Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Amir Hamzah, Raja Penyair Pujangga Baru
Engkau pengabdi pembela bahasa Indonesia
Terjun selalu dalam pergerakan nasional
Berbakti selalu pada tanah airmu
Amir Hamzah, pujangga Indonesia
Harum gema namamu
Tercatat dalam sejarah budaya bangsa
Wangi namamu tersebar di seluruh persada
Kau pengabdi perjuangan kemerdekaan
Kau semaikan cinta bahasa dan bangsa
Dari hatimu nan suci
Kepada bangsamu di seluruh negeri
Amir Hamzah kau pecinta nusa bangsa
Sejak usia muda kau baktika negara
Hingga dewasa kau bela negara
Amanlmu berharga sepanjang masa
Selasa, 20 Mei 2014
Abdul Muis - 1959
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Abdoel Muis, rumahmu dibakar habis
Tapi kau tiada menangis
Kau teruskan langkah juangmu
Bersama rakyat melawan penjajahan
Kau galang persatuan dan kekuatan
Untuk membebaskan negerimu
Dari tekanan dan penindasan
Yang kejam tanpa perikemanusiaam
Kau pancangkan tonggak iman di setiap dada bangsa
Kau siarkan jiwa kebangsaan dan keagamaan
Kau padukan cita mulia
Mengabdi Allah dan Nusa Bangsa.
Abdoel Muis, rumahmu dibakar habis
Tapi kau tiada menangis
Kau teruskan langkah juangmu
Bersama rakyat melawan penjajahan
Kau galang persatuan dan kekuatan
Untuk membebaskan negerimu
Dari tekanan dan penindasan
Yang kejam tanpa perikemanusiaam
Kau pancangkan tonggak iman di setiap dada bangsa
Kau siarkan jiwa kebangsaan dan keagamaan
Kau padukan cita mulia
Mengabdi Allah dan Nusa Bangsa.
I. Gusti Ngurah Rai
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Ngurah Rai, kau letuskan peluru pertama
Sebagai permulaan perlawanan
Perang melawan penjajahan
Yang merobek-robek kehidupan rakyat Indonesia
Di pulau Bali
Ngurah Rai, kau pantang menyerah
Seluruh pasukanmu maju bertempur
Puputan, perang sampai perajurit terakhir
Puputan, perang sampai titik darah terakhir
Puputan Margarana, perang kemerdekaan
Hingga hembusan nafas terakhir
Ngurah Rai, dikau bersama pasukan
Tentara Rakyat Indonesia
Gugur berlumuran darah
Pecah bagaikan Ratna
Kusuma bangsa kau pertaruhkan jiwa dan raga
Untuk proklamasi Empat Lima
Ngurah Rai, kau letuskan peluru pertama
Sebagai permulaan perlawanan
Perang melawan penjajahan
Yang merobek-robek kehidupan rakyat Indonesia
Di pulau Bali
Ngurah Rai, kau pantang menyerah
Seluruh pasukanmu maju bertempur
Puputan, perang sampai perajurit terakhir
Puputan, perang sampai titik darah terakhir
Puputan Margarana, perang kemerdekaan
Hingga hembusan nafas terakhir
Ngurah Rai, dikau bersama pasukan
Tentara Rakyat Indonesia
Gugur berlumuran darah
Pecah bagaikan Ratna
Kusuma bangsa kau pertaruhkan jiwa dan raga
Untuk proklamasi Empat Lima
Pangeran Antasari
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Pangeran, walaupun dikau keturunan raja
Namun kau hidup di tengah rakyat biasa
Karena kau cinta seluruh warga
Karena kau cinta seluruh bangsa
Dikau pahlawan, selalu memihak kebenaran
Kau bantu selalu Pangeran Hidayat , saudaramu
Yang selalu dihina penjajah
Yang selalu dikejar Belanda
Pangeran Antasari, satria perwira
Kau berjuang tidak kenal menyerah
Di bulan Oktober 1862 kau gempur sarang penjajah
Namun dikau gugur tatkala 11 Oktober 1862
Tewas kau di medan laga sebagai kusuma bangsa
Gugur di atas haribaan ibu pertiwi
Usai sudah tugas juangmu
Berkorban untuk kemerdekaan negerimu
Pangeran, walaupun dikau keturunan raja
Namun kau hidup di tengah rakyat biasa
Karena kau cinta seluruh warga
Karena kau cinta seluruh bangsa
Dikau pahlawan, selalu memihak kebenaran
Kau bantu selalu Pangeran Hidayat , saudaramu
Yang selalu dihina penjajah
Yang selalu dikejar Belanda
Pangeran Antasari, satria perwira
Kau berjuang tidak kenal menyerah
Di bulan Oktober 1862 kau gempur sarang penjajah
Namun dikau gugur tatkala 11 Oktober 1862
Tewas kau di medan laga sebagai kusuma bangsa
Gugur di atas haribaan ibu pertiwi
Usai sudah tugas juangmu
Berkorban untuk kemerdekaan negerimu
Prof. DR. Wilhelmus Zakarias Johannes - 1952
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Johannes, kau seorang pengabdi kemanusiaan
Dalam hidupmu padu, berpikir sambil berjuang
Kau pencarkan segala tenagamu setiap waktu
Kau pendidik seniman nan giat berpolitik
Johannes, kau seorang makhluk nan cinta agama
Bagai banteng siaga kau bela Sang Saka
Kau kibarkan terus Sang merah Putih
Walau penjajah keras melarang ganas
Johannes, kaubaktikan tulus ikhlas hidupmu
Bagi penduduk negeri ini
Kau adalah kuncup nan mekar mewangi
Di persada Pertiwi
Johannes, kau seorang pengabdi kemanusiaan
Dalam hidupmu padu, berpikir sambil berjuang
Kau pencarkan segala tenagamu setiap waktu
Kau pendidik seniman nan giat berpolitik
Johannes, kau seorang makhluk nan cinta agama
Bagai banteng siaga kau bela Sang Saka
Kau kibarkan terus Sang merah Putih
Walau penjajah keras melarang ganas
Johannes, kaubaktikan tulus ikhlas hidupmu
Bagi penduduk negeri ini
Kau adalah kuncup nan mekar mewangi
Di persada Pertiwi
Supeno
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Tanpa cemas dikau mengarungi kehidupan
Yang penuh suka dan duka
Yang penuh dengan onak dan duri
Sepanjang perjalanan
Supeno yang tangguh, kau terbunuh
Ketika enggau memegang jabatan Menteri Pembangunan
Kau gugur ketika engkau sedang bergerilya
Sebuah peluru Belanda menembus dadamu
Jalanmu panjang selesai sudah
Hidupmu kau abdikan pada pergerakan
Untuk mencapai kemerdekaan
Yang telah lama kita dambakan
Tanpa cemas dikau mengarungi kehidupan
Yang penuh suka dan duka
Yang penuh dengan onak dan duri
Sepanjang perjalanan
Supeno yang tangguh, kau terbunuh
Ketika enggau memegang jabatan Menteri Pembangunan
Kau gugur ketika engkau sedang bergerilya
Sebuah peluru Belanda menembus dadamu
Jalanmu panjang selesai sudah
Hidupmu kau abdikan pada pergerakan
Untuk mencapai kemerdekaan
Yang telah lama kita dambakan
Mgr. Albertus Sugiyopranoto
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Telah lampau hidupmu orang suci
Pecinta kemanusiaan penuh damai
Dari hatimu bersih
Terpancar kasih sayang
Bagi sesama insan
Dikau cinta dan kasih pada kehidupan
Pembimbing jiwa-jiwa nan suci
Dikau cintai insan budaya Indonesia
Kau cintai perdamaian dunia
Selamat jalan, Uskup Agung budiman
Semoga bangsa yang kau tinggalkan
Tetap utuh dalam persatuan
Tetap setia pada kasih dan perdamaian
Telah lampau hidupmu orang suci
Pecinta kemanusiaan penuh damai
Dari hatimu bersih
Terpancar kasih sayang
Bagi sesama insan
Dikau cinta dan kasih pada kehidupan
Pembimbing jiwa-jiwa nan suci
Dikau cintai insan budaya Indonesia
Kau cintai perdamaian dunia
Selamat jalan, Uskup Agung budiman
Semoga bangsa yang kau tinggalkan
Tetap utuh dalam persatuan
Tetap setia pada kasih dan perdamaian
Teuku Nyak Arief
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Tajam suaramu bagaikan Rencong Aceh
Keras semangatmu membela masyarakat
Kau hantam terus penjajahan Belanda
Dikau tiada pernah kehabisan semangat
Dikau selalu berpidato menentang penjajah
Dikau gerakkan semangat membela tanah tumpah darah
Tiada pernah kau mundur setapak
Membela ibu pertiwi
Teuku Nyak Arief, dikau pahlawan
Perintis pergerakan bangsa pelopor perjuangan
Kau bentuk Angkatan Pemuda Indonesia
Untuk merebut kemerdekaan
Teuku Nyak Arief yang bijaksana
Dikau berjiwa kebangsaan
Selalu berjuang untuk persatuan
Dan kesatuan Nusantara Raya
Tajam suaramu bagaikan Rencong Aceh
Keras semangatmu membela masyarakat
Kau hantam terus penjajahan Belanda
Dikau tiada pernah kehabisan semangat
Dikau selalu berpidato menentang penjajah
Dikau gerakkan semangat membela tanah tumpah darah
Tiada pernah kau mundur setapak
Membela ibu pertiwi
Teuku Nyak Arief, dikau pahlawan
Perintis pergerakan bangsa pelopor perjuangan
Kau bentuk Angkatan Pemuda Indonesia
Untuk merebut kemerdekaan
Teuku Nyak Arief yang bijaksana
Dikau berjiwa kebangsaan
Selalu berjuang untuk persatuan
Dan kesatuan Nusantara Raya
Supriyadi, Pahlawan Sejati
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Supriyadi, dikau bagaikan pahlawan turun dari langit
Menukik ke bumi mengabdikan diri pada pertiwi
Dikau pecinta Tanah Air berjuang membela negeri
Dengan semangat tinggi berapi-api
Ikhlasmu mengarungi lautan perjuangan
Kau persembahkan raga dan kehidupan
Untuk mencapai cita kemerdekaan
Republik Indonesia negeri pujaan
Selamat jalan, Oo, pahlawan besar
Yang tiada kunjung datang memenuhi kerinduan
Nan tiada nampak lagi di medan pergaulana
Dengarlah, seluruh negeri memuji jasa juangmu
Supriyadi, dikau bagaikan pahlawan turun dari langit
Menukik ke bumi mengabdikan diri pada pertiwi
Dikau pecinta Tanah Air berjuang membela negeri
Dengan semangat tinggi berapi-api
Ikhlasmu mengarungi lautan perjuangan
Kau persembahkan raga dan kehidupan
Untuk mencapai cita kemerdekaan
Republik Indonesia negeri pujaan
Selamat jalan, Oo, pahlawan besar
Yang tiada kunjung datang memenuhi kerinduan
Nan tiada nampak lagi di medan pergaulana
Dengarlah, seluruh negeri memuji jasa juangmu
Sultan Ageng Tirtayasa
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Sultan Ageng Tirtayasa, kau raja yang mulia
Tekadmu keras bagaikan baja
Kau hantam penjajah Belanda sekuat tenaga
Kau hancurkan kebun tebu Belanda durhaka
Kapal dagang Belanda yang mengganggu rakyat
Kau tenggelamkan ke dasar laut
Bagaikan singa garang kau hadapi maut
Tak gentar, pantang mundur hancur
Di tahun 1680 pecah pengkhianatan anakmu
Sultan Haji yang terhasut Belanda menyerangmu
Tapi dengan cekatan kau hancurkan lawan
Namun karena Belanda kau tertawan'
Sultan Banten gugur dikau dalam penjara Belanda
Namun namamu, jasamu, terkenang selalu
Dikau perintis kejayaan bangsa
Dikau pembela negara perkasa
Sultan Ageng Tirtayasa, kau raja yang mulia
Tekadmu keras bagaikan baja
Kau hantam penjajah Belanda sekuat tenaga
Kau hancurkan kebun tebu Belanda durhaka
Kapal dagang Belanda yang mengganggu rakyat
Kau tenggelamkan ke dasar laut
Bagaikan singa garang kau hadapi maut
Tak gentar, pantang mundur hancur
Di tahun 1680 pecah pengkhianatan anakmu
Sultan Haji yang terhasut Belanda menyerangmu
Tapi dengan cekatan kau hancurkan lawan
Namun karena Belanda kau tertawan'
