskah

Kalau sudah di tahap ini...
pemain sudah berlatih dengan menggunakan setting...
pemain sudah berlatih dengan mengenakan kostum...
bahkan beberapa latihan sudah melibatkan pemusik dan lampu.

kenapa sudah pakai kostum dan setting?
untuk membiasakan diri
Coba, gimana kalau kostum yang harus dipakai itu, beratnya sampai berkilo-kilo...
                                             kalau kita tahunya pas pentas... apa enggak ngap tuh...??

setting ya harus dicoba... nanti duduk dii kursi... kursinya ada 4 ... tempatnya disitu ya....
Jangan sampai, kita latihannya lesehan... lha tahunya pas pentas ada kursi...
kita tahunya kursinya ada 4... pas latihan bebas duduk dimana saja...
lha kok tahunya kursinya cuma ada atu.

fase lepas naskah ini... biasanya sebulan menjelang pementasan.

 Latihan Utuh
Dua hari menjelang pementasan, para pendukung melaksanakan latihan utuh.
biasanya sudah dilaksanakn di tempat pementasa yang mulai tampak settingan dasarnya.
hampir mirip dengan pementasan sesungguhnya cuma tinggal penontonnya aja yang enggak ada.
                  kadang ada juga sih yang nonton... temen-temen sendiri.

Buat calon guru bahasa Indonesia.... menurut saya wajib ikut UKM Teater.... manfaat banget lho untuk di kelas. karena banyak materi tentang teater... masak gurunya enggak bisa main teater, mau ngajarin siswa berteater... menurut saya akan sulit.

Selasa, 22 Oktober 2013

1. Bahasa Indonesia Terpadu : Pendidikan Agama Islam

KALIMAT LANGSUNG TAK LANGSUNG
Ubahlah kalimat langsung di bawah ini menjadi kalimat tidak langsung
         a. Ayah membaca Alquran
         b. Kakak mengajak adik shalat di masjid
         c. Ibu menghidangkan ta'jil untuk berbuka puasa
        d. Rasulullah memerintahkan umat Islam untuk saling tolong menolong
         e. Allah mengutus Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu kepada Muhammad.

PERIBAHASA
a. Hasan dan Amir berkelahi, teman-temannya meminta mereka untuk Istighfar. Namun, mereka tetap berkelahi. Akhirnya, Hasan dan Amir terluka. selain itu, mereka juga dipanggil oleh Kepala Sekolah.

Narasi di atas sesuai dengan peribahasa ...
A. Besar pasak daripada tiang
B. Menang jadi arang kalah jadi abu
C. Air beriak tanda tak dalam
D. Sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga


PUISI
Pilihkan puisi bertema religius islami sebagai contoh puisi atau sebagai sarana analisis puisi


CERPEN
Pilihkan cerpen bertema religius islami sebagai contoh cerpen atau sebagai sarana analisis unsur intrinsik ekstrinsik cerpen

MUSIKALISASI PUISI
Gunakan puisi-puisi karya Taufik Ismail, Emha Ainun Najib, atau KH Mustofa Bisri

WAWANCARA
Pilihkan objek wawancara yang bersifat religius: penjaga masjid, pembaca doa di makam, penulis novel Islami, penghafal Alquran, penjagal hewan Islami, pengajar madrasah, anggota MUI atau organisasi Islam yang lain, dll.

MENGOMENTARI ARTIKEL
Pilihkan artikel tentang Agama Islam.


10 Unsur Pementasan Teater: (10) Panitia

Panitia
Tulisan: Hari Untung Maulana


Kalau diteori-teori yang lain... kepanitiaan mungkin tidak dimasukkan dalam materi pendukung pementasan teater. tapi... saya kok merasa panitia tuh gak kalah penting ya??


Menyusun proposal
Mengurus perizinan pergelaran
Peminjaman tempat
Mencari dana tambahan
Pasang-pasang spanduk dan poster atau pamflet
Njagain ruang tiket
Bikin undangan buat anak-anak teater lain
Bongkar pasang setting panggung
Menyediakan segala yang dibutuhkan oleh pendukung pementasan yang lain...
nggotong-nggotong alat musik, lampu-lampu,

dan lain lain, dan sebagainya, dan seterusnya


Waaaahhh.... penting banget kan tuh.
bahkan mereka tuh pada akhirnya juga enggak tampak di permukaan

Kalau kepanitiaan berjalan lancar tanpa melibatkan unsur pendukung yang lain
insya Allah semua tenang dan fokus.



10 Unsur Pementasan Teater: (9) Penonton

Penonton
Tulisan: Hari Untung Maulana

Sutradara sudah brol-brolan...
Pemain sudah gembrobyos...
Lampu ngentar-ngentar...
Make up demplon banget
Kostum... wuih... mentereng
Penonton enggak ada yang datang............. GUBRAK!!

Penonton jadi unsur pementasan teater yang juga penting...
berhasil tidaknya sebuah pementasan... berdasarkan dari tingkat kepuasan penontonnya
sukses tidaknya sebuah pementasan... berdasarkan dari banyak tidaknya penonton yang minta uangnya dikembalikan...         RUSSSSSUUUUUHHHHHH!!!!!! huft!

