Mengajar Menyenangkan Pelajaran Bahasa Indonesia
oleh: Hari Untung Maulana
ANEKDOT
Menulis Surat pribadi
Disela-sela menjelaskan
tentang cara menulis surat pribadi, guru dapat menceritakan anekdot ini.
Seorang mahasiswa
semester XII menulis surat kepada ayahnya:
Halo Ayah,
Aku merasa tidak enak karena terus menerus menulis surat kepada Ayah untuk meminta uang. Aku merasa malu dan sedih. Aku harus meminta uang sebesar Rp 500.000,00 kepada Ayah, walaupun setiap bagian dalam tubuhku memberontak. Aku meminta dengan tulus dari hatiku yang paling dalam, Ayah mau memaklumi dan memaafkan aku.
Salam dari ananda,
Tommy.
NB: Aku merasa berat hati untuk mengirimkan surat ini, jadi aku coba untuk mengejar tukang pos yang mengambil surat ini dari dalam kotak surat. Aku mau mengambil kembali surat ini dan membakarnya, karena surat ini pasti menyusahkan hati Ayah. Aku berdoa dalam hati agar aku bisa mendapatkan surat ini kembali, tapi sudah terlambat.
Halo Ayah,
Aku merasa tidak enak karena terus menerus menulis surat kepada Ayah untuk meminta uang. Aku merasa malu dan sedih. Aku harus meminta uang sebesar Rp 500.000,00 kepada Ayah, walaupun setiap bagian dalam tubuhku memberontak. Aku meminta dengan tulus dari hatiku yang paling dalam, Ayah mau memaklumi dan memaafkan aku.
Salam dari ananda,
Tommy.
NB: Aku merasa berat hati untuk mengirimkan surat ini, jadi aku coba untuk mengejar tukang pos yang mengambil surat ini dari dalam kotak surat. Aku mau mengambil kembali surat ini dan membakarnya, karena surat ini pasti menyusahkan hati Ayah. Aku berdoa dalam hati agar aku bisa mendapatkan surat ini kembali, tapi sudah terlambat.
Beberapa hari kemudian
dia menerima balasan surat dari ayahnya yang berisi kalimat pendek,
Untuk Tommy,
"Nak, doamu sudah dikabulkan. Suratmu tidak pernah kuterima"
Dari Ayahmu.
"Nak, doamu sudah dikabulkan. Suratmu tidak pernah kuterima"
Dari Ayahmu.
Atau Anda juga dapat
menceritakan anekdot ini.
Seorang mahasiswa
mengirim sebuah surat untuk orang tuanya. Singkat sekali, hanya fotokopian uang
50.000 diikuti tulisan. Tolong kirim yang asli 5 buah.
Seminggu kemudian surat
balasan datang dari orang tuanya. Singkat juga, hanya gambar kepalan tangan
diikuti tulisan “Tunggu aslinya.”
ANEKDOT
MEMBACA TEKS
UPACARA
Siswa SMP kelas VII perlu
diajarkan bagaimana cara membaca teks upacara yang terdiri atas Pembukaan UUD
’45, Pancasila, Doa, dan teks proklamasi. Di tengah-tengah waktu praktik para
siswa. Guru dapat menceritakan anekdot ini.
Dahulu ada seorang siswa sini
yang disuruh maju untuk membacakan teks Pancasila. Ketika teman-teman yang lain
maju dengan membawa teks, dia dengan PD-nya maju tanpa membawa teks. Maksudnya
sih mau menyombongkan diri bahwa dia sudah hafal.
Ketika sudah berdiri di depan
kelas, semua mata teman-temannya tertuju pada dirinya. Karena disaksikan oleh
puluhan mata seperti itu dia mulai grogi.
“PANCASILA” ucapnya lantang.
Anak-anak yang lain hening. Membuat dia makin grogi
“SATU... KETUHANAN YANG MAHA
ESA.” Anak-anak makin serius melihat dia. Dia makin keringatan.
“DUA... DUA...” dia mulai lupa.
Yang lain ikut-ikutan tegang. Dia makin gemetaran.
“DUA...TIGA...EMPAT...DAN
LIMA.... SAMA SEPERTI YANG LAIN.” Ujarnya lantang dan langsung duduk di
kursinya.
ANEKDOT
MENULIS BUKU HARIAN
Menulis buku harian banyak sekali manfaatnya, antara lain
adalah sebagai bahan instropeksi, modal untuk membuat biografi, dan teman
curahan hati.
Tulisan ini ditemukan di sebuah buku harian siswa kelas
VII SMP. Anda bisa menceritakan hal ini di depan siswa.
“Hai Diary, hari ini aku senang sekali. Tadi ketika sedang
ulangan matematika aku keluar paling duluan dibandingkan teman-temanku yang lain,
kamu tahu gak penyebabnya, soalnya aku ketahuan menyontek. Ih senang deh bisa
pulang duluan.”
Atau cerita yang ditulis oleh siswa SMA kelas XI di bawah
ini:
Angin sepoi-sepoi, 20 Januari 2008
Hi Ry, BT deh ama guru ku. Masak aku disuruh ngakuin hal
yang tidak aku lakukan. Dia tanya, siapa yang membunuh Ken Arok, padahal sudah
aku jawab, bukan aku pelakunya. Tapi pak guruku malah marah. Dia terus nanya
masalah itu. Sampai bilang aku enggak belajar segala. Emang buat apa juga
belajar ngebunuh orang. Kalau kamu jadi aku bagaimana Ry. Pasti kamu juga akan
BT kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih sudah memberi masukan