Sultan Banten gugur dikau dalam penjara Belanda
Namun namamu, jasamu, terkenang selalu
Dikau perintis kejayaan bangsa
Dikau pembela negara perkasa
Nyi Ageng Serang
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Nyi Ageng Serang dikau puteri juwita
Yang tiada peduli nasib sendiri
Hanya berjuang membela negara
Mengabdi selalu kepada bangsa
Nyi Ageng Serang pahlawan sejati
Dalam usia tuamu kau terus bertempur
Dari atas tandu melancarkan perlawanan
Terhadap penjajah yang penuh kekejaman
Kau pendamping pasukan Pangeran Diponegoro
Berperang menyusuri Yogya, Purqodadi, Gundih, Kudus,
Hingga Demak, Juwana, dan Semarang
Tanpa lelah kau terus menyerang
Nyi Ageng Serang, dikau suri teladan
Bagi semangat juang bangsamu
Dikau rela berkorban
Untuk keselamatan negaramu
Nyi Ageng Serang dikau puteri juwita
Yang tiada peduli nasib sendiri
Hanya berjuang membela negara
Mengabdi selalu kepada bangsa
Nyi Ageng Serang pahlawan sejati
Dalam usia tuamu kau terus bertempur
Dari atas tandu melancarkan perlawanan
Terhadap penjajah yang penuh kekejaman
Kau pendamping pasukan Pangeran Diponegoro
Berperang menyusuri Yogya, Purqodadi, Gundih, Kudus,
Hingga Demak, Juwana, dan Semarang
Tanpa lelah kau terus menyerang
Nyi Ageng Serang, dikau suri teladan
Bagi semangat juang bangsamu
Dikau rela berkorban
Untuk keselamatan negaramu
Untung Suropati
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Dengan dada telanjang kau tantang pasukan Belanda
Dengan keris telanjang kau hadapi tentara penjajah
Surapati anak sejarah yang menumpahkan darah
Kau perintis perjuangan melawan penindasan
Untuk tidak gentar melawan nasib malang
Tiada cemas meski musuh kuat menghadang
Kau putera zaman perjuangan
Kau lambang jiwa perlawanan
Untung Surapati teladan putra bangsa
Siap tempur melawan Kompeni
Siap mati membela rakyat sejati
Kesatria, baktimu tertanam di hati bangsa
Dengan dada telanjang kau tantang pasukan Belanda
Dengan keris telanjang kau hadapi tentara penjajah
Surapati anak sejarah yang menumpahkan darah
Kau perintis perjuangan melawan penindasan
Untuk tidak gentar melawan nasib malang
Tiada cemas meski musuh kuat menghadang
Kau putera zaman perjuangan
Kau lambang jiwa perlawanan
Untung Surapati teladan putra bangsa
Siap tempur melawan Kompeni
Siap mati membela rakyat sejati
Kesatria, baktimu tertanam di hati bangsa
Senin, 19 Mei 2014
Tengku Cik Di Tiro
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Putra Bangsa, dikau dibesarkan
Ketika serdadu Belanda mulai menginjak Aceh
Perlahan-lahan negerimu direbut
Dengan kekuatan senjata
Tengku Cik Di Tiro, dengan waspada kau maju
Menghadapi serangan-serangan lawan
Kau dirikan Angkatan Perang Sabil
Di bulan Mei 1881 kau serbu benteng musuh
Satu demi satu benteng Belanda kau hancurkan
Benteng Indrapuri, Lambaro hingga Aneuk Galong
Satu demi satu serdadu Belanda jatuh
Memekik melolong-lolong
Namun Tengku, Belanda licin dan jahat
Engkau diracun hingga tewas
Namun kau gugur sebagai pahlawan agama dan negara
Perwira dikau, pembela bangsa
Putra Bangsa, dikau dibesarkan
Ketika serdadu Belanda mulai menginjak Aceh
Perlahan-lahan negerimu direbut
Dengan kekuatan senjata
Tengku Cik Di Tiro, dengan waspada kau maju
Menghadapi serangan-serangan lawan
Kau dirikan Angkatan Perang Sabil
Di bulan Mei 1881 kau serbu benteng musuh
Satu demi satu benteng Belanda kau hancurkan
Benteng Indrapuri, Lambaro hingga Aneuk Galong
Satu demi satu serdadu Belanda jatuh
Memekik melolong-lolong
Namun Tengku, Belanda licin dan jahat
Engkau diracun hingga tewas
Namun kau gugur sebagai pahlawan agama dan negara
Perwira dikau, pembela bangsa
Abdul Halim Perdanakusuma
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Dalam kepungan musuh dikau terus bergerak
Mencari bantuan senjata keluar negara
Untuk kelangsungan perjuangan bangsa
Tiada gentar dikau melawan bahaya
Meskipun cuaca buruk di angkasa raya
Namun dikau terbang juga
Perjuanganmu tiada tertahan
Demi kemerdekaan
Pahlawan, dikau pejuang penegak Angkatan Udara
Benteng Indonesia di Angkasa
Dikau gugur dalam menunaikan tugas
Sebagai perwira pengabdi bangsa
Dalam kepungan musuh dikau terus bergerak
Mencari bantuan senjata keluar negara
Untuk kelangsungan perjuangan bangsa
Tiada gentar dikau melawan bahaya
Meskipun cuaca buruk di angkasa raya
Namun dikau terbang juga
Perjuanganmu tiada tertahan
Demi kemerdekaan
Pahlawan, dikau pejuang penegak Angkatan Udara
Benteng Indonesia di Angkasa
Dikau gugur dalam menunaikan tugas
Sebagai perwira pengabdi bangsa
Mas Agustinus Adisucipto
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Adisucipto, dikau pahlawan perjuangan
Dikau Bapak Penerbangan Indonesia
Dikau perintis kebangkitan Angkatan Udara
Semangatmu menyala tiada tara
Di zamanmu perjuangan tengah membadai
Kau tabah tangguh melaksanakan tugasmu
Sebagai perajurit kesatria
Membela nasib bangsa
Kau terbangkan para pemimpin bangsa
Kau lindungi jiwa demi jiwa pemuka negara
Demi kehidupan Indonesia
Pahlawan, dikau mutiara kusuma bangsa
Adisucipto, dikau pahlawan perjuangan
Dikau Bapak Penerbangan Indonesia
Dikau perintis kebangkitan Angkatan Udara
Semangatmu menyala tiada tara
Di zamanmu perjuangan tengah membadai
Kau tabah tangguh melaksanakan tugasmu
Sebagai perajurit kesatria
Membela nasib bangsa
Kau terbangkan para pemimpin bangsa
Kau lindungi jiwa demi jiwa pemuka negara
Demi kehidupan Indonesia
Pahlawan, dikau mutiara kusuma bangsa
Minggu, 18 Mei 2014
Yossaphat Sudarso
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Yossaphat Sudarso putera Indonesia nan satria
Dikau gugur ketika kita merebut kembali
Daerah kita, Irian Jaya
Gugur dikau bagai bunga di medan bakti
Yos Sudarso dari atas kapal Macan Tutul
Kau lancarkan serangan ke Lau Aru
Tiada gentar kau menghadapi peluru
Komando tempurmu terus menggebu
Yos, putra bangsa yang pemberani
Telah kau tunaikan tugas suci
Menjaga keutuhan negeri ini
Hingga Irian Jaya kembali
Yossaphat Sudarso putera Indonesia nan satria
Dikau gugur ketika kita merebut kembali
Daerah kita, Irian Jaya
Gugur dikau bagai bunga di medan bakti
Yos Sudarso dari atas kapal Macan Tutul
Kau lancarkan serangan ke Lau Aru
Tiada gentar kau menghadapi peluru
Komando tempurmu terus menggebu
Yos, putra bangsa yang pemberani
Telah kau tunaikan tugas suci
Menjaga keutuhan negeri ini
Hingga Irian Jaya kembali
Kapten Pierre Tendean
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Kapten Pierre Tendean, pahlawan Revolusi
Gugur dikau dalam tugas mengabdi
Menunaikan tugas perajurit sejati
Jiwamu telah kauabdikan pada negeri ini
Ikhlas kau baktikan tenagamu
Ikhlas kau persembahkan jiwamu
Bagi revolusi
Selamat jalan, Kapten
Semoga amal juangmu
Serta amal hidupmu
Diterima di pangkuan Illahi
Kapten Pierre Tendean, pahlawan Revolusi
Gugur dikau dalam tugas mengabdi
Menunaikan tugas perajurit sejati
Jiwamu telah kauabdikan pada negeri ini
Ikhlas kau baktikan tenagamu
Ikhlas kau persembahkan jiwamu
Bagi revolusi
Selamat jalan, Kapten
Semoga amal juangmu
Serta amal hidupmu
Diterima di pangkuan Illahi
Karel Satsuit Tubun
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Karel, dikau Pahlawan Revolusi
Sejak mudamu engkau berbakti
Sebagai Bayangkari pengawal Pertiwi
Dari jiwamu mengalir semangat suci
Membela Tanah Air tanpa lelah
Mengabdi nusa tanpa resah
Karel Satsuit Tubun
Satria berjiwa tangguh
Pantang menyerah kepada musuh
Karel yang tenang, selamat jalan
Bangsamu berdoa selalu
Indonesia tetap tegak bersatu
Karel, dikau Pahlawan Revolusi
Sejak mudamu engkau berbakti
Sebagai Bayangkari pengawal Pertiwi
Dari jiwamu mengalir semangat suci
Membela Tanah Air tanpa lelah
Mengabdi nusa tanpa resah
Karel Satsuit Tubun
Satria berjiwa tangguh
Pantang menyerah kepada musuh
Karel yang tenang, selamat jalan
Bangsamu berdoa selalu
Indonesia tetap tegak bersatu
Berigadir Jenderal Katamso
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Putra Bangsa, kau terlahir 5 Februari 1923
Di pangkuan bunda, dibelai disayang mesra
Ketika kau remaja, tampak semangatmu menyala
Calon satria nan perwira
Kau perajurit sejak jaman Tentara Keamanan Rakyat
Hingga menjadi Tentara Nasional Indonesia
Kau tetap setia pada Sumpah Perajurit
Dan Sapta Marga
Gugur dikau bagai bunga
Ketika 1 Oktober 1965 langit terbakar
Sebuah pemberontakan keras
Yang merampas hidupmu
Selamat istirahat, Putera Bangsa
Semoga semangat patriotmu terus berkumandang
Kan kulanjutkan daya juangmu
Untuk mengabdi kehidupan bangsa
Putra Bangsa, kau terlahir 5 Februari 1923
Di pangkuan bunda, dibelai disayang mesra
Ketika kau remaja, tampak semangatmu menyala
Calon satria nan perwira
Kau perajurit sejak jaman Tentara Keamanan Rakyat
Hingga menjadi Tentara Nasional Indonesia
Kau tetap setia pada Sumpah Perajurit
Dan Sapta Marga
Gugur dikau bagai bunga
Ketika 1 Oktober 1965 langit terbakar
Sebuah pemberontakan keras
Yang merampas hidupmu
Selamat istirahat, Putera Bangsa
Semoga semangat patriotmu terus berkumandang
Kan kulanjutkan daya juangmu
Untuk mengabdi kehidupan bangsa
Sri Susuhunan Paku Buwono VI
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Susuhunan, kau naik takhta Surakarta
ketika jaman sedang kelam
Penjajahan Belanda selalu menghalang
Semua gerak laku bangsamu
Dalam negerimu sendiri, dikau tertekan
Oleh kekuatan Kumpeni yang dengki
Wilayahmu dirampas satu demi satu
Hingga kemerdekaan rakyatmu terganggu
Namun jiwamu menolak untuk tunduk
Engkau menentang paksaan penjajah
Untuk menyerah kalah
Akhirnya Belanda membuangmu
Ke Semarang dikau dibuang
Ke Ambon dikau diasingkan
Di sana gugurlah dikau pahlawan
Sebagai kesatria pembela negara
Susuhunan, kau naik takhta Surakarta
ketika jaman sedang kelam
Penjajahan Belanda selalu menghalang
Semua gerak laku bangsamu
Dalam negerimu sendiri, dikau tertekan
Oleh kekuatan Kumpeni yang dengki
Wilayahmu dirampas satu demi satu
Hingga kemerdekaan rakyatmu terganggu
Namun jiwamu menolak untuk tunduk
Engkau menentang paksaan penjajah
Untuk menyerah kalah
Akhirnya Belanda membuangmu
Ke Semarang dikau dibuang
Ke Ambon dikau diasingkan
Di sana gugurlah dikau pahlawan
Sebagai kesatria pembela negara
Jenderal Urip Sumohardjo