                    BAHKAN...... ada tidaknya penonton, jadi tolak ukur sebuah pementasan jadi dilaksanakan apa tidak... Lha gimana? tiket 200 lembar enggak ada satu pun yang beli.

Penonton juga bisa dilibatkan dalam bagian evaluasi.

Ketika pementasan selesai dilaksanakan. Jangan langsung penontonnya disuruh pulang... hush...hush....hush...

                                          tapi, diajak diskusi....

Sutradara keluar
              pemain keluar
                             penata-penata keluar
                                               penonton masuk

semua ngumpul di panggung... bersila... snacknya dikeluarin... kopinya di keluarin.... diskusi.. mungkin ada masukan atau apa gitu.

Jika diskusi berjalan lancar... maka Insya Allah pertunjukan berikutnya, akan semakin baik....



Senin, 14 Oktober 2013

10 Unsur Pementasan Teater: (8) Penata Cahaya atao Lampu

Penata Cahaya atao Lampu
Tulisan: Hari Untung Maulana

Panggung Membentang
Lampu Berkilatan
Cleret....
                       cleret....
                                                      cleret...
Mak ByaAaaaAAArrrr...

Merahhhhhhh........... Byaaaaarrrr
                                                                  Biiirrrruuuuuu...... Byaaaaaaarrrrr

Pentas teater kalau enggak pake lampu..... Aaaapa itu!!!??? Gelap donk...
                                                                                                           malah pada tabrakan nanti

Adegan perang.....
lampu merah menyala bergantian dengan lampu biru
berganti secara cepat..... makin lama lampu kuning makin benderang....
Para tokoh makin belingsatan.... BYAAAARRR.... Nyala semua... Dan langsung PET... mati seketika

Pelan-pelan.... sedikit demi sedikit.... lampu biru menyala....
awalnya sangat redup.... suara tangisan membahana....
lampu biru menyeruak fokus pada dua sosok di panggung...

Sang permaisuri.... meratapi mayat sang raja yang kalah perang...
tangisannya sendu menyayat kalbu...

lampu biru hanya menerangi dua sosok itu..... sepi... sedih...

ceile...


Mengetahui pentingnya lampu sebagai sarana memperkuat karakter.... seorang sutradara tidak asal
pilih penata lampu...
dia harus orang yang bisa menerjemahkan suasana dalam cahaya-cahaya....
dia harus orang yang bisa menerjemahkan pikiran tokoh dalam sinar-sinar

penata lampu... harus orang yang hatinya lembut, yang menerjemahkan semua dialog dengan seberkas cahaya.

Awal setelah dipilih menjadi seorang penata lampu,
biasanya dia akan mengikuti latihan ketika para pemain sudah memasuki fase acting.

Pada fase ini, seorang penata lampu sudah paham, dimana kira-kira para pemain akan berdiri, duduk, atau beraktivitas yang membutuhkan penguatan cahaya.

Ruang kerja penata lampu biasanya ada di depan panggung... bisa sejajar ataupun nangkring di atas.
kalau kamu nonton teater di sebuah gedung pertunjukan dan melihat di depan  panggung ada sebuah ruangan... nah bisa jadi itu adalah ruang kerja sang penata lampu.

Nah, kalau kamu melihat di kanan kiri panggung ada ruangan dengan gambar simbol pria dan wanita... berarti itu namanya toilet.

Ruang kerja di depan panggung dan di bagian atas... memudahkan penata lampu melihat keseluruhan permainan. dia akan fokus pada setiap adegan...

Seorang penata lampu harus bisa menggunakan media lain sebagai penerang...
kadang diperlukan obor, lampu sentir, petromak, senter, bahkan lilin.

Satu hal yang paling ditakuti penata lampu...
mati listrik....

Jiaaaahhh........ kalau mati listrik mah, semua unsur pementasan juga takut...






Selasa, 01 Oktober 2013

10 Unsur Pementasan Teater: (7) Tokoh or Wayang

Pemain or Wayang
Tulisan: Hari Untung Maulana

Ketika saya membuat tulisan yang ke-6
Saya  baru ingat... ada yang terlupa...
tak pikir-pikir lagi....
Lha kok cuma 9 ya?
Apaaaa gitu yang kelewat...
Lha kok ternyata... malah inti dari teater itu sendiri....
                                                                                                ........... PARA PEMAIN.

Sumpah Suer Potong Leher... enggak sengaja lupanya.

Seharusnya pemain tuh ada diurutan ke-3 setelah sutradara...
ada naskah, ada sutradara, nah selanjutnya sutradara milih tokoh..... getho lho maksudnya...

ya udah, enggak usah dirasan nemen-nemen (dirasa banget-banget) kita lanjut okeh..

