Jumat, 29 Mei 2015

Kumpulan Essai atau Kolom

  1. Mas Mantri Gugat : Ahmad Tohari
  2. Catatan Pinggir 1, 2, 3, 4 : Gunawan Muhammad
  3. Bakat Alam dan Intelektualisme - Manusia Terasing di Balik Simbolisme Sitor : Subagyo Sastrawardoyo
  4. Sugih Tanpa Banda - Mangan Ora Mangan Kumpul : Umar Kayam
  5. Slilit Sang Kiai - Markesot Bertutur - Opples (Opini Plesetan) : M.H. Ainun Najib
  6. Potret Seorang Penyair Muda sebagai Si Malinkundang - Seks, Sastra, Kita : Goenawan Mohamad

Kamis, 28 Mei 2015

Kumpulan Naskah Drama / Skenario Indonesia

  1. Pak Kanjeng - Keluarga Sakinah - Lautan Jilbab : M.H. Ainun Najib
  2. Badai Sampai Sore - Nyonya dan Nyonya - Malam Jahanam - Saat untuk Bercinta - Malam Pengantin di Bukit Kera : Motinggo Busye
  3. Gerr - Anu - Dag Dig Dug - Dor - Aduh - Pabrik - Bila Malam Bertambah Malam - Lautan Bernyanyi: Putu Wijaya
  4. Kertajaya - Sandyakalaning Majapahit - Manusia Baru : Sanusi Pane
  5. Opera Kecoa - Opera Bom Waktu - Opera Julini, Opera Binatang, Opera Ikan Asin, Suksesi - Pialang Segitiga Emas - Opera Salah Kaprah : N. Riantiarno
  6. November 28 - Indonesia Berbisik - Ibunda: Teguh Karya
  7. Lampu Neon - Sepasang Pengantin - Kasir kita - Umang-Umang - Sondek, Pemuda Pekerja- Sumur Tanpa Dasar - Orkes Madun - Kapai-Kapai - Mega-Mega - Aa Ii Uu : Arifin C. Noer
  8. Mekar Melati - Mutiara dari Nusa Laut - Sedih dan Gembira - Citra - Liburan Seniman: Usmar Ismail
  9. Taufan di Atas Asia: El Hakim / Dokter Abu Hanifah
  10. Surat untuk Bidadari - Anak Seribu Pulau: Garin Nugroho
  11. Bulan Bujur Sangkar - Petang di Taman - RT 0 RW 0: Iwan Simatupang
  12. Bebassari: Rustam Effendy
  13. Jiwa Seragam: A.A. Panji Tisna
  14. Kalau Dewi Tara Sudah Berkata - Ken Arok dan Ken Dedes: Muhammad Yamin
  15. Dokter Bisama - Kejahatan Membalas Dendam - Jibaku Aceh - Keluarga Surono : Idrus
  16. Suling - Bunga Rumah Makan -Awal dan Mira - Manusia Iseng - Sayang Ada Orang Lain - Sangkuriang Dayang Sumbi - Di Langit Ada Bintang - Selamat Jalan Anak Kufur - Di Muka Kaca - Saat yang Genting - Manusia Kota - Segumpal Daging Bernyawa - Tak Pernah Menjadi Tua - Si Kampeng: Utuy Taat Sontani
  17. Bentrokan dalam Asrama - Pak Dullah in Extremis: Achdiat K. Mihardja
  18. Jalan Mutiara : Sitor Situmorang
  19. Kembali kepada Fithrah - Hitam Atas Putih : Muhammad Ali
  20. Titik-Titik Hitam - Sekelumit Nyanyian Sunda - Jembatan Gondolayu : Nasjah Djamin
  21. Orang-orang di Tikungan Jalan - Kereta Kencana: W.S. Rendra
  22. Domba-Domba Revolusi - Tak Terpatahkan - Lima Drama : B. Soelarto
  23. Pangeran Geusan Ulun - Pangeran Sunten Jaya - Ben Go Tun - Serikat Kacamata Hitam - Sebuah Rumah di Argentina - Sang Prabu - Kerajaan Burung : Saini K.M.
  24. Obrok Owok-owok, Ebreg Ewek Ewek - Bel Geduwel Beh : Danarto
  25. Rumput-Rumput Danau Bento - Tidak Ada Waktu bagi Nyonya Fatma, Barda, dan Cartas - Topeng Kayu : Kuntowijoyo
  26. Penantang Tuhan - Bayiku yang Pertama - Sang Pangeran - Arswendo Atmowiloto