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Jenderal yang tangguh kau adalah pemuka
Tentara Nasional Indonesia
Tentara perjuangan
Pembela Tanah Air dan bangsa
Kuat teguh imanmu
Cinta negara selalu
Ulet dan tabah perjuanganmu
Mengabdi kemerdekaan bangsa
Jenderal Urip Sumohardjo
kepala Staf Tentara Keamanan Rakyat
Pengawal negara berdaulat
Dikau pahlawan nan selalu taat
Jenderal yang tangguh kau adalah pemuka
Tentara Nasional Indonesia
Tentara perjuangan
Pembela Tanah Air dan bangsa
Kuat teguh imanmu
Cinta negara selalu
Ulet dan tabah perjuanganmu
Mengabdi kemerdekaan bangsa
Jenderal Urip Sumohardjo
kepala Staf Tentara Keamanan Rakyat
Pengawal negara berdaulat
Dikau pahlawan nan selalu taat
Sultan Agung Anyokrokusumo
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Sultan Agung namamu sungguh agung
Harum semerbak ke penjuru Nusantara
Kau tumbuhkan kerajaan Mataram Raya
Kau persatukan rakyat seluruh negara
Sultan nan bijaksana jasamu mulia
Dikau perwira penentang penjajah Belanda
Pada jaman dulu kala
Karena dikau cinta bangsa
Sultan Agung nan perwira
Pelopor kesatria berjiwa merdeka
Seluruh hidupmu mengabdi nusa
Dikau merintis kebesaran bangsa
Sultan Agung namamu sungguh agung
Harum semerbak ke penjuru Nusantara
Kau tumbuhkan kerajaan Mataram Raya
Kau persatukan rakyat seluruh negara
Sultan nan bijaksana jasamu mulia
Dikau perwira penentang penjajah Belanda
Pada jaman dulu kala
Karena dikau cinta bangsa
Sultan Agung nan perwira
Pelopor kesatria berjiwa merdeka
Seluruh hidupmu mengabdi nusa
Dikau merintis kebesaran bangsa
Sultan Hasanudin
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Ketika kau naik takhta, Sultan
Kerajaan Gowa dalam puncak kejayaan
Tiada pengacau, tiada kejahatan
Tetapi tatkala V.O.C datang
Negerimupun menjadi keruh
Namun kau memang kesatria
Perajurit berdarah Bugis nan perkasa
Belandapun kau hadapi sambil berseri
Terhadap musuh dikau tiada bersembunyi
Kau hantam terus tentara musuh dengan meriam
Hasanudin Sultan yang berani mati
Walaupun bentengmu jatuh tetapi tetap terhormat
Sultan, kau gugur sebagai pahlawan
Ketika kau naik takhta, Sultan
Kerajaan Gowa dalam puncak kejayaan
Tiada pengacau, tiada kejahatan
Tetapi tatkala V.O.C datang
Negerimupun menjadi keruh
Namun kau memang kesatria
Perajurit berdarah Bugis nan perkasa
Belandapun kau hadapi sambil berseri
Terhadap musuh dikau tiada bersembunyi
Kau hantam terus tentara musuh dengan meriam
Hasanudin Sultan yang berani mati
Walaupun bentengmu jatuh tetapi tetap terhormat
Sultan, kau gugur sebagai pahlawan
Profesor DR. Suharso
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Profesor, dikau pengabdi perikemanusiaan
Penolong insan yang cacat karena perjuangan
Membela Tanah Air dan bangsa
Walau dikau selalu terancam bahaya
Dokter Suharso,
Harum wangi namamu
Sangat besar perikemanusiaanmu
Untuk menolong sesama manusia
Kau sambung tangan pahlawan yang patah
Kau sambung kaki pejuang yang putus
Mengabdi dengan jiwa yang tulus
Pahlawan, dikau pembela cita nan kudus
Profesor, dikau pengabdi perikemanusiaan
Penolong insan yang cacat karena perjuangan
Membela Tanah Air dan bangsa
Walau dikau selalu terancam bahaya
Dokter Suharso,
Harum wangi namamu
Sangat besar perikemanusiaanmu
Untuk menolong sesama manusia
Kau sambung tangan pahlawan yang patah
Kau sambung kaki pejuang yang putus
Mengabdi dengan jiwa yang tulus
Pahlawan, dikau pembela cita nan kudus
Prof. DR. Abdul Rahman Saleh
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Pahlawan, jasamu berlipat ganda
Dikau pengabdi ilmu kesehatan manusia
Dikau pembela kemerdekaan Indonesia
Dikau pelopor Angkatan Udara kita
Dengan Siaran Radio Indonesia Merdeka
Kau kumandangkan api Proklamasi Indonesia
Kau wartakan kemerdekaan bangsa
Ke seluruh dunia
Dikau gugur dalam melaksanakan tugas negara
Tanggal 29 Juli 1947, tatkala hari senja
Belanda durhaka menembak pesawat terbangmu
Tatkala kau angkut bantuan Palang Merah Internasional
Untuk Palang Merah Indonesia
Gugur dikau pembela kemerdekaan bangsa
Jasadmu tulus merabuk perjuangan nusa
Dikau pejuang gagah perwira
Sejak muda hingga dewasa
Pahlawan, gugur dikau pembela bumi Indonesia
Pahlawan, jasamu berlipat ganda
Dikau pengabdi ilmu kesehatan manusia
Dikau pembela kemerdekaan Indonesia
Dikau pelopor Angkatan Udara kita
Dengan Siaran Radio Indonesia Merdeka
Kau kumandangkan api Proklamasi Indonesia
Kau wartakan kemerdekaan bangsa
Ke seluruh dunia
Dikau gugur dalam melaksanakan tugas negara
Tanggal 29 Juli 1947, tatkala hari senja
Belanda durhaka menembak pesawat terbangmu
Tatkala kau angkut bantuan Palang Merah Internasional
Untuk Palang Merah Indonesia
Gugur dikau pembela kemerdekaan bangsa
Jasadmu tulus merabuk perjuangan nusa
Dikau pejuang gagah perwira
Sejak muda hingga dewasa
Pahlawan, gugur dikau pembela bumi Indonesia
Sutan Sjahrir - 1966
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Sjahrir, dari penjara ke penjara kau berjuang
Dari satu pulau pembuangan ke pembuangan lain
Dalam sekapan ataupun dalam kebebasan
Kau selalu berfikir tentang Indonesia
Putra Bangsa, kau telah lakukan segala upaya
Melenyapkan kebodohan bangsa, memerangi kemiskinan
Yang selalu melanda bumi Nusantara
Sejak muda hingga lanjut usia
Bagai daun gugur kau terbang kian kemari
Menyebar kesadaran dan cita kemerdekaan
Kau semaikan api kebebasan Ibu Pertiwi
Lewat gelora juang tiada henti
Sjahrir, dari penjara ke penjara kau berjuang
Dari satu pulau pembuangan ke pembuangan lain
Dalam sekapan ataupun dalam kebebasan
Kau selalu berfikir tentang Indonesia
Putra Bangsa, kau telah lakukan segala upaya
Melenyapkan kebodohan bangsa, memerangi kemiskinan
Yang selalu melanda bumi Nusantara
Sejak muda hingga lanjut usia
Bagai daun gugur kau terbang kian kemari
Menyebar kesadaran dan cita kemerdekaan
Kau semaikan api kebebasan Ibu Pertiwi
Lewat gelora juang tiada henti
Sabtu, 17 Mei 2014
Prof. Mohammad Yamin, S.H. - 1962
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Wahai penyair madah kelana putra Indonesia
Dikau pemikir hukum dan keadilan
Pejuang nasib negara pembala bahasa
Tegas lurus mengabdi bangsa
Citamu tercapai menggalang kesatuan tekad
merangkai benteng menjaga negara
Gairah bakti bela negara proklamasi
Kau setia Pancasila sampai mati
Yamin, pengabdianmu tertulis dengan tinta emas
Dalam sejarah kehidupan bangsa nan mulia
Kau pahatkan Garuda Pancasila dalam sukma
Kau larutkan Indonesia Raya dalam darah raga
Wahai negarawan kau tak kunjung henti mengabdi
Bagi keutuhan dan keselamatan negeri
Wahai Putra Bangsa nan sejati
Kau setia negara sampai mati
Wahai penyair madah kelana putra Indonesia
Dikau pemikir hukum dan keadilan
Pejuang nasib negara pembala bahasa
Tegas lurus mengabdi bangsa
Citamu tercapai menggalang kesatuan tekad
merangkai benteng menjaga negara
Gairah bakti bela negara proklamasi
Kau setia Pancasila sampai mati
Yamin, pengabdianmu tertulis dengan tinta emas
Dalam sejarah kehidupan bangsa nan mulia
Kau pahatkan Garuda Pancasila dalam sukma
Kau larutkan Indonesia Raya dalam darah raga
Wahai negarawan kau tak kunjung henti mengabdi
Bagi keutuhan dan keselamatan negeri
Wahai Putra Bangsa nan sejati
Kau setia negara sampai mati
Robert Wolter Monginsidi - 1949
Karya: Sides Sudiyarto Ds
Robert,
Gagah beran dikau bagai Harimau Indonesia
Di Polongbangkang kau bangun kandang pejuang
Kau dirikan Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia
Sulawesi melawan penjajahan
Monginsidi,
Kau nyalakan api pemberontakan
Melawan penindasan yang menyiksa bangsamu
Pantang menyerah
Hingga akhir kehidupan
Jam 5 pagi, 5 September 1949
Dikau dihukum mati
Peluru-peluru penembak Belanda merobek dadamu
Tetapi kau tiada merintih, tiada memyerah
Mengalir darahmu menyiram Ibu Pertiwi
Melayang jiwa, meninggalkan ragamu
Kau kobarkan jasadmu
Untuk membayar kemerdekaan
Bangsamu
Robert,
Gagah beran dikau bagai Harimau Indonesia
Di Polongbangkang kau bangun kandang pejuang
Kau dirikan Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia
Sulawesi melawan penjajahan
Monginsidi,
Kau nyalakan api pemberontakan
Melawan penindasan yang menyiksa bangsamu
Pantang menyerah
Hingga akhir kehidupan
Jam 5 pagi, 5 September 1949
Dikau dihukum mati
Peluru-peluru penembak Belanda merobek dadamu
Tetapi kau tiada merintih, tiada memyerah
Mengalir darahmu menyiram Ibu Pertiwi
Melayang jiwa, meninggalkan ragamu
Kau kobarkan jasadmu
Untuk membayar kemerdekaan
Bangsamu
R. Otto Iskandardinata- 1945
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Otto Iskandar Dinata,
Telah kau jalani hidupmu penuh pengabdian
Kepada seluruh bangsamu
Dengan tekun kau jalani titian perjuangan
Kau bangun dari kancah bangsa nan sengsara
Kau mengorak jalan berduri di dalam rimba
Penjajahan Belanda nan celaka
O, abadi bangsa, kau mutiara tiada tara
Kau adalah pendidika, wartawan, penyuluh bangsa
Kau adalah perajurit sejati penghantar revolusi
Kau pejuang nan tiada kunjung henti
Di kala merdeka telah nyata kau tiada
O, perintis sejarah bangsa
Amalmu nyata tercatat harum selamanya
Kau juga ikut menggariskan masa depan
Kemerdekaan bangsamu
Otto Iskandar Dinata,
Telah kau jalani hidupmu penuh pengabdian
Kepada seluruh bangsamu
Dengan tekun kau jalani titian perjuangan
Kau bangun dari kancah bangsa nan sengsara
Kau mengorak jalan berduri di dalam rimba
Penjajahan Belanda nan celaka
O, abadi bangsa, kau mutiara tiada tara
Kau adalah pendidika, wartawan, penyuluh bangsa
Kau adalah perajurit sejati penghantar revolusi
Kau pejuang nan tiada kunjung henti
Di kala merdeka telah nyata kau tiada
O, perintis sejarah bangsa
Amalmu nyata tercatat harum selamanya
Kau juga ikut menggariskan masa depan
Kemerdekaan bangsamu
Maria Walanda Maramis
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Maria Walanda Maramis, pejuang sejak gadis
Pahlawan pendidikan, penyebar pengetahuan
Kau asuh anak-anak rakyat
Bagai mengasuh anak sendiri
Maria nan pemberani
Dikau pahlawan sejati
Kau peras otak dan tenagamu
Memberi obor buat bangsamu
Kau adalah pelita yang selalu menyala
Maria, kau perangi kebodohan bangsamu
Walau badai menghalangi juangmu
Kau tetap berbakti sampai mati.
Maria Walanda Maramis, pejuang sejak gadis
Pahlawan pendidikan, penyebar pengetahuan
Kau asuh anak-anak rakyat
Bagai mengasuh anak sendiri
Maria nan pemberani
Dikau pahlawan sejati
Kau peras otak dan tenagamu
Memberi obor buat bangsamu
Kau adalah pelita yang selalu menyala
Maria, kau perangi kebodohan bangsamu
Walau badai menghalangi juangmu
Kau tetap berbakti sampai mati.
Jumat, 16 Mei 2014
Muhammad Husni Thamrin - 1941
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Husni Thamrin, Pelopor kaum Betawi yang jantan
Penggerak persatuan berjuang menuju kemerdekaan
menghimpun tekad dan tenaga Pemuda Indonesia
Melawan penjajahan.
Thamrin bergema terus keyakinanmu
Bahwa di manapun di dunia ini
Suatu bangsa tidak selamanya bersedia
Untuk dijajah dengan semena-mena
Muhammad Husni Thamrin, Pahlawanku
Bersujud aku di hadapanmu, bunga bangsa
Kau bela bangsa dan bahasa
Kau kobarkan semangat revolusi Indonesia
Semangatmu, jiwamu, darahmu kau abdikan
Agar Nusantara utuh dalam kesatuan
Kau gerakkan kesadaran seluruh bangsamu
Hingga cita kebebasan jadi kenyataan
Husni Thamrin, Pelopor kaum Betawi yang jantan
Penggerak persatuan berjuang menuju kemerdekaan
menghimpun tekad dan tenaga Pemuda Indonesia
Melawan penjajahan.
Thamrin bergema terus keyakinanmu
Bahwa di manapun di dunia ini
Suatu bangsa tidak selamanya bersedia
Untuk dijajah dengan semena-mena
Muhammad Husni Thamrin, Pahlawanku
Bersujud aku di hadapanmu, bunga bangsa
Kau bela bangsa dan bahasa
Kau kobarkan semangat revolusi Indonesia
Semangatmu, jiwamu, darahmu kau abdikan
Agar Nusantara utuh dalam kesatuan
Kau gerakkan kesadaran seluruh bangsamu
Hingga cita kebebasan jadi kenyataan
Teuku Umar - 1899
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Ketika perang Aceh melawan Belanda pecah
Di tahun 1973, dikau masih remaja Teuku Umar
Namun dikau pejuang keras nan pantang tunduk
Kau lumpuhkan terus serdadu penjajah
Hingga pecah belah
Teuku Umar, dikau Johan Pahlawan
Berhati baja, bersemangat membara
Dikau jago perang ahli siasat
Hingga musuh terus tersesat
Kau usir terus penjajah berdosa
Dengan rencong dan sangkur
Terus kau bertempur pantang mundur
Hingga musuh lebug
Tatkala 11 Februari 1899 Belanda mengepungmu
Namun kau tiada juga menyerah
Peluru Belanda menembus tubuhmu parah
Dikau gugur sebagai pahlawan
Pembela tanah tumpah darah
Ketika perang Aceh melawan Belanda pecah
Di tahun 1973, dikau masih remaja Teuku Umar
Namun dikau pejuang keras nan pantang tunduk
Kau lumpuhkan terus serdadu penjajah
Hingga pecah belah
Teuku Umar, dikau Johan Pahlawan
Berhati baja, bersemangat membara
Dikau jago perang ahli siasat
Hingga musuh terus tersesat
Kau usir terus penjajah berdosa
Dengan rencong dan sangkur
Terus kau bertempur pantang mundur
Hingga musuh lebug
Tatkala 11 Februari 1899 Belanda mengepungmu
Namun kau tiada juga menyerah
Peluru Belanda menembus tubuhmu parah
Dikau gugur sebagai pahlawan
Pembela tanah tumpah darah
Peto Syarif Gelar Tuanku Imam Bonjol - 1864
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Di alam Minangkabau dikau dilahirkan
Dibesarkan ayah dan bunda tercinta
Di usia dewasa 25 tahun diburu Belanda
Dari bukit ke bukit dari luhak ke luhak
Tiada menyerah pada perampok yang tamak
Imam Bonjol seumur hidupmu diburu peluru
Tiada hentinya lari dan menyerang
Anak istrimu habis dibunuh dengan keji
Dibantai disiksa penjajah yang bathil
Hidupmu selalu di ujung bedil
Tuanku Imam Bonjol sejak muda hingga tua
Kau pantang mundur terus bertempur
Dengan pedang di tangan, peluru di pinggangmu
Kau bergerak terus melancarkan perang gerilya
Tuanku, 15 tahun dikepung musuh angkara
Dan 25 tahun bergerilya tak jatuh runtuh
Kaupimpin terus rakyat berjuang
Membela Tanah Pusaka, mengabdi agama
Berjihad menuju Nusantara Merdeka
Pangeran Diponegoro - 1825
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Pangeran Diponegoro, pahlwan sejati
Tak pernah mementingkan diri
berjuang selalu untuk kebebasan negeri ini
Pangeran Diponegoro, kesatria pembela Pertiwi
Kau tinggalkan istana dan kursi tahta
Kau ikhlaskan hidupmu untuk berjuang
Demi kehormatan bangsa dan negara
Menuju Indonesia merdeka
Pangeran Diponegoro, jazadmu telah kembali ke bumi
Namun api juangmu tak mati-mati
Kau habiskan tetesan darahmu untuk negeri ini
Kau hembuskan nafas penghabisan untuk Pertiwi
Pangeran Diponegoro, pahlwan sejati
Tak pernah mementingkan diri
berjuang selalu untuk kebebasan negeri ini
Pangeran Diponegoro, kesatria pembela Pertiwi
Kau tinggalkan istana dan kursi tahta
Kau ikhlaskan hidupmu untuk berjuang
Demi kehormatan bangsa dan negara
Menuju Indonesia merdeka
Pangeran Diponegoro, jazadmu telah kembali ke bumi
Namun api juangmu tak mati-mati
Kau habiskan tetesan darahmu untuk negeri ini
Kau hembuskan nafas penghabisan untuk Pertiwi
Thomas Matulessi Pattimura (Kapitan Pattimura - 1817)
Karya: Sides Sudiyarto Ds
Mulai dengan rapat rahasia di hutan Haria
Pattimura putra Saparua menggalang tenaga
Satu demi sayu anak Republik datang bergabung
Satu demi satu bersatu padu membentuk laskar
Pattimura kau tiada bisa tinggal diam
Melihat rakyat terus menahan dendam
Karena siksaan penjajah yang jahanam
Pattimura, adalah nyala api yang tak kenal padam
Pattimura yang teguh bagaikan baja
Tanpa perintah kau maju terus, pantang mundur
Menyalakan api perjuangan dari waktu ke waktu
Bersama pejuang-pejuangn Maluku
Pattimura singa garang Indonesia
Tiada takluk karena bujuk, tiada menyerah karena perang
Sekali berjuang terus berjuang
Sekali berperang terus berperang
Demi kemerdekaan kita semua Pattimura
Dengan tabah kau hadapi tali tiang gantungan Belanda
Tercatat dalam sejarah Republik ini kata-katamu:
"Pattimura-Pattimura tua boleh dihancurkan
Tetapi sekali waktu Pattimura-Pattimura muda
Akan bangkit"
Mulai dengan rapat rahasia di hutan Haria
Pattimura putra Saparua menggalang tenaga
Satu demi sayu anak Republik datang bergabung
Satu demi satu bersatu padu membentuk laskar
Pattimura kau tiada bisa tinggal diam
Melihat rakyat terus menahan dendam
Karena siksaan penjajah yang jahanam
Pattimura, adalah nyala api yang tak kenal padam
Pattimura yang teguh bagaikan baja
Tanpa perintah kau maju terus, pantang mundur
Menyalakan api perjuangan dari waktu ke waktu
Bersama pejuang-pejuangn Maluku
Pattimura singa garang Indonesia
Tiada takluk karena bujuk, tiada menyerah karena perang
Sekali berjuang terus berjuang
Sekali berperang terus berperang
Demi kemerdekaan kita semua Pattimura
Dengan tabah kau hadapi tali tiang gantungan Belanda
Tercatat dalam sejarah Republik ini kata-katamu:
"Pattimura-Pattimura tua boleh dihancurkan
Tetapi sekali waktu Pattimura-Pattimura muda
Akan bangkit"
Kyai Haji Achmad Dahlan - 1946
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Kyai, dikau adalah ulama Indonesia
Yang sadar selalu akan nasib bangsamu
Kau tebarkan amal solehmu
Kau panjatkan sinar dakwahmu
Langkah demi langkah kau meniti
Di jalan Allah Nan Maha Suci
Kau bangkitkan gairah iman bangsamu
Kau tumbuhkan jiwa agama di negerimu
Achmad Dahlan, semoga arwahmu diterima
Di sisi Allah nan Maha Agung
Kupanjatkan doa, semoga amal ibadahmu
Diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa
Kyai, dikau adalah ulama Indonesia
Yang sadar selalu akan nasib bangsamu
Kau tebarkan amal solehmu
Kau panjatkan sinar dakwahmu
Langkah demi langkah kau meniti
Di jalan Allah Nan Maha Suci
Kau bangkitkan gairah iman bangsamu
Kau tumbuhkan jiwa agama di negerimu
Achmad Dahlan, semoga arwahmu diterima
Di sisi Allah nan Maha Agung
Kupanjatkan doa, semoga amal ibadahmu
Diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa
H. Rasuna Said
Karya: Sides Sudiyarto Ds
Dalam kemelutnya zaman penjajahan
Dikau berani menentang dengan lantang
Lewat corong pengeras suara
Dikau mengecam keras setiap lawan
Ku himpun tenaga-tenaga pemuda
Bersatu padu dalam barisan melawan penjajahan
Kau terus bergerak serentak
Walaupun musuh terus menggalak
Dikau ditangkap disekap dalam penjara
Tetapi dikau tiada bersedia menyerah
Terus berjuang hingga fajar cerah
Dikau pahlawan hingga akhir hayat
Dalam kemelutnya zaman penjajahan
Dikau berani menentang dengan lantang
Lewat corong pengeras suara
Dikau mengecam keras setiap lawan
Ku himpun tenaga-tenaga pemuda
Bersatu padu dalam barisan melawan penjajahan
Kau terus bergerak serentak
Walaupun musuh terus menggalak
Dikau ditangkap disekap dalam penjara
Tetapi dikau tiada bersedia menyerah
Terus berjuang hingga fajar cerah
Dikau pahlawan hingga akhir hayat
Dewi Sartika - 1947
Karya: Sides Sudiyarto Ds
Dewi bagai pelita di malam hari
Dikau bersinar cerah dalam kegelapan
Meski angin kencang bertiup menghembus
Namun kau tetap menyala membagi terang
Kau sinarkan cahaya pikirmu
Membimbing kaum wanita ke arah kemajuan
Kau didik anak-anak Indonesia dengan rela
Agar jadi insan berguna
Dewi Sartika, wanita utama
Telah kau rentang garis pengabdian
Juangmu memerangi kebodohan bangsa
Menuju titik kesejahteraan di esok lusa
Dewi bagai pelita di malam hari
Dikau bersinar cerah dalam kegelapan
Meski angin kencang bertiup menghembus
Namun kau tetap menyala membagi terang
Kau sinarkan cahaya pikirmu
Membimbing kaum wanita ke arah kemajuan
Kau didik anak-anak Indonesia dengan rela
Agar jadi insan berguna
Dewi Sartika, wanita utama
Telah kau rentang garis pengabdian
Juangmu memerangi kebodohan bangsa
Menuju titik kesejahteraan di esok lusa
Marsma R. Iswahyudi
Karya: Sides Sudiyarto Ds
Wangi namamu bagai melati mekar putih
Tersebar harummu dalam sejarah bangsamu
Pengabdianmu tiada pernah terlupakan
Dalam sanubari bangsamu
Dikau terbang cepat bagaikan rajawali
Menembus langit hitam berawan
Mencari senjata dan perlengkapan perang
Untuk perjuangan kemerdekaan
Di kala 14 Desember 1947, kau terbang tinggi
Mencari bantuan untuk jalannya revolusi
Kau gugur bersama pesawatmu yang hancur
Di Tanjung Hantu, negeri Malaysia
Namun pahlawan, kau kan selalu hidup
Dalam ingatan bangsamu
Dikau perintis kebesaran Angkatan Udara
Benteng keselamatan Indonesia
Wangi namamu bagai melati mekar putih
Tersebar harummu dalam sejarah bangsamu
Pengabdianmu tiada pernah terlupakan
Dalam sanubari bangsamu
Dikau terbang cepat bagaikan rajawali
Menembus langit hitam berawan
Mencari senjata dan perlengkapan perang
Untuk perjuangan kemerdekaan
Di kala 14 Desember 1947, kau terbang tinggi
Mencari bantuan untuk jalannya revolusi
Kau gugur bersama pesawatmu yang hancur
Di Tanjung Hantu, negeri Malaysia
Namun pahlawan, kau kan selalu hidup
Dalam ingatan bangsamu
Dikau perintis kebesaran Angkatan Udara
Benteng keselamatan Indonesia
Christina Martha Tiahohu - 1818
Karya: Sides Sudiyarto Ds
Martha gadis yang pemberani
Sejak kecil kau sertai ayahmu di medan laga
bertempur melawan Belanda
Membela tanah tumpah darah
Tanah kelahiran tercinta
Martha, tak pernah kau perduli dengan dirimu
Tahun demi tahun usiamu berlalu
Tempatmu berpindah-pindah
Dari satu pertempuran ke pertempuran lainnya
Martha yang ikhlas berjuang
Gadis remaja yang menjadi bunga bangsa
Kau relakan juangmu untuk nusa bangsa
Kauikhlaskan darah dan nyawamu bagi Indonesia
Di hari satu Januari 1818
Dikau dibuang lawan ke pulau Jawa
Namun dikau gugur dalam perjalanan
Antara Pulau Buru dan Pulau Tiga kau terkubur
Kau kembali ke pangkuan bumi Indonesia
Martha gadis yang pemberani
Sejak kecil kau sertai ayahmu di medan laga
bertempur melawan Belanda
Membela tanah tumpah darah
Tanah kelahiran tercinta
Martha, tak pernah kau perduli dengan dirimu
Tahun demi tahun usiamu berlalu
Tempatmu berpindah-pindah
Dari satu pertempuran ke pertempuran lainnya
Martha yang ikhlas berjuang
Gadis remaja yang menjadi bunga bangsa
Kau relakan juangmu untuk nusa bangsa
Kauikhlaskan darah dan nyawamu bagi Indonesia
Di hari satu Januari 1818
Dikau dibuang lawan ke pulau Jawa
Namun dikau gugur dalam perjalanan
Antara Pulau Buru dan Pulau Tiga kau terkubur
Kau kembali ke pangkuan bumi Indonesia
Kamis, 15 Mei 2014
Arie Frederik Lasut - 1949
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Kau keras kukuh menjaga rahasia negara
Walau musuh merayumu untuk membukanya
Kau tak sedikitpun tergerak mengkhianati negara
Bagai dinding besi kau rahasiakan tambang bumi
Lasut, kau jantan kesatria negara
Cintamu pada negeri tiada diragukan lagi
Hasratmu mengabdi Republik sungguh terpuji
Meski nyawamu menjadi korban musuh yang keji
Hari itu 7 Mei 1949, dalam pagi nan sunyi
KNIL yang buas menculikmu
Di Kaliurang - Yogyakarta kau ditembak mati
Peluru KNIL keparat menghujani tubuhmu
Gugur dikau Lasut di medan Bakti
Sukmamu mengiringi jalannya revolusi
Tubuhmu hancur menyiram pertiwi
Sukmamu melindungi Republik Proklamasi
Kau keras kukuh menjaga rahasia negara
Walau musuh merayumu untuk membukanya
Kau tak sedikitpun tergerak mengkhianati negara
Bagai dinding besi kau rahasiakan tambang bumi
Lasut, kau jantan kesatria negara
Cintamu pada negeri tiada diragukan lagi
Hasratmu mengabdi Republik sungguh terpuji
Meski nyawamu menjadi korban musuh yang keji
Hari itu 7 Mei 1949, dalam pagi nan sunyi
KNIL yang buas menculikmu
Di Kaliurang - Yogyakarta kau ditembak mati
Peluru KNIL keparat menghujani tubuhmu
Gugur dikau Lasut di medan Bakti
Sukmamu mengiringi jalannya revolusi
Tubuhmu hancur menyiram pertiwi
Sukmamu melindungi Republik Proklamasi
Jenderal Anumerta Basuki Rachmat - 1969
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Jenderal Basuki Rachmat,
Telah pergi dikau menghadap Illahi
Selagi tugas di pundakmu masih menanti
Selagi tanggung jawabmu masih berarti
Telah tercatat dalam halaman sejarah
Pejuang, kau telah gugur di medan bakti
Semoga ketu(lu)sanmu meresap ke hati
Dan sanubari rakyatmu
Selamat jalan, Jenderal!
Cita sucimu akan kuteruskan
Hingga tercapai cita kemerdekaan
Hingga terisi cita pembangunan semesta
Jenderal Basuki Rachmat,
Telah pergi dikau menghadap Illahi
Selagi tugas di pundakmu masih menanti
Selagi tanggung jawabmu masih berarti
Telah tercatat dalam halaman sejarah
Pejuang, kau telah gugur di medan bakti
Semoga ketu(lu)sanmu meresap ke hati
Dan sanubari rakyatmu
Selamat jalan, Jenderal!