Kadang, sutradara  sudah punya gambaran siapa saja yang akan diajak main...
itu karena, ketika membaca naskah.... sutradara tuh sudah berpikir..."Kayaknya si Harun cocok nih".

tapi ada juga sutradara yang secara terbuka mengadakan program casting.

calon pemain tuh harus ikut casting atau diajak sutradara....
     Kalau Anda casting aja enggak ikut.... terus enggak juga diajak sutradara untuk main.... apalagi ternyata enggak ikut teater..... lha kok ndilalah ya enggak suka teater.... Berarti Anda jangan mengharapkan jadi pemain....

Seorang pemain teater tuh harus orang yang siap diarahkan.... sutradara punya imajinasinya sendiri...
----lha kalau enggak mau diarahkan sutradara... terus gimana???

Seorang pemain teater harus mau membaca dan menghafal naskah drama yang sebegitu tuebelnya...
----kalau enggak hafal.... apa mau bikin dialog sendiri di pentas... bubrah semua nanti....

seorang pemain teater harus menyediakan waktu yang cukup untuk latihan
----pemainnya ada lima.... rupa-rupa warnanya... merah kuning kelabu hijau muda dan biru..... Lha terus si hijau jarang ikut latihan... empat yang lain ya bingung... apalagi kalau si hijau banyak dialog dengan tokoh yang lain... kalau sudah enggak bisa diatur... ya di dor saja.

Seorang pemain teater harus orang yang sabar...
----kadang sutradara suka berubah-ubah arahannya... sabar.
----kadang temen mainnya enggak datang.... sabar
----kadang mesti latihan sampai dini hari.... sabar
----latihan 3 bulan pentas 2 jam enggak dibayar.... sabar
----mukanya di celomet celemot... di ubyek-ubyek.... sabar
----udah abis pentas...capek...gerah...lapar...ngos-ngosan.... ada yang nyeletuk.... actingnya jelek...
                                                         SIAPA???? SIAPA YANG BILANG!!!! MANA ORANGNYA!!!

Seorang pemain teater itu, harus melakukan observasi
Saya misalnya akan berperan jadi kakek-kakek yang pernah kena stroke
lha kan saya harus mengamati kakek-kakek seperti itu tho....
                                                                               cara jalannya bagaimana?
                                                                               cara bicaranya bagaimana?
                                                                               cara ndehemnya bagaimana?
                                                                               cara pegang gelasnya bagaimana?
                                                                               cara tidur enggak usah dilihat.... palingan ya merem.

Seorang pemain teater itu punya idealisme yang tinggi lho...
Jarang ada pemain teater yang mau diajak main sinetron...
Coba bayangkan....
pemain teater mesti baca naskah dan ngafalin naskah....
pemain teater kalau salah dipanggung ya harus lanjut...
suaranya harus kuenceng.... menggelegar membahana...

lha kalau pemain sinetron...
baca naskah di tempat syuting...enggak perlu ngafalin banget-banget
kalau salah omong atau salah gerak... tinggal... CUT!!!
Suaranya pelan-pelan saja enggak apa-apa.... kan ada mik yang super sensitif

Saya lho... 5 Tahun jadi pemain teater.... enggak pernah mau main sinetron....
Lha yang nawarin juga enggak ada........

Rabu, 25 September 2013

10 Unsur Pementasan Teater: (6) Penata Busana atawa Kostum

Penata Busana atawa Kostum
Tulisan: Hari Untung Maulana

Biasanya, yang ngurusin masalah ini ya perempuan... makanya istilahnya busana
coba kalau yang ngurusin lelaki, pasti istilahnya pasana...wkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwk....(baca:wekawekawekawekaweka.... )
ra lucu!

Segera setelah ditunjuk oleh sutradara, seorang penata busana akan segera membaca naskah.
Setelah membaca naskah...
seorang penata busana akan berkonsultasi dengan sutradara

Nantinya, naskahnya akan digarap surealis atau realis.


Tata Busana Surealis
Dalam teater surealis, biasanya sutradara akan melakukan berbagai eksperimen yang bersifat ganjil dan nguanehi (baca: bikin aneh). Tetapi, keganjilan dan keanehan yang ditunjukkan sesungguhnya untuk menguatkan pesan yang akan disampaikan.

Misalnya, tema naskahnya tentang dunia antara nyata dan maya... aneh tho... lha jadinya sutradara ya ikut uaneh... jadinya... penata busananya ya juga harus ikut-ikut uaneh...

Karena tokoh-tokoh dan ceritanya tidak realis. Maka pakaiannya pun harus tidak realis...
opo iya... tokohnya seorang lelaki dengan rambut yang riap-riap berwarna biru... lha bajunya pakai baju koko.

Namun, kostum yang ditampilkan pun harus mendukung karaktersitik tokoh...
misalnya, tokohnya adalah para gelandangan...
ya enggak mungkin kalau busana nya seperti pakaian para raja.
busana yang cocok buat para gelandangan misalnya, baju yang terbuat dari karung goni atau karung beras dengan tanda blue triangle-nya

Pakaian untuk tokoh orang gila....
kalau realis kan gak pakai baju...
tapi karena ini surealis... jadi kita bajuin... hehehehehe...