Kumpulan Cerpen Indonesia

  1. Seribu Kunang-Kunang di Manhattan - Sri Sumarah : Umar Kayam
  2. Teman Duduk - Pengalaman Masa Kecil: Muhammad Kasim
  3. Rasa Sayange - tiga Kota - Hujan Kepagian: Nugroho Notosusanto
  4. Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma - Dengan Mata Terbuka - Dua Episode Masa Kecil: Idrus
  5. Robohnya Surau Kami: A.A. Navis
  6. Gres - Byar Pet : Putu Wijaya
  7. Godlob - Adam Makrifat - Berhala : Danarto
  8. Tegak Lurus dengan Langit: Iwan Simatupang
  9. Buku Harian Seorang Penganggur: Muhammad Ali
  10. Kasidah Barjanji - Selamatan Anak Cucu Sulaiman - Ia Sudah Bertualang: W.S. Rendra
  11. Si Jamal dan Cerita Lain-lain - Bromocorah - Kuli Kontrak - Perempuan : Mochtar Lubis
  12. Danau Toba - Pertempuran dan Salju di Paris - Pangeran : Sitor Situmorang
  13. Di dalam Lembah Kehidupan - Cermin Kehidupan : HAMKA
  14. Dari Suatu Masa Dari Suatu Tempat : Asrul Sani
  15. Kranji Bekas Jatuh - Percikan Revolusi - Subuh - Cerita dari Blora - Cerita dari Jakarta : Pramudya Ananta Toer
  16. Keretakan dan Ketegangan - Pembunuh dan Anjing Hitam : Achdiat K. Mihardja
  17. Kejantanan di Sumbing : Subagyo Sastrowardoyo 
  18. Dua Dunia - Segi dan Garis - Tuileries : N.H. Dini
  19. Tahun-Tahun Kematian - Di Tengah Keluarga : Ajib Rosidi

Kumpulan Novel/Roman Indonesia

  1. Salah Asuhan - Suropati - Robert Anak Suropati - Pertemuan Jodoh: Abdul Muis
  2. Salah Pilih - Karena Mentua - Apalah Dayaku karena Aku Perempuan : Nur Sutan  Iskandar
  3. Manusia Kamar - Penembak Misterius : Seno Gumirat Ajidarma
  4. Kalau Tak Untung - Pengaruh Keadaan : Selasih/Mariamin
  5. Dian nan Tak Kunjung Padam - Anak Perawan di Sarang Penyamun - Layar Terkembang : Sutan Takdir Alisjahbana
  6. Harimau-Harimau - Tanah Gersang: Mochtar Lubis
  7. Kubah - Di Kaki Bukit Cibalak - bekisar Merah - Ronggeng Dukuh Paruk - Jentara Bianglala - Lintang Kemukus Dini Hari: Ahmad Tohari
  8. Hati yang Damai - Keberangkatan - Sekayu - Sebuah Lorong di Kotaku - Pertemuan Dua Hati - Orang-orang Tran - Tirai Menurun - Pada Sebuah Kapal - La Barka - Namaku Hiroko : N.H. Dini
  9. Kering - Merahnya Merah - Ziarah - Koong : Iwan Simatupang
  10. Jangan Ambil Nyawaku - Langit Hitam di Atas Ambarawa: Titie Said
  11. Orang-Orang Bloomington - Olenka - Rafilus - Ny. Talis: Budi Darma
  12. Karmila - Badai Pasti Berlalu - Saga Merah : Marga T.
  13. Menunggu Beduk Berbunyi - Di Bawah Lindungan Ka'bah - Tenggelamnya Kapal Van der Wick: HAMKA
  14. Gerakan Punakawan atawa Arus Bawah: M.H. Ainun Najib
  15. Perempuan-perempuan Impian - Debu-Debu Kalbu - Damai Dalam Badai - Rindu Ibu adalah Rinduku : Motenggo Boesye
  16. Royan Revolusi - Keluarga Permana - Kemelut Hidup - Ladang Perminus : Ramadhan K.H.
  17. Maut dan Cinta - Jalan Tak ada Ujung - Tak Ada Esok : Mochtar Lubis
  18. Sunyi Nirmala - Frustasi Puncak Gunung - Cintaku di Kampus Biru - Kugapai Cintaku - Terminal Cinta Terakhir : Ashadi Siregar
  19. Kalah dan Menang - Grota Azura : Sutan Takdir Alisjahbana
  20. Kabut Sutra Ungu - Kemilau Kemuning Senja: Ike Supomo 
  21. Senu Infinita Kembar - Madu Prahara : Motinggo Busye
  22. Belenggu : Armijn Pane
  23. Telegram - Stasiun - Pabrik - Sobat - Lho - Pol - Kroco: Putu Wijaya
  24. Gita Cinta dari SMA - Puspa Indah Taman Hati : Eddy D. Iskandar
  25. Bumi Manusia - Anak Semua Bangsa - Jejak Langkah - Rumah Kaca: Pramudya Ananta Toer
  26. Azab dan Sengsara: Merari Siregar
  27. Sengsara Membawa Nikmat: Tulis Sutan Sati
  28. Asmaraloka : Danarto
  29. Mencoba Tidak Menyerah - Arjuna Mencari Cinta - Arjuna Mencari Cinta Part 2 - Arjuna Wiwahahaha : Yudhistira A.N.M Massardi
  30. Kemarau - Gerhana : M. Effendi
  31. Saman : Ayu Utami
  32. Ibu Kita Raminten : Muhammad Ali
  33. Hulubalang Raja - Katak Hendak Jadi Lembu : Nur Sutan Iskandar
  34. Atheis - Bentrokan di Arama: Achdiat Kartamihardja
  35. Rara Mendut - Lusi Lindri -Genduk Duku : Y.B. Mangunwijaya