Cita sucimu akan kuteruskan
Hingga tercapai cita kemerdekaan
Hingga terisi cita pembangunan semesta
Serda K.K.O. Anumerta Janatin Alias Usman Bin H. Moh. Ali, dan Kopral K.K.O. Anumerta Harun Bin Said Alias Tohir - 1968
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Usman dan Harun perajurit berdarah kesatria
Tiada takut menentang badai samudera raya
Tiada gentar menghadapi musuh di seberang sana
Dengan semangat baja menantang mara bahaya
Saat itu Oktober 1968, di Penjara Changi, Singapura
Usman dan Harun berdua naik ke tiang gantungan
Tiada mereka menangis. Tiada keluh kesah
Diterimanya nasib sebagai pahlawan Indonesia
Usman dan Harun, pembela keutuhan Tanah Air dan Bangsa
Telah pergi kau atas nama revolusi suci Indonesia
Berkorban engkau jazad dan sukmamu melayang tiada kembali
Karen panggilan Ibu Pertiwi
Usman dan Harun, seluruh rakyatmu mengerti
kebesaran jiwamu, keharuman namamu
Selamat jalan para oahlawan bangsa
Semoga Illahi menerima amal baktimu
Usman dan Harun perajurit berdarah kesatria
Tiada takut menentang badai samudera raya
Tiada gentar menghadapi musuh di seberang sana
Dengan semangat baja menantang mara bahaya
Saat itu Oktober 1968, di Penjara Changi, Singapura
Usman dan Harun berdua naik ke tiang gantungan
Tiada mereka menangis. Tiada keluh kesah
Diterimanya nasib sebagai pahlawan Indonesia
Usman dan Harun, pembela keutuhan Tanah Air dan Bangsa
Telah pergi kau atas nama revolusi suci Indonesia
Berkorban engkau jazad dan sukmamu melayang tiada kembali
Karen panggilan Ibu Pertiwi
Usman dan Harun, seluruh rakyatmu mengerti
kebesaran jiwamu, keharuman namamu
Selamat jalan para oahlawan bangsa
Semoga Illahi menerima amal baktimu
Kolonel Sugiyono
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Tiada ragu kau lakukan tugasmu
Tiada bimbang dalam melakukan pekerjaanmu
Siap selalu siaga selalu
Berjuang setiap waktu
Kolonel Sugiyono,
Dengan senjata di atas pundakmu
Kau jaga keamanan negerimu
Kau jaga keselamatan rakyatmu
Ketika kau gugur di tahun 1965
Kau tiada menjerit, tiada merintih
Tabah, kuat selalu jiwamu
Menghadapi maut yang merengut hidupmu
Kolonel, dikau tak pernah khianat
Pada perintah komandan pasukan
berlalu sudah pengabdianmu
kepada bumi Indonesia
Tiada ragu kau lakukan tugasmu
Tiada bimbang dalam melakukan pekerjaanmu
Siap selalu siaga selalu
Berjuang setiap waktu
Kolonel Sugiyono,
Dengan senjata di atas pundakmu
Kau jaga keamanan negerimu
Kau jaga keselamatan rakyatmu
Ketika kau gugur di tahun 1965
Kau tiada menjerit, tiada merintih
Tabah, kuat selalu jiwamu
Menghadapi maut yang merengut hidupmu
Kolonel, dikau tak pernah khianat
Pada perintah komandan pasukan
berlalu sudah pengabdianmu
kepada bumi Indonesia
Laksamana Laut R. Edy Martadinata - 1966
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Laksamana, usai sudah jalan hidupmu
Cukup sudah pengabdian dalam hidupmu
Ikut mendayung bakhtera negara
Ikut serta mengawal layar Nusantara
Bagai lautan yang tenang jiwamu dalam
Lurus jalanmu mengabdi bangsa
Telah kau tunaikan sumpah perajurit
Telah kau jalankan sumpah perajurit
Laksamana kau tiada berubah arah
Meski gelombang melanda bakhtera negara
Kau tiada membelok sejengkal
Setia senantiasa pada Nusantara
Laksamana, usai sudah jalan hidupmu
Cukup sudah pengabdian dalam hidupmu
Ikut mendayung bakhtera negara
Ikut serta mengawal layar Nusantara
Bagai lautan yang tenang jiwamu dalam
Lurus jalanmu mengabdi bangsa
Telah kau tunaikan sumpah perajurit
Telah kau jalankan sumpah perajurit
Laksamana kau tiada berubah arah
Meski gelombang melanda bakhtera negara
Kau tiada membelok sejengkal
Setia senantiasa pada Nusantara
Rabu, 14 Mei 2014
Jend Gatot Subroto - 1962
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Anak dusun yang tegap, kau pengabdi setia
Pada Tanah Airmu, Indonesia
Tegak engkau dengan baju hijaumu
Berani engkau dengan pucuk senapanmu
Kau prajurit nan setia
Pada sumpah perajurit dan Saptamarga
Kau pejuang setia, mengamankan negara
Kau tidak ingkar dalam suka dan duka
Gatot Subroto, kau curahkan tenaga
Kau cucurkan keringat, kau habiskan hidupmu
Untuk kesatuan tanah air Pancasila
Untuk kemuliaan Sang Dwi Warna
Gatot Subroto,
Peirntis penggugah Gerakan Banteng
Kau bingkai Republik ini dengan tubuhmu
Bersama seluruh perajurit pembela negerimu
Anak dusun yang tegap, kau pengabdi setia
Pada Tanah Airmu, Indonesia
Tegak engkau dengan baju hijaumu
Berani engkau dengan pucuk senapanmu
Kau prajurit nan setia
Pada sumpah perajurit dan Saptamarga
Kau pejuang setia, mengamankan negara
Kau tidak ingkar dalam suka dan duka
Gatot Subroto, kau curahkan tenaga
Kau cucurkan keringat, kau habiskan hidupmu
Untuk kesatuan tanah air Pancasila
Untuk kemuliaan Sang Dwi Warna
Gatot Subroto,
Peirntis penggugah Gerakan Banteng
Kau bingkai Republik ini dengan tubuhmu
Bersama seluruh perajurit pembela negerimu
Mayjen. T.N.I. Anumerta Sutoyo Siswomihardjo - 1965
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Telah pergi dikau bagaikan anak panah
Nan lepas dari busurnya
Tatkala negara sedang menunggu
Pengabdian setiap putranya
Mayor Jenderal Sutoyo
Tenang engkau dalam segala cuaca
Tabah bagaikan tembok baja
Setia mengabdi bangsa
Telah pergi dikau, sebagai Pahlawan Revolusi
Semoga arwahmu mendapat tempat yang layak
Di sisi Illahi
Dikau perwira, perajurit bangsa
Telah pergi dikau bagaikan anak panah
Nan lepas dari busurnya
Tatkala negara sedang menunggu
Pengabdian setiap putranya
Mayor Jenderal Sutoyo
Tenang engkau dalam segala cuaca
Tabah bagaikan tembok baja
Setia mengabdi bangsa
Telah pergi dikau, sebagai Pahlawan Revolusi
Semoga arwahmu mendapat tempat yang layak
Di sisi Illahi
Dikau perwira, perajurit bangsa
Letjen T.N.I. Anumerta S. Parman - 1965
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Dalam perang dalam damai
Kau selalu berteguh dalam tugas
Dalam sedih dalam duka
Kau selalu penuh tanggung jawab
Sejak kemerdekaan hingga proklamasi
Kau teguh dalam mengabdi
sejak kacau hingga aman
Kau tetap siaga bertahan
Letnan Jenderal, kau tidak kunjung lepas
Memegang senjatamu
Hingga akhir hayatmu
Kau tetap perwira bangsa
Dalam perang dalam damai
Kau selalu berteguh dalam tugas
Dalam sedih dalam duka
Kau selalu penuh tanggung jawab
Sejak kemerdekaan hingga proklamasi
Kau teguh dalam mengabdi
sejak kacau hingga aman
Kau tetap siaga bertahan
Letnan Jenderal, kau tidak kunjung lepas
Memegang senjatamu
Hingga akhir hayatmu
Kau tetap perwira bangsa
Letjen T.N.I. Anumerta Soeprapto - 1965
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Letnan Jenderal, kau tinggalkan kami
Dalam api revolusi yang masih menanti
Kau tinggalkan jazadmu di atas pangkuan pertiwi
Kau wariskan tekad mengabdi negeri
Dalam juangmua, jalan masih panjang
Masih jauh cita dan juang bangsaku
Masih kami harapkan dharma baktimu
Untuk kehidupan semua warga negaramu
Almarhum, relakanlah warisan semangatmu
Bagi bekal pengabdian generasi penerusmu
Usah kau ragukan segala cita luhurmu
Akan kami teruskan sepanjang hayatku
Letnan Jenderal, kau tinggalkan kami
Dalam api revolusi yang masih menanti
Kau tinggalkan jazadmu di atas pangkuan pertiwi
Kau wariskan tekad mengabdi negeri
Dalam juangmua, jalan masih panjang
Masih jauh cita dan juang bangsaku
Masih kami harapkan dharma baktimu
Untuk kehidupan semua warga negaramu
Almarhum, relakanlah warisan semangatmu
Bagi bekal pengabdian generasi penerusmu
Usah kau ragukan segala cita luhurmu
Akan kami teruskan sepanjang hayatku
Letjen T.N.I. Anumerta D.I. Panjaitan - 1965
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Hidupmu telah kau serahkan pada negerimu
Nyawamu telah kau serahkan bagi bangsamu
Kau tunaikan sudah langkah pengabdian
Sepanjang kemampuan
Betapa terang cayamu mutiara perwira
Betapa ikhlasnya bakti dan darma
Nan kau persembahkan bagi sesama
Nan kau abdikan bagi nusa
Jangan kecewa, Pahlawan Revolusi
Sejarah telah berjalan berpacu dengan waktu
Citamu mengabdi seluruh negeri
Kan terus kami ikuti
Hidupmu telah kau serahkan pada negerimu
Nyawamu telah kau serahkan bagi bangsamu
Kau tunaikan sudah langkah pengabdian
Sepanjang kemampuan
Betapa terang cayamu mutiara perwira
Betapa ikhlasnya bakti dan darma
Nan kau persembahkan bagi sesama
Nan kau abdikan bagi nusa
Jangan kecewa, Pahlawan Revolusi
Sejarah telah berjalan berpacu dengan waktu
Citamu mengabdi seluruh negeri
Kan terus kami ikuti
Letjen T.N.I. Anumerta M.T. Harjono - 1965
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Sejak Republik ini tumbuh kau patuh
Sejak negeri ini dewasa kau tabah
Tanpa sangsi kau berjalan terus
Di lorong-lorong perjuangan
Dari sawah hingga gunung
Dari lembah hingga lereng bukit
Kau mendaki dan menuruni
Sejarah revolusi
Letnan Jenderal, perajurit Sapta Marga
Pengabdi, pejuang bangsa
Pahlawan nan perwira
Kusuma negara Indonesia.
Sejak Republik ini tumbuh kau patuh
Sejak negeri ini dewasa kau tabah
Tanpa sangsi kau berjalan terus
Di lorong-lorong perjuangan
Dari sawah hingga gunung
Dari lembah hingga lereng bukit
Kau mendaki dan menuruni
Sejarah revolusi
Letnan Jenderal, perajurit Sapta Marga
Pengabdi, pejuang bangsa
Pahlawan nan perwira
Kusuma negara Indonesia.
