Naskah drama ini cocok untuk siswa putri
semua gerakan bebas diarahkan oleh sutradara
Menuju Medan Juang
Oleh: Hari Untung Maulana
Babak 1
2 remaja putri tampa asyik mengobrol sembari membersihkan kulit beras (bisa diganti apa saja, monggo)
Ani : Apa yang bisa kita lakukan untuk negeri ini Narsi?
Narsi : Berjuang
Ani : Lha, iya, tapi bagaimana caranya?
Narsi : Ya ikut ke medan perang tho
Ani : Masak kita harus ikut-ikutan pegang senjata
Narsi : Lho iya dong.
Ani : Becanda kamu Narsi
Narsi : Aku tidak bercanda. Kita bisa terlibat dalam merawat korban. Kita bisa ikut dalam barisan dapur
umum. Kita juga bisa jadi caraka pengantar pesan. Banyak Ni, yang penting niatnya.
Ani : Iya, kita juga bisa ditembak Belanda, mati, dikubur sia-sia, aku belum nikah je.
Narsi : Gak ada yang sia-sia Ni, semua perjuangan sekecil apapun, membela kebenaran menumpas
penjajahan, ada pahalanya.
Ani : Terserah kamu Si, aku gak ikut-ikutan, Aku melihat ayam dipotong saja ketakutan kok.
Narsi : (Sambil masuk membawa hasil bersih-bersihnya) Iya, terus kaget, pingsan, bangun-bangun nangis.
Ani : (berlari mengejar Narsih) Narsiiihhh... Biarin.... (tertawa) (masuk)
Babak 2
Sedang mengobrol sembari nggulungin perban, atau sembari merapikan hasil bumi, atau terserah sutradara.
Lastri : Kita kekurangan tenaga di sini, makin banyak pejuang yang terluka
Yanti : Iya Mbak, dapur umum pun, semakin kewalahan, apalagi setelah datang rombongan
pengungsi dari desa Lorsawah
Lastri : Kasihan penduduk Lorsawah, desanya hancur, para lelakinya banyak yang disandera Belanda
untuk disuruh kerja paksa.
Yanti : Persediaan pangan kita juga mulai menipis Mbak, aku mesti cari ke kampung sekitar.
Masuk Rahayu tergopoh-gopoh
Rahayu : Mbak Lastri... Mbak Lastri...
Lastri : Ada apa Yu, kok seperti dikejar Belanda saja...
Yanti : Ini minum dulu.
Lastri : Kabar apa yang kamu bawa dari tugasmu sebagai mata-mata?
Rahayu : Iya, mbak, tadi aku sedang jualan, aku dengar pejuang-pejuang di tapal batas dengan
kota kita dipukul mundur Belanda. banyak korban jiwa dan luka, mungkin dua hari
lagi mereka akan sampai sini. Kita harus menyiapkan segala sesuatunya, obat-obatan,
makanan.
Yanti : Berarti, aku juga harus mencari tambahan tenaga lagi Mbak Lastri.
Rahayu : Aku punya teman Mbak, namanya Narsi, mungkin bisa aku ajak bergabung.
Yanti : Bagus, segera diajak ke sini Mbak.
Rahayu : Baik, aku pergi dulu
Lastri : Iya, kita juga harus menyiapkan semuanya Yanti...
Yanti : Iya Mbak (pergi berdua keluar panggung)
Babak 3
Ruang tamu, atau beranda, atau apalah yang bisa buat duduk-duduk (lesehan juga boleh) menerima tamu
Rahayu : Narsi, aku mau ngajak kamu ke desa Kidul Kalen. Di sana markas para pejuang. kamu bisa bantu-bantu.
Narsi : Aku menunggu kesempatan ini Yu. Sudah lama aku menginginkan bergabung dengan pejuang. Tapi sepertinya ibu sangat sulit melepas aku
Rahayu : Tapi kau tetap harus izin dengan Ibu mu
Narsi : Aku akan usahakan.
Masuk Ibu
Ibu : Ini, diminum dulu tehnya
Narsi : Bu, aku akan membantu pejuang di desa Kidul Kalen bu.
Ibu : Narsi, lantas siapa yang akan membantu ibu nduk
Narsi, Nduk cah ayu... Ayahmu sudah lama meninggalkan kita. Kakakmu 2 orang sudah gugur di
medan perang. Apa kau sampai hati meninggalkan ibu sendiri di rumah.
Narsi : Ibuku yang sangat kusayangi, Ibu aman di rumah bu. Banyak tetangga yang akan membantu ibu...
Lagipula, desa ini dekat dengan pos tentara Indonesia. in sya Allah akan selalu terjaga.
Ibu : Tidak Narsi, Ibu tidak sanggup harus kehilangan kamu juga setelah kakak-kakakmu pergi muda.
Rahayu : Tapi bu, negara butuh tenaga Narsi. Perempuan pemberani dan ulet serta rela berkorban.
Masuk Ani
Ani : Aku siap...
Rahayu : Masya Allah
Narsi : Alhamdulillah
Ani : Maksudku, aku siap menemani ibu di rumah. Biar nanti aku yang akan merawat Ibu selama Narsi
Pergi
Narsi : Kirain Ni...Ni... kamu siap lihat pejuang yang berdarah-darah.
Ani : Ibu sama Ani saja ya... biar Narsi membantu pejuang... In Sya Allah semua aman-aman saja Bu.
Ibu : Baiklah Nduk, Ibu izinkan kamu pergi. Ibu yakin kamu bisa menjaga diri.
Narsi : Aku pergi Bu, doakan aku selamat dan Indonesia merdeka (Rahayu dan Narsi ke luar panggung)
Ibu : Ya Allah, selamatkanlah anakku satu-satunya itu. Anak semata wayang. Impianku setiap malam
Ani : dan, semoga Indonesia cepat merdeka ya Bu...
Ibu: : Aamiin
Tamat
Bagus Mas
BalasHapus