Bukan gitu, orang gila kan biasanya bajunya kumel and sowek-sowek...
nah sekarang kita dandanin agak bener deh...
bajunya sih bersih...
cuma lengan yang kanan warnanya merah yang kiri warnanya biru
bagian depan warnanya kuning bagian belakang warnanya ungu
krahnya yang separo model baju kantoran yang separo model koko
kasih dasi kalau perlu, yang dibuat dari kain batik Mbahmu


Lhaaaaa... dapat dari mana baju kea gitu...
bikin lhaaaa... emangnya Matahari jualan baju antah berantah begituan.

Tata Busana Realis
Teater realis mengedepankan unsur-unsur realis dalam kehidupan nyata...
Simbah-simbah ya bajunya batik atau kebaya
preman pasar ya jaket kulit lusuh dan celana jeans belel
Anak sekolahan SMP ya baju SMP

Kalau masalah baju, untuk yang realis mah gampang..................................................................pinjem

Senin, 23 September 2013

10 Unsur Pementasan Teater: (5) Penata Rias

Penata Rias
Tulisan: Hari Untung Maulana


Penata rias sanggar saya, merasa kesulitan bikin saya jelek daripada bikin saya ganteng
syusyah benerr....
secara... gitu lho... wajah saya dimakeup apa juga tetep............(enggak tega nulisnya)

Rias wajah dalam teater sangat dibutuhkan untuk mendukung ekspresi dari pemain...


coba....
gimana bisa.... bikin seorang gadis manis usia 20 tahunan jadi nenek-nenek usia 80an...
masak mau kita suruh berendem tiga hari, sampe kulitnya keriput alami...

Seorang penata rias akan memulai aksinya diawali dengan membaca naskah dan menonton latihan.
dari dua kegiatan itulah didapat data awal mengenai karakteristik tokoh.

Ooooooo.... ternyata ada tokoh simbah-simbah
Ooooooo.... ternyata ada tokoh orang gila
Ooooooo.... ternyata ada tokoh orang kaya yang nyentrik
Ooooooo.... ternyata ada tokoh waria
dan Ooooooo...., Ooooooo...., Ooooooo.... yang lain.

Setelah dapat gambaran karakter, biasanya sang penata rias teteup akan berkonsultasi dengan sutradara.
Piye... sutradara maunya gimana?


Biasanya, setiap kelompok teater memiliki tim makeup sendiri yang memang kompeten dalam hal permak wajah.

biasanya sih, selain emang hobi ngedandanin orang... tim permak wajah juga pintar melukis dan menghias...

untuk persiapan makeup, biasanya pemain melakukannya sendiri. tapi kalau sudah sampai bagian membentuk karakter... itu baru pegangannya penata rias. 


PERSIAPAN MAKE UP
Bersihkan wajah dahulu dari debu dan kotoran.... pakai sabun muka bisa... atau pakai susu pembersih diikuti dengan susu penyegar... (enggak tahu deh itu bahannya terbuat dari susu apa)


Setelah susu pembersih dan penyegar
kita pasang dulu alas bedak.
Enggak tahu dulu mereknya apa... kita mah pasrah aja sama yang disediain penata make up...
kalo cocok adeeeemmm.... kalo gak cocok... puanaaassss


abis alas bedak, pake bedak tabur...
walaupun istilahnya bedak tabur.... tapi tu bedak sebetulnya cuma di totol-totolin terus diratakan dengan cara diusap....
pernah juga saya nyoba tu bedak saya taburin ke muka.... yang ada juga cemong tu muka... udah gitu matanya kecelilitan lagi...

Bersihin muka sudah
alas bedak nancep mantep
bedak tabur rata...
Siiip tinggal ngantri untuk dipermak

KAKEK PAKE PENSIL ALIS
Sang penata rias akan melakukan ketok magic ke wajah kita
kita disuruh untuk mengangkat alis kita sampai tercipta kerut-kerut di jidat.
Kita juga disuruh mantengin senyum sampai ada kerut-kerut...

Sudut mata digambari kerut-kerutan,... pakai pensil alis.
sudut hidung digambari kerut-kerutan juga... pakai pensil alis.

BAHKAAAANNN.
Ampun dah... untuk membuat gigi terkesan ompong... tu penata rias juga pakai pensil alis.
caranya...
kita disuruh nyengir sampai tu gigi kering. kalau kagak kering juga, dilap pake tisu.
kalau udah kering, baru tuh gigi di oret-oret pake pensil alis sampe item semua.
kalau udah digituin... awal-awal mah kita akan ngeces mulu.
tapi kalau sudah pentas ngecesnya udah kagak...
ada mah, udah ketelen sama pensil-pensilnya... gubrak

Nah, dengan sedikit pinsil alis, dia akan mengikuti setiap kerut dan menciptakan keriput di kening kita. Digambar-gambarin setiap kerut..

Untuk bikin uban, penata rias teaterku akan menggunakan zinc white (perasaan dulu dengernya singwit). Tapi itu teaterku lho... teater ngirit.
Kalau teater besar, enggak tahu deh pakai make up apa tuk bikin uban. Bisa jadi pakai cangkok rambut beneran.

Kalau bikin kepala botak... lebih kagak modal lagi...
enggak pake karet-karetan... pakenya malah stoking... Hadooohhh...
tapi hasilnya mirip lho... malah adem gak panas.

Pentas telah berlangsung...
hasil ketok magic mulai luntur dikit-demi dikit kena keringet and panasnya lampu
setiap abis keluar panggung... dilap dikit... daripada ketelen tu keringet campur bedak.

Pentas usai....
biasanya ada sesi diskusi dengan teman-teman dan penikmat teater.
sambil ngikut diskusi... para pemain ikutan ndlosor sambil ngebersihin makeup.
cara ngebersihinnyacukup mudah.
ambil susu pembersih... borehin ke seluruh wajah.
ambil kapas kecantikan eh maksud saya kapas kegantengan...
usek...usek...usek...
bablas makeup'e


Senin, 16 September 2013

10 Unsur Pementasan Teater: (4) Penata Panggung

Penata Panggung
Tulisan: Hari Untung Maulana

Sutradara kepengen mementaskan Julius dan Cleopatra...
Wak Waooo wao wao...

Lagi enak-enakan ngupi, langsung kaget... tangannya refleks nyamber pisang goreng.

Julius dan Cleopatra...
berarti settingannya Romawi dan Mesir...

Hmmmm......


Naskah... mana naskahnya....
Baca naskahnya dulu ya, biar tahu, settingannya ada dimana saja....
jangan sampai, sudah ngebayangin kalau settingannya ada di Taman Romawi eh ternyata cuma di Sawah Romawi...

Tandai babaknya...
Setting panggung sangat dipengaruhi pada babak yang ada di naskah.
misalnya,
Babak pertama, Istana Julius
Babak kedua, Istana Cleopatra
Babak ketiga, Taman di Mesir
Babak keempat, gudang rahasia


Harus riset nih...

Buka-buka internet atawa ensiklopedi tentang mesir dan romawi...

cari-cari... bentuk istana Romawi dan Mesir...
ada apa saja di sana?
bentuk karpetnya, tiang-tiangnya, perlu bantal-bantal gak ya?

Mungkin karpet dan bantal perlu... nah, harus bener juga motifnya, jangan tu bantal disarungin batik 


Settingan taman...
Taman Romawi sama Taman Lawang sama gak?
Ada pohon apa saja di Taman Romawi..... masak sih ada pohon kecapi?

Gudang Rahasia.... isinya mungkin senjata-senjata... botol-botol ramuan ajaib... atau ada juga perkamen-perkamen gulungan.
jangan kepikiran deh... kalo di gudang rahasia romawi, isinya ada drum-drum BBM yang ditimbun

Nukang-nukang
Saya enggak tahu apa yang dilakukan Penata Panggung di teater besar.

tapi di teater saya, penata panggung juga ambil bagian pegang palu, pegang gergaji, tangan kegetok palu... alhamdulillah tangan belon kegergaji...

Jika settingan panggungnya realis, maka biasanya kita pinjam sama orang yang punya barang-barang yang kita inginkan...

Settingannya ruang tamu rumah jawa...
jadi butuh kursi tamu dari jati,
lemari dua pintu yang ada kacanya,
cermin dengan bingkai naga dan garuda,
lukisan-lukisan perang Bharatayudha...
                                                      semuanya....... pinjem.

Pertama, memanfaatkan banda punyanya ortu anak sanggar dulu...
kalau pada enggak punya... anak sanggar disuruh hunting punya sodara atawa punya tetangga...
Alhamdulillah... selama ini sih dapet... walo beti (beda-beda tipis).

Jika settingan panggungnya surealis...
ini baru yang biasanya kita kerja bakti banting balung.

Pasang-pasang

Semua barang yang dibutuhkan sudah jadi....
bikin pohon-pohonan
bikin lampu taman
bikin singgasana Cleopatra dan Julius
bikin ruang pertemuannya para menteri
bikin ini...
bikin itu...
bikin apa aja....         Habis waktu sebulan...

Kapan mulai dekor panggung?
tergantung settingannya...

Kalau settingannya portabel dan gampang bongkar pasang... yah, sehari sebelum pentas deh...
tapi kalau settingannya rada-rada berat... dua hari deh...

BIKIN PROPERTI..................... 1 Bulan
DESAIN PANGGUNG.............. 2 Hari
PENTASNYA............................. 2 Jam........... selesai.
NGANCURIN PANGGUNGNYA....................................... 30 Menit.

Sabar-sabar..... kan udah dipoto tadi... udah di pidioin juga.... sabar...sabar...

Jumat, 13 September 2013

10 Unsur Pementasan Teater: (3) Penata Suara

Penata Suara
Tulisan: Hari Untung Maulana

Agar pementasan teater hidup, salah satu (salah satu lho... berarti masih banyak yang lain yaa...) bagian terpenting adalah Tim Penata Suara.