Jend. TNI Anumerta Akhmad Yani - 1965
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Jenderal, dikau pahlawan revolusi
Pengawal negara Republik Indonesia
Benteng Negara Pancasila
Gugur dikau bagai bunga bangsa
Perajurit perwira rela dikau gugur
Bagai kuncup melati putih menghias pertiwi
Setia bakti berjuang dalam revolusi
Pemadam berbagai pengkhianat negeri
Akhmad Yani, berjiwa banteng loreng
Menyapu semua bahaya nan mengancam negara
Memagar keselamatan bangsa
Gugur dikau sebagai kusuma bangsa
Jenderal, dikau pahlawan revolusi
Pengawal negara Republik Indonesia
Benteng Negara Pancasila
Gugur dikau bagai bunga bangsa
Perajurit perwira rela dikau gugur
Bagai kuncup melati putih menghias pertiwi
Setia bakti berjuang dalam revolusi
Pemadam berbagai pengkhianat negeri
Akhmad Yani, berjiwa banteng loreng
Menyapu semua bahaya nan mengancam negara
Memagar keselamatan bangsa
Gugur dikau sebagai kusuma bangsa
Panglima Besar Jendral Sudirman - 1950
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Panglima Besar Sudirman
Ketika kau angkat senjata semua pemuda Indonesia siaga
Ikut bersamamu menyandang senapan
Mengawal Revolusi 17 Agustus 1945
Jendral yang perwira
Ketika kau mengembara bergerilya
Segenap putra-putri Indonesia terpanggil
Untuk menghantarmu maju ke medan laga
Mengobarkan api perjuangan, merebut kemerdekaan
Sudirman pahlawan agung
Dengan paru-paru sebelah kau atur komando
Perjuangan nasional semesta Nusantara
Dari atas tandu tergolek badanmu
Mengatur siasat ke segala penjuru
Demi kebebasan tanah air nan satu
Panglima Revolusi nan utama
Seluruh Rakyat Indonesia bernaung
Di bawah bayanganmu setia sepenuh hati dan jiwa
Meneruskan tekad juangmu
Mengawal Revolusi Pancasila
Hingga akhir dunia
Panglima Besar Sudirman
Ketika kau angkat senjata semua pemuda Indonesia siaga
Ikut bersamamu menyandang senapan
Mengawal Revolusi 17 Agustus 1945
Jendral yang perwira
Ketika kau mengembara bergerilya
Segenap putra-putri Indonesia terpanggil
Untuk menghantarmu maju ke medan laga
Mengobarkan api perjuangan, merebut kemerdekaan
Sudirman pahlawan agung
Dengan paru-paru sebelah kau atur komando
Perjuangan nasional semesta Nusantara
Dari atas tandu tergolek badanmu
Mengatur siasat ke segala penjuru
Demi kebebasan tanah air nan satu
Panglima Revolusi nan utama
Seluruh Rakyat Indonesia bernaung
Di bawah bayanganmu setia sepenuh hati dan jiwa
Meneruskan tekad juangmu
Mengawal Revolusi Pancasila
Hingga akhir dunia
DR. Sahardjo S.H. - 1963
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Kau catat ketika fajar perjuangan menyingsing
Menyinari hari depan semua Rakyat Indonesia
Kau tiada tertinggal bersama mereka
Yang berjalan di garis pengabdian
Suhardjo, tulus hatimu mengabdi
Lewat pendidikan, lewat kesarjanaan
Kau penuhi panggilan masa
Pohon keadilan selalu kau bela
Sahardjo, kau berjiwa pengayom
Penuh cinta kasih pada sesama
Di dadamu tercantum bintang Satya Lencana Kemerdekaan
Di hatimu tertanam jiwa cinta kebangsaan
Prof. Dr. Kusumah Atmadja S.H. - 1952
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Profesor kau telah berhasil membuktikan
Bahwa anak Indonesia juga mampu menjadi sarjana
Yang penuh kecerdasan dan kebaktian
Meski penjajahan mengungkung selalu negerimu
Kusumah Atmadja, telah kau tunjukkan
Kekuatan pribadimu sebagai warga negeri ini
Tiada kenal kompromi dalam juangmu
Tiada luntur kesetiaanmu pada Republik ini
Ke Bangka kau jalani pembuangan
Karena kau tiada mau membelok mengekor lawan
Kau pilih hanya satu dalam hidupmu
Mengabdi bangsa dan negara
Profesor kau telah berhasil membuktikan
Bahwa anak Indonesia juga mampu menjadi sarjana
Yang penuh kecerdasan dan kebaktian
Meski penjajahan mengungkung selalu negerimu
Kusumah Atmadja, telah kau tunjukkan
Kekuatan pribadimu sebagai warga negeri ini
Tiada kenal kompromi dalam juangmu
Tiada luntur kesetiaanmu pada Republik ini
Ke Bangka kau jalani pembuangan
Karena kau tiada mau membelok mengekor lawan
Kau pilih hanya satu dalam hidupmu
Mengabdi bangsa dan negara
Prof. Supomo S.H. - 1958
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Profesor Supomo
Dari kedua tanganmu telah terbit
Percikan karya-karya hasil pikirmu
Dari tubuhmu, telah memancar tenaga
Untuk mengabdi kehidupan bangsa
Supomo, telah kau singsingkan lengan bajumu
Ikut mempersiapkan datangnya kemerdekaan
Telah kau ulurkan tenagamu untuk menyemai
Amal dan ilmu bagi bangsamu
Yang sedang dilanda duka lara
Di saat bumi Nusantara kemelut
Kau ikut serta mengahalau awan hitam
Memanggil matahari kebebasan datang
Menyinari langit bisur lazuardi
Menyibak datangnya fajar kebebasan abadi
Profesor Supomo
Dari kedua tanganmu telah terbit
Percikan karya-karya hasil pikirmu
Dari tubuhmu, telah memancar tenaga
Untuk mengabdi kehidupan bangsa
Supomo, telah kau singsingkan lengan bajumu
Ikut mempersiapkan datangnya kemerdekaan
Telah kau ulurkan tenagamu untuk menyemai
Amal dan ilmu bagi bangsamu
Yang sedang dilanda duka lara
Di saat bumi Nusantara kemelut
Kau ikut serta mengahalau awan hitam
Memanggil matahari kebebasan datang
Menyinari langit bisur lazuardi
Menyibak datangnya fajar kebebasan abadi
Selasa, 13 Mei 2014
K.H. Zaenal Mustofa
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Dalam kemelut penjajahan Belanda kau tiada menyerah
Imanmu teguh bagaikan gunung karang
Walau dikau dijebloskan dalam penjara Sukamiskin
Tetap teguh tiada luntur keyakinanmu
Dalam kemelut penjajahan Jepang
Kau tetap tiada berniat menyimpang
Dari ajaran agamamu yang mulia
Sekali Islam kau tetap Islam
Kau gugur pahlwan, demi negara
Kau pembela bangsa dan agama
Semoga Tuhan Nan Maha Esa
Tulis ikhlas menerima amalmu
Dalam kemelut penjajahan Belanda kau tiada menyerah
Imanmu teguh bagaikan gunung karang
Walau dikau dijebloskan dalam penjara Sukamiskin
Tetap teguh tiada luntur keyakinanmu
Dalam kemelut penjajahan Jepang
Kau tetap tiada berniat menyimpang
Dari ajaran agamamu yang mulia
Sekali Islam kau tetap Islam
Kau gugur pahlwan, demi negara
Kau pembela bangsa dan agama
Semoga Tuhan Nan Maha Esa
Tulis ikhlas menerima amalmu
R.M. Soerjo - 1948
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Tiada lelah hatimu, Sang Gubernur
Kau maju bergerak bersama rakyat Jawa Timur
Menghunus sangkur pantang mundur
Meski lawan menghujankan bom dan mitraliur
Hari itu 10 November 1945
Kau pekikkan seruan Selamat Berjuang
Pada setiap putra kota pahlawan
Mempertahankan kemerdekaan
Kau serahkan jiwa ragamu
Untuk pertiwi
Namun kau pergi
Sebelum menikmati kemerdekaan negeri ini
Tiada lelah hatimu, Sang Gubernur
Kau maju bergerak bersama rakyat Jawa Timur
Menghunus sangkur pantang mundur
Meski lawan menghujankan bom dan mitraliur
Hari itu 10 November 1945
Kau pekikkan seruan Selamat Berjuang
Pada setiap putra kota pahlawan
Mempertahankan kemerdekaan
Kau serahkan jiwa ragamu
Untuk pertiwi
Namun kau pergi
Sebelum menikmati kemerdekaan negeri ini
Kyai Hasjim Asj'ari - 1947
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Kyai yang saleh, telah kautebarkan cahaya Islam
Kausemaikan dalam setiap hati nurani insani
Keyakinan akan kebenaran
Isi Kitab Suci Al-Qur'an
Kyai, dikau ikut serta menyebarkan Islam
Di pelosok-pelosok tanah air
Demi kemajuan ummat dan rakyat
Menjauhkan kaum dari sifat kafir
Dengan ikhlas kau bela keagungan Islam
Dengan penuh semangat kau galang persatuan
Dan kau eratkan ummat Islam nan setia
Dengan kebathilan kau pantang bersapa.
Kyai yang saleh, telah kautebarkan cahaya Islam
Kausemaikan dalam setiap hati nurani insani
Keyakinan akan kebenaran
Isi Kitab Suci Al-Qur'an
Kyai, dikau ikut serta menyebarkan Islam
Di pelosok-pelosok tanah air
Demi kemajuan ummat dan rakyat
Menjauhkan kaum dari sifat kafir
Dengan ikhlas kau bela keagungan Islam
Dengan penuh semangat kau galang persatuan
Dan kau eratkan ummat Islam nan setia
Dengan kebathilan kau pantang bersapa.
Haji Fakhruddin
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Dikau penyiar agama nan mulia
Bergerak selalu demi kejayaan Islam
Membina semangat kaum muda
Untuk cinta agama dan bangsa
Kau masuk warga Budi Utomo
Kau bergabung dengan Sarekat Islam
Kau kembangkan jiwa Muhammadiyah
Demi kemajuan segala insan
Haji Fakhruddin yang saleh
Kau sinari orang-orang yang kegelapan
Kau bimbing anak-anak yang muda
Agar dewasa setia bertaqwa
Dikau penyiar agama nan mulia
Bergerak selalu demi kejayaan Islam
Membina semangat kaum muda
Untuk cinta agama dan bangsa
Kau masuk warga Budi Utomo
Kau bergabung dengan Sarekat Islam
Kau kembangkan jiwa Muhammadiyah
Demi kemajuan segala insan
Haji Fakhruddin yang saleh
Kau sinari orang-orang yang kegelapan
Kau bimbing anak-anak yang muda
Agar dewasa setia bertaqwa
K.H. Abdul Wahid Hasjim - 1953
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Dalam darahmu terpateri iman yang tak tergoyahkan
Dalam hatimu kuat melekat keyakinan Islam
Kau pancarkan dalam amal perbuatan
Kau kembangkan bagi setiap insan
Kyai Wahid Hasjim yang selalu sujud
Tangan bersih tercuci, tubuhmu basah bermandi doa
Kau pijarkan sinar muslim nan hakiki
Kau percikkan pada setiap hati
Api Islam nan suci
Dalam hidupmu tekun tenang berseri
Bekerja dari hari ke hari
Memperjuangkan nasib negeri
Menegakkan agama Illahi
Dalam darahmu terpateri iman yang tak tergoyahkan
Dalam hatimu kuat melekat keyakinan Islam
Kau pancarkan dalam amal perbuatan
Kau kembangkan bagi setiap insan
Kyai Wahid Hasjim yang selalu sujud
Tangan bersih tercuci, tubuhmu basah bermandi doa
Kau pijarkan sinar muslim nan hakiki
Kau percikkan pada setiap hati
Api Islam nan suci
Dalam hidupmu tekun tenang berseri
Bekerja dari hari ke hari
Memperjuangkan nasib negeri
Menegakkan agama Illahi
Dokter Muwardi - 1948
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Kau berjiwa pandu pengasih penyayang sesama insan
Kau berjiwa pemimpin setia mengabdi negara
Kau berjiwa prajurit perwira sejati
Kau adalah pemuka Barisan Pelopor
Moewardi kau tidak pernah sedih meski difitnah
Kau tak pernah cemas walau maut selalu memburu
Kau tidak lelahnya berjuang menghadapi peluru
Tabah tahan berjuang tiada jemu
Habis licin tandas kisah hidupmu
Kau serahkan bagi perjuangan kemerdekaan
Kau curahkan tenaga hidupmu bagi negeri ini
Pengabdianmu suci merabuk bangsa kami
Kau berjiwa pandu pengasih penyayang sesama insan
Kau berjiwa pemimpin setia mengabdi negara
Kau berjiwa prajurit perwira sejati
Kau adalah pemuka Barisan Pelopor
Moewardi kau tidak pernah sedih meski difitnah
Kau tak pernah cemas walau maut selalu memburu
Kau tidak lelahnya berjuang menghadapi peluru
Tabah tahan berjuang tiada jemu
Habis licin tandas kisah hidupmu
Kau serahkan bagi perjuangan kemerdekaan
Kau curahkan tenaga hidupmu bagi negeri ini
Pengabdianmu suci merabuk bangsa kami
Kyai Haji Mas Mansoer - 1946
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Mubaligh, telah kau syiarkan Islam yang hakiki
Semangatmu yang keras bagaikan baja telah terbukti
Tidak hentinya kau berjuang menyebar Islam nan suci
Bar aral melintang kau tidak perduli
Kyai yang tabah dan berani
Kau bela nasib bangsa dengan semangat berapi-api
Dalam perjuangan nusa mencapai proklamasi
Angkat senjata membela Ibu Pertiwi
Telah berpulang kau ke pangkuan Illahi
Ktika dikau meringkuk dalam tahanan Belanda
Tapi kau tiada sudi menurut penjajah nan durhaka
Kau pilih mati syahid daripada menjual negara
Mubaligh, telah kau syiarkan Islam yang hakiki
Semangatmu yang keras bagaikan baja telah terbukti
Tidak hentinya kau berjuang menyebar Islam nan suci
Bar aral melintang kau tidak perduli
Kyai yang tabah dan berani
Kau bela nasib bangsa dengan semangat berapi-api
Dalam perjuangan nusa mencapai proklamasi
Angkat senjata membela Ibu Pertiwi
Telah berpulang kau ke pangkuan Illahi
Ktika dikau meringkuk dalam tahanan Belanda
Tapi kau tiada sudi menurut penjajah nan durhaka
Kau pilih mati syahid daripada menjual negara
Minggu, 11 Mei 2014
Nyai H. Siti Walidah Ahmad Dahlan
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Engkau wanita pembimbing rakyat
Penyebar agama yang berdawah giat
Selalu bersemangat mendalami syariat
Dikau perintis pembaharu Islam
Agar bersih dari berbagai gangguan
Kau penegak iman insan
Dikau pahlawan penganjur persatuan
Pendorong jalannya kemajuan
Ikut berjuang untuk kemerdekaan
Haji Siti Walidah,
Tiada pernah kau berhenti beribadah
Pejuang bangsa di kala susah
Engkau wanita pembimbing rakyat
Penyebar agama yang berdawah giat
Selalu bersemangat mendalami syariat
Dikau perintis pembaharu Islam
Agar bersih dari berbagai gangguan
Kau penegak iman insan
Dikau pahlawan penganjur persatuan
Pendorong jalannya kemajuan
Ikut berjuang untuk kemerdekaan
Haji Siti Walidah,
Tiada pernah kau berhenti beribadah
Pejuang bangsa di kala susah
Dr. Ciptomangunkusumo - 1943
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Dokter, kau adalah penyelamat anak-anak pribumi
perawat penyakit yang menimpa rakyat jelata
Kau curahkan cinta kasihmu demi kehidupan
Penduduk negeri yang terlanda kemiskinan
Cipto, dikau adalah Garuda Perkasa
Cakarmu kuat, menentang kekuasaan penjajah
Kau kibarkan keberanian melawan penindasan
Kau bangktkan semangat menentang kezaliman
Jiwa berontak dengan galak
Kau tiada pernah menyerah pada penjajah
Meski kau dibuang selalu ke pengasingan
Namun jiwamu selalu perkas mengejar kemerdekaan
Dokter, kau adalah penyelamat anak-anak pribumi
perawat penyakit yang menimpa rakyat jelata
Kau curahkan cinta kasihmu demi kehidupan
Penduduk negeri yang terlanda kemiskinan
Cipto, dikau adalah Garuda Perkasa
Cakarmu kuat, menentang kekuasaan penjajah
Kau kibarkan keberanian melawan penindasan
Kau bangktkan semangat menentang kezaliman
Jiwa berontak dengan galak
Kau tiada pernah menyerah pada penjajah
Meski kau dibuang selalu ke pengasingan
Namun jiwamu selalu perkas mengejar kemerdekaan
Raden Ajeng Kartini - 1904
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Bagai lilin menyala dalam gelap semesta
Kau terangi kaum wanita Indonesia
Hingga mampu meraba jalan masa depan
Melawan nasib yang tiada nyata arahnya
Bagai kunang-kunang berkelip dalam kelam
Kausinari cuaca hitam legam
Nasib kaum wanita nan terhina
Tertinggal jauh nun di sana
Kartini, bagaikan bintang kejora
Kau menyinar langit kelabu udara beku
Cahaya juangmu membimbing bangsa melangkah maju
Meski jauh jalan berliku penuh batu
Awan penjajahan yang menutup langit harapan
Kaulawan dengan tangan tanpa bosan
Hari demi hari kau habiskan sepanjang hidupmu
Untuk kebangkitan jiwa seluruh bangsamu
Kartini yang agung
Penyuluh kemajuan pendorong kebangkitan
Kuntum bunga pujaan Nusantara
Juangmu terpateri dalam sejarah bangsa.
Bagai lilin menyala dalam gelap semesta
Kau terangi kaum wanita Indonesia
Hingga mampu meraba jalan masa depan
Melawan nasib yang tiada nyata arahnya
Bagai kunang-kunang berkelip dalam kelam
Kausinari cuaca hitam legam
Nasib kaum wanita nan terhina
Tertinggal jauh nun di sana
Kartini, bagaikan bintang kejora
Kau menyinar langit kelabu udara beku
Cahaya juangmu membimbing bangsa melangkah maju
Meski jauh jalan berliku penuh batu
Awan penjajahan yang menutup langit harapan
Kaulawan dengan tangan tanpa bosan
Hari demi hari kau habiskan sepanjang hidupmu
Untuk kebangkitan jiwa seluruh bangsamu
Kartini yang agung
Penyuluh kemajuan pendorong kebangkitan
Kuntum bunga pujaan Nusantara
Juangmu terpateri dalam sejarah bangsa.
Cut Meutia - 1908
Karya: Sides Sudiyarto Ds.
Dikau Srikandi gagah berani
Umurmu habs untuk berperang
Melawan penjajah dan kebathilan
Menumpas musuh penyebar kekafiran.
Cut Meutia wanita gagah perkasa
Hidupmu habis untuk berjuang
Dari rimba ke rimba kau bergerilya
Melawan penjajah Belanda
Kau tiada menyerah, walau musuh mengepung rapat
Peluru-peluru terus memburumu
Tentara marsose selalu menembakimu
Dari paya ke paya dari bukit ke bukit
Kau lahirkan anakmu dalam persembunyian
Kau bertahan terus dalam pelarian
Sambil menyandang senjata
Terus kau berperang membela rakyat menderita
Hari itu kau terkepung rapat oleh pasukan Benlanda
Tetapi kau tidak menyerah
Bagi singa betina kau hunus pedangmu
Kau tebas musuh berjatuhan
Peluru menembus dadamu
Srikandi, dikau terjatuh gugur berdarah
Meutia, darahmu menaburkan benih kemerdekaan
Jenazahmu menghantar kebebasan bangsa
Dikau Srikandi gagah berani
Umurmu habs untuk berperang
Melawan penjajah dan kebathilan
Menumpas musuh penyebar kekafiran.
Cut Meutia wanita gagah perkasa
Hidupmu habis untuk berjuang
Dari rimba ke rimba kau bergerilya
Melawan penjajah Belanda
Kau tiada menyerah, walau musuh mengepung rapat
Peluru-peluru terus memburumu
Tentara marsose selalu menembakimu
Dari paya ke paya dari bukit ke bukit
Kau lahirkan anakmu dalam persembunyian
Kau bertahan terus dalam pelarian
Sambil menyandang senjata
Terus kau berperang membela rakyat menderita
Hari itu kau terkepung rapat oleh pasukan Benlanda
Tetapi kau tidak menyerah
Bagi singa betina kau hunus pedangmu
Kau tebas musuh berjatuhan
Peluru menembus dadamu
Srikandi, dikau terjatuh gugur berdarah
Meutia, darahmu menaburkan benih kemerdekaan
Jenazahmu menghantar kebebasan bangsa
Cut Nyak Dien
Karya: Sides Sudiyarto Ds
Di Cadas Pengeran Sumedang, tubuhmu mengunjur
Engkau istirah abadi dalam kubur
Tetapi engkau tetap Puteri Aceh yang berjiwa luhur
Kau bela Indonesia hingga merdeka
Meski kau harus korban umur
Cut Nyak Dien, kau wanita utama
Berdarah api berjiwa baja
Kau tinggalkan keluarga dan sanak saudara
Demi negara yang berada dalam bahaya
Cut Nyak Dien kau harum bagai melati putih
Berjuang selalu tiada kenal letih
Kau korbankan nyawa tanpa sedih
Demi tegaknya Sang Merah Putih.
============================= SOAL 1 - 3 ==============
SELAMAT,
Kamu berhasil memecahkan teka teki pertama
kerjakan soal di bawah ini dan isilah dalam kertas yang telah kamu sediakan
1. Bahasa merupakan alat yang sangat vital bagi manusia dalam berkomunikasi. Manusia berkomunikasi agar dapat saling belajar, berbagi pengalaman, dan dapat meningkatkan kemampuan intelektualnya. Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi ada dua macam yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis tersebut muncul dalam segala aktivitas seperti pendidikan, keagamaan, perdagangan, politik, dan sebagainya.
Pikiran Utama paragraf di atas terletak di...
A. awal C. pertengahan
B. akhir D. tersebar
=========================== TEKA-TEKI KE DUA ====================
Datanglah kamu ke fanpage blog saya
di facebook
dan akan kau temukan teka-teki berikutnya!!
tahukan tempatnya...???
Di Cadas Pengeran Sumedang, tubuhmu mengunjur
Engkau istirah abadi dalam kubur
Tetapi engkau tetap Puteri Aceh yang berjiwa luhur
Kau bela Indonesia hingga merdeka
Meski kau harus korban umur
Cut Nyak Dien, kau wanita utama
Berdarah api berjiwa baja
Kau tinggalkan keluarga dan sanak saudara
Demi negara yang berada dalam bahaya
Cut Nyak Dien kau harum bagai melati putih
Berjuang selalu tiada kenal letih
Kau korbankan nyawa tanpa sedih
Demi tegaknya Sang Merah Putih.
============================= SOAL 1 - 3 ==============
SELAMAT,
Kamu berhasil memecahkan teka teki pertama
kerjakan soal di bawah ini dan isilah dalam kertas yang telah kamu sediakan
1. Bahasa merupakan alat yang sangat vital bagi manusia dalam berkomunikasi. Manusia berkomunikasi agar dapat saling belajar, berbagi pengalaman, dan dapat meningkatkan kemampuan intelektualnya. Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi ada dua macam yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis tersebut muncul dalam segala aktivitas seperti pendidikan, keagamaan, perdagangan, politik, dan sebagainya.
Pikiran Utama paragraf di atas terletak di...
A. awal C. pertengahan
B. akhir D. tersebar
2. Kehidupan
di luar pesantren sangat menyeramkan. Gempuran kemaksiatan, rokok, narkoba, dan
kenakalan remaja membabi buta. Selain itu, ilmu agama yang di dapat di
pesantren juga dapat membentengi kalian dalam kehidupan. Itulah beberapa alasan mengapa orang tua
mengarahkan kalian untuk bersekolah di pesantran.
Paragraf di
atas termasuk dalam paragraf ...
Kalimat
utama paragraf di atas adalah kalimat ke...
A.
satu C. dua
B.
tiga D. empat
3. Ketika
kalian sedang shalat, kalian haruslah khusyuk dan menunjukkan kesungguhan.
Beberapa santri terlihat sangat malas melakukan shalat. Lunglai dan seakan tanpa
semangat terlihat dari gerakan-gerakan yang dilakukan. Sesekali menguap dan
garuk-garuk badan. Bahkan, mata yang seharusnya terfokus pada satu titik tempat
sujud, terlihat lirak lirik melihat kejadian di sekitar.
Paragraf di
atas termasuk dalam paragraf...
A. induktif C. tersebar
B.
khusus-umum D.umum-khusus
=========================== TEKA-TEKI KE DUA ====================
Datanglah kamu ke fanpage blog saya
di facebook
dan akan kau temukan teka-teki berikutnya!!
tahukan tempatnya...???
Langganan:
Postingan (Atom)