Kumpulan Antologi Puisi Indonesia

ANTOLOGI PUISI
  1. Nyanyi Sunyi - Buah Rindu - Setanggi Timur : Amir Hamzah 
  2. Kerikil Tajam - Yang Terempas dan Yang Putus : Chairil Anwar
  3. 99 untuk Tuhanku - Cahaya Maha Cahaya - Syair Lautan Jilbab - Sajak Sepanjang Malam - Syair-Syair Asmaul Husna - Seribu Masjid Satu Jumlahnya - Sesobek Buku Harian Indonesia : M.H. Ainun Najib
  4. Tebaran Mega - Lagu Pemacu Ombak : Sutan Takdir Alisjahbana
  5. Rindu Dendam : J.E. Tatengkeng
  6. Percikan Permenungan : R. Effendy
  7. O Amuk Kapak : Sutardji Calzoum Bachri
  8. Balada Orang-Orang Tercinta - Sajak-Sajak Sepatu Tua - Orang-orang Rangkasbitung - Potret Pembangunan dalam Puisi - Disebabkan oleh Angin: W.S. Rendra
  9. Rudi Jalak Gigat - Sajak Sikat Gigi - Omong Kosong: Yudhistira Ardi Nugroho
  10. Sajak Ladang Jagung - Tirani - Benteng: Taufik Ismail
  11. Ohoi - Puisi-Puisi Balsem - Tadarus - Pahlawan dan Tikus : K.H. Ahmad Mustofa Bisri
  12. Surat Kertas HIjau - Peta Perjalanan - Dinding Waktu : Sitor Situmorang
  13. Puspa Mega - Madah Kelana: Sanusi Pane
  14. Gamelan Jiwa: Armijn Pane
  15. Aurora Para Aulia: Motinggo Busye
  16. Pariksit - Interlude - Asmaradahana : Gunawan Muhammad
  17. Suara - Etsa : Toto Sudartho Bachtiar
  18. Jeram - Ular dan Kabut: Ayip Rosidi
  19. Bangsat - Sang Darmanto - Ki Blakasuta Blabla - Golf untuk Rakyat: Darmanto Jatman
  20. Senyum Karyamin: Ahmad Tohari
  21. Simphoni - Daerah Perbatasan - Keroncong Motenggo: Subagyo Sastrowardojo
  22. Sembahyang Rumputan : Achmadun Yosi Herfanda
  23. Buku Puisi: Hartoyo Andangjaya

Selasa, 26 Mei 2015

Belajar kehidupan dari Komik Kungfu Boy episode 2

Latihan di hutan

Para murid Kuil Dairin diajak berlatih di hutan.

Guru Besar:
"Pergi berlatih di hutan, adalah suatu latihan yang sangat berat dimana para peserta akan mengetahui ketakutan dirinya. Di dalam dunia yang luas ini, untuk hidup orang harus menempa jasmani dan rohaninya."