Tim penata suara bertugas mengatur suara pendukung dalam pementasan drama.
termasuk musik sebagai bagian dari tugasnya.

selain musik, suara latar juga menjadi amanahnya...
misalnya, suara lolongan anjing... suara petir menggelegar cetar membahana
suara klakson tukang owjhek main bechek-bechekan


Musik dalam teater terbagi atas 3 komponen.
musik pembuka
musik suasana
musik penutup


Begitu MC sudah selesai cuap-cuap... "SELAMAT MENYAKSIKAN"
Nah, kadangkala musik pembuka sudah mengalun diikuti suara merdu biduanita teater...
biasanya, lagu yang dinyanyikan adalah musikalisasi puisi atau musikalisasi dialog dalam drama yang sedang dipentaskan.

Musik suasana bertujuan untuk memperkuat suasana yang akan atau yang sedang ditampilkan di panggung.

ceritanya dipanggung ada seorang wanita yang duduk bersimpuh sambil menangis...
nah, musik yang cocok adalah musik yang mengalun lembut menyayat-nyayat hati,

di panggung ada perang... musiknya tentu yang rancak dan keras berdentam

Namanya aja Tim Musik Teater...
kadangkala, kita akan menemukan alat-alat musik yang uaneh-uaneh.
Ada saja kreativitas anak teater dalam membuat alat musik...

bambu diisi kacang hijau
tampah diisi kacang hijau

gelas diisi air
galon dibuang airnya

panci rombeng dll, dsb.

Tim musik biasanya dipimpin oleh seorang penata musik...
Dialah yang nantinya akan menentukan lagu apa yang pakai pada pambuka, suasana-suasana tertentu, dan dalam penutupan.

Bahkan biasanya, penata musik termasuk yang menciptakan lagu-lagu yang akan didendangkan.

Oia, Tim musik biasanya akan ikut terus dalam latihan,
karena sang panata musiknya harus melihat setiap adegan...
Nanti penata musik akan menganalisis bagian-bagian yang akan diberi musik suasana.

  



Rabu, 11 September 2013

10 Unsur Pementasan Teater: (2) Sutradara

Sutradara
Tulisan: Hari Untung Maulana

Jauh-jauh hari sebelum memutuskan menjadi seorang sutradara...
seseorang itu harus sudah memahami seluk beluk teater... bahkan kayaknya, syarat deh dia harus sudah pernah main teater.

Nah, dekat-dekat hari sebelum memutuskan jadi seorang sutradara... dia harus sudah menguasai naskah.

Jadi gini prosesnya, pertama... dia harus mencari naskah yang emang dia senengi... baca satu naskah... ganti lagi... pilih lagi... pinjam lagi... baca lagi... taruh lagi... ambil lagi... gitu aja terus sampe akhirnya kepilih satu naskah yang dia sangat berhasrat untuk dipentaskan.

Setelah kepilih... tu naskah harus dibaca terus...dan terus.... dan terus..... dan terussss...
berulang-ulang.... bolak balik.... terus....

Dibawa kemana-mana... ke taman, ke kamar, ke wese, ke kantor, ke sanggar, ke pasar... dan tidak lupa... dibawa pulang lagi ke rumah.

Sembari baca itu,
dia sudah membayangkan para tokohnya akan seperti apa, bahkan dia sudah membayangkan siapa-siapa saja yang sepertinya cocok dengan karakter tokoh dalam naskah drama.

Dia juga akan membayangkan pakaian para tokoh, latar panggung, make up, musik, siapa yang bisa dipercaya menggarap lampu, musik de el el....

Buahkan, sambil membaca, calon sutradara itu sudah mencoba gaya bicara para tokoh...
nanti kalimat ini harus seperti apa pengucapannya... Nantinya waktu marah harus seperti apa...
Jadi bener-benar seorang calon sutradara tuh seperti sudah melihat sendiri naskah itu dipentaskan.

Waktu yang dinanti tiba.
Casting...casting...

Semua yang berminat ambil bagian dalam pementasan harus ikut casting.
Sang sutradara melakukan penilaian.

         "Coba kamu baca dialognya tukang jamu...."
         "Kamu kayaknya enggak cocok jadi ratu, coba kamu acting jadi raja, kamu kan pria gagah."
         "Suaranya kurang nenek.... ini ceritanya, nenek-neneknya sudah sepuh banget."
         "berikutnya..."

Akhirnya, para pemain sudah dapat....
Sang Sutradara harus mewujudkan semuanya...

Bikin jadwal latihan, kalau perlu dibantu asu (asisten sutradara) hush... maksudnya astrada.
Loby-loby... cari-cari pemusik... desainer... dll.

Sutradara benar-benar harus mengarahkan semua pemain.
cara pengucapan, cara lakuan, blockingnya, ekspresinya, gesturnya, pokoknya semua -nya.

Asal tahu saja... kalau misalnya nih, dua hari sebelum pentas ada satu orang pemain yang tiba-tiba mengundurkan diri, atau sakit, atau alasan yang lain....

Maka, Sutradara harus mencari orang yang sudah hafal naskahnya, tahu gerakannya, tahu ekspresinya, dan tahu apa yang harus dilakukan....
Siapakah sang penyelamat itu........................................SANG SUTRADARA SENDIRI.

10 Unsur Pementasan Teater. (1) Naskah

Naskah Teater
Tulisan: Hari Untung Maulana

Pementasan teater tuh, benar-benar sebuah kegiatan yang melibatkan hampir seluruh unsur seni... baik seni sastra maupun seni rupa, baik seni dua dimensi maupun seni tiga dimensi...

Berikut adalah unsur-unsur teater yang menopang jalannya sebuah pertunjukan

Naskah
Mau naskah yang kayak gimana? 
tinggal cari di internet... buanyak...
atau maen dong ke sanggar kelompok teater yang ada di kotamu...
pinjam naskah gitu...

Naskah teater terdiri atas (yang betul terdiri atas... bukan terdiri dari) 3 bagian: Prolog - Dialog - Epilog
Bagian prolog biasanya berisi narasi awal dari cerita.
Bagian dialog berisi rentetan ucapan para tokoh
Bagian epilog berisi narasi tentang akhir dari sebuah cerita

Murid-murid saya itu lho... kalau disuruh pentas... pasti ada satu orang milih jadi narator...
saya tanya,
"Narator itu yang mana... ??"
jawabnya... "Yang bacain narasi di awal naskah itu lho Pak Guru..."
Kok ya enak nget, cuma bacain narasi di awal dan di akhir...

Lagipula, selama saya main teater, narasi (prolog) itu bukan dibacakan tetapi langsung dipentaskan.
begini lho maksudnya...

Kalau prolog sebuah naskah drama tertulis seperti ini...

Siang menggelepar, pasar terbakar, para pedagang berlarian menyelamatkan dagangannya. seorang kakek renta tertatih membopong sekeranjang buahnya. seorang anak terlepas dari pegangan ibunya berteriak ketakutan. Seorang lelaki berlari mengangkut dagangan yang diikuti oleh pedagangnya.

Nuaaaahhh....
Prolog itu bukan dibacain sama orang dibalik layar... tetapi, langsung dipentaskan.
Jadi, begitu MC sudah selesai menjalankan tugasnya...
                      "Penonton.... persembahan dari Teater Peron... Karya dan Sutradara.... Hari Untung Maulana... dalam lakon... Gantengnya Diriku... Selamat Menyangsikan (ini gak salah tulis lho... ini sengaja)...

Terus lampu mak jemebyar... gitu..
Langsung deh... dipanggung terdengar suara orang berteriak ...:Kebuakarannnnnn!!!"
Diikuti dengan orang-orang berlarian... terus keluar kakek-kakek bawa gembolan... jalannya nunak..nunuk...nunak...nunuk... terus ada anak kecil nangis...cariin ibunya. suasana di panggung ya panik gitu deh.... makin lama main berkurang orangnya... terus habis...
Nah... baru tuh... tokoh pertama keluar...

                  "Sudah 20 tahun aku berjualan di pasar ini." Habis sudah daganganku dilalap api...dst.

Selain prolog - dialog - epilog, kita mengenal lagi istilah kramagung...(Apaan Tuh :Gaya Bang Jaja)

Enggak usah saya kasih tahu artinya, saya langsung kasih contohnya saja ya...

                        Kucrit : (Melangkah menuju jendela) Ibu mana ya, sudah sore kok belum pulang.

Kalimat yang di dalam kurung, dicetak miring, dan dipertebal itulah yang namanya Kramagung.

Tetapi.... entah ya, menurut saya, kramagung tuh malah jadi membatasi sutradara dalam mencurahkan kemampuannya.  Coba, kalau dialog di atas tidak diberi kramagung... Pasti sutradara bisa saja menyuruh kucrit untuk melangkah menuju pintu, atau melangkah menuju kamar, atau bahkan melangkah menuju toilet.

Selasa, 10 September 2013

Refleksnya Anjrit

Secara tidak sengaja
Saya sering mendengar anak-anak remaja mengeluarkan kata-kata, "Anjrit", :Ancis", de el el
kalau ditanya, "Kok ngomong kayak gitu?"
pasti jawabannya "refleks". kalau ditanya lagi, "Emang artinya apa?"
jawabannya, "plesetan dari Anjing."

Hadoooohhh...

Refleks (pakai 's') adalah suatu gerakan atau ucapan otomatis yang tidak dirancang atau disengaja sebagai sebuah reaksi dari aksi luar tubuh. (ini menurut saya, jangan dijadikan referensi... kira-kira begitulah)

Nah, jadi ucapan refleks tuh bener-bener  ucapan yang keluar tanpa diminta, disiapkan, dipikirkan, bahkan mungkin enggak sempet niat juga ngucapain kata-kata yang bersifat refleks.

Sebagai Muslim, masak sih, refleksnya kita nyebutin nama binatang...

begitu kepleset dikit.... bilangnya... Anjrit...
begitu kaget dikit.... refleksnya.... Anjrit
begitu ngeliat kalau dirinya lulus UN.... teriaknya.... Anjrit gue lulus....         Ampun dah.

Islam punya khasanah kalmat refleks loh... yang sebaiknya bener-bener jadi kebiasaan...
sehingga kalau kita lagi kaget, maka kata-kata / kalimat itu yang keluar...

apa saja kalimat itu...?

1. Kalau kamu kaget refleksnya Astaghfirullah...
2. Kalau kamu kepleset atau kejedot atau ketampol gak sengaja.... refleksnya Innalillah,...
3. Kalau kamu melihat sesuatu yang mengagumkan and indah... refleksnya Subhanallah...
4. Kalau kamu juengkel buanget... refleksnya Masya Allah...

Coba deh dibiasain... kalau sering-sering dipakai, Insya Allah enggak bakal lagi tuh keluar Anjrit, kucrit. kelincrit, saprit, domprit, de el el....

Jumat, 30 Agustus 2013

EDISI KHUSUS SEBULAN SATU

Ampun dah... Agustus sudah mau habis...
tapi belum ada satu pun tulisan yang saya posting

Daripada gak ada, sebagai syarat saya masukin
foto-foto narsis saya aja ya...

 Pentas saya yang pertama di Kelompok Peron Surakarta Mahasiswa Pekerja TeaterFKIP UNS: Mega-Mega karya Arifin C. Noer. Sutradara: Joko Sucianto





Blouse Untuk Bonny karya WS Rendra ? Pentas Malam Bulan Purnama
 Karyaku yang pertama sebagai sutradara. "MANTRAMUK" Karya Sutradji Calzoum Bachri
 Pentas Produksi "Mega-Mega". Taman Budaya Jawa Tengah. Tanggal lupa...
 Pentas "Oemar Bakri" di kantor Bada Eksekutif Mahasiswa FKIP UNS. Dalam rangka forum silaturahmi UKM
 Pentas Tandur di Kampung Petoran. Judul: Pinangan karya Anton Chekov. Sutradara Adi
 Juara kedua Lomba Pantomim se-Jawa Bali...
 Karyaku yang terakhir di Kelompok Peron... sebelum akhirnya kembali ke kampung halaman dan melanjutkan hidup dengan bekerja sebagai guru....
naskah berjudul "Taman" karya Iwan Simatupang




Sebetulnya masih banyak foto-foto pentas yang lain... tapi ini saja lah sebagai bentuk kebanggaan saya pada...

 KELOMPOK PERON SURAKARTA MAHASISWA PEKERJA TEATER FKIP UNS


Jumat, 12 Juli 2013

Naskah Stand Up Comedy: Kelahiran

Karya: Hari Untung Maulana

Berbicara mengenai kelahiran...
Tidak bisa kita hilangkan beban berat yang harus ditanggung oleh sang bunda...
Bayangkan kalau kita sebagai kaum pria yang harus melahirkan...
Jiaaahhh... dari maneeee? lubangnye kekecilaaannnn.... ntar yang keluar pentol korek lagi...

Bahkan ada bunda yang harus disesar untuk bisa melahirkan
udah gitu... kalau sudah disesar sekali... biasanya untuk berikutnya
dokter akan merekomendasikan untuk disesar lagi...
kalau boleh usul... waktu yang pertama enggak usah dijahit...
tapi diretsleting aja... biar berikutnya gampang tinggal 'srerek' gitu...
ngasal ye... maap ya bunda.

Kelahiran...
Antara hidup dan mati, begitu jabarnya...
seorang bunda akan mempertaruhkan nyawanya demi nyawa anaknya...
Makanya... perlakukan ibumu sebagaimana ibumu memperlakukanmu waktu engkau masih kecil...
"Waktu kecil saya pernah ditimpuk gayung gara-gara enggak mau mandi."
                                                                                           (Yang diinget yang bagus-bagusnye aje...)

Ketika sang buah hati telah memandang dunia...
                             "eh, anak manusia itu kalau lahir kayak kucing enggak sih? mereeeeemmm mulu..."
Betapa bahagianya sang Bunda... Anaknya yang telah dikandungnya selama 9 bulan telah lahir.
tetapi ada juga ternyata istilah baby blues... sebutan buat bayinya smurf dan bayinya avatar...
besok kalau Hulk punya anak... ada lagi istilah baby greens...

Saya punya pengalaman pribadi...
waktu itu, istri saya mau melahirkan... anak pertama... disesar.
dokternya tanya. "Bapak mau lihat jalannya operasi"
dengan semangat saya bilang,  "mau... mau..."
"Oke, pake dulu baju ini."
                             (saya dikasih baju kayak dokter yang mau ngoperasi... lengkap sama topi, sarung tangan, dan masker).
setelah saya pake... dokterya bilang, "tunggu dulu ya Pak di sini..." (di luar ruang operasi)...
saya sudah rapi kayak dokter... duduk... banyak orang lalu lalang... ngeliatin saya... soalnye tu ruang operasi memang di luarnya langsung koridor.
hampir 15 menit saya menunggu... tiba-tiba... "OOOeeeeeee" (bener gak sih begitu suara bayi lahir?!?)
Tau-tau dokternya keluar...
"Lho... bapak masih di sini, saya lupa nyuruh masuk..."
Ampun dah.