Ada 4 bentuk latihan di hutan:
1. Memanjat pohon: Penting untuk mengambil buah yang dapat dimakan, berguna untuk menentukan posisi diri sendiri, bermanfaat ketika diserang binatang liar. Harus bisa naik pohon dengan cepat.

pesan yang diambil: Keselamatan diri mutlak dilakukan oleh setiap manusia. Dan sejatinya kita harus mampu mempertahankan diri dari ancaman yang datang dari luar

2. Menangkap ikan tanpa memakai alat:
Ada kejadian menarik, ketika siswa lain berusaha menangkap dengan kedua tangannya, Chinmi melakukan inovasi. Dia memukul batu yang banyak terdapat di pinggiran sungai dengan tenaganya yang kuat. Hingga batu-batu itu menimbulkan bunyi yang keras. Tak disangka, ikan-ikan yang bersembunyi di balik batu, mengambang, pingsan.

pesan yang diambil: kreativitas dibutuhkan dalam kehidupan ini, agar hasil yang dicapai berbeda dengan orang-orang yang masih mengandalkan cara lama

3. Menyeberangi sungai deras
Banyak murid yang tidak berhasil. Chinmi pun hampir gagal, beruntung dia berhasil berpegangan pada batu besar yang ada di sungai. Mengetahui tubuhnya tidak terseret arus karena berpegangan pada batu, dia lalu memilih berjalan membelah sungai sembari mengangkat batu besar tersebut sebagai pemberat. Akhirnya dia berhasil.

pesan yang diambil: Dalam mempertahankan kehidupan, kita harus tetap berpegang teguh pada hal-hal yang sangat kuat. (yaitu: agama, peraturan, dan norma.)

4. Dikurung dalam gua sendirian.
Sampai tahap ini hanya Chinmi yang berhasil melewati 3 tantangan sebelumnya dengan baik. Sehingga, tantangan keempat hanya Chinmi yang melakukan. Dia harus bisa keluar maksimal matahari terbit. padahal pintu gua dikunci dari luar.
Sebelum masuk, Guru Besar memberi sedikit clue, cara untuk keluar

                                               "PUSATKAN MATA HATIMU!"

Di dalam gua hanya diberi 1 lilin yang telah menyala dan ada sebuah tulisn "Pusatkan Pikiran"
Seteah Chinmi memperhatikan dengan saksama bentuk gua, dia meyakini kalau batu yang tertanam dengan aneh di dinding gua sebagai satu-satunya jalan. Tetapi dengan cara apapun dia mengeser, batu tersebut tidak bergerak.

Chinmi ingat kata-kata Guru Besar. akhirnya dia diam dan membebaskan pikiran. Mengosongkan segala panca indra, membuka mata hati... Ternyata, dalam keheningan dan kesendirian, dalam terpejamnya mata, Chinmi dapat merasakan jangkrik yang bergerak, titik air yang menetes, aliran udara yang membelai tubuhnnya. Semua terasa jelas bagi Chinmi.

Akhirnya, Chinmi berhasil mengetahui ada suara titik air yang berbeda yang jatuh di batu yang tertepel di dinding gua. Terasa ada perbedaan air yang jatuh di bagian batu yang padat dan bagian batu yang terasa kosong. Dengan kekuatannya di memukul batu tersebut di bagian yang kosong. Akhirnya batu itu terbelah memberikan jalan keluar bagi Chinmi tepat ketika matahari hampir menyembul.
Chinmi berhasil.

pesan yang diambil:  Fokus menjadikan kita terarah. fokus menjadikan kita mengetahui yang tersembunyi.


Berguru pada Pendeta Tendo

Karena keberhasilannya, Chinmi dipercaya untuk berguru di level yang lebih tinggi, yaitu bersama seorang pendeta bernama Tendo di Gunung Kenreiho.

Pertemuan pertama Chinmi dengan Pendeta Tendo, adalah ketika Chinmi melihat Pendeta Tendo berdiri di atas lapisan es yang sangat tipis di dalam gua. Ketika Chinmi menginjak lapisan es itu, lapisan es langsung pecah dan Chinmi langsung terjatuh ke danau dinginnya.

Pelajaran 1. Banyak gerakan yang tidak perlu, bergeraklah dengan memusatkan berat badan sama rata di kedua tumit. Es pecah, karena beban kekuatan yang tidak rata dari telapak kaki.

Pesan yang ditangkap adalah: Di kehidupan ini, lakukan segala sesuatu karena hal itu penting untuk dilakukan. (Penting juga harus sesuai dengan kaidah Islam)

Pelajaran 2. Memancing ikan. 
Ketika pertama kali memancing, tali pancing Chinmi sampai putus ditarik ikan besar. Itu karena Chinmi melawan gerakan ikan. Chinmi juga menariknya dengan sekuat tenaga. Karena menurut Guru Tendo. Gerakan menarik tali pancing harus disesuaikan dengan gerakan tali yang dibawa ikan. Ketika waktunya tepat, itulah saat menarik tali pancingan. Waktu yang tepat: Ketika ikan sudah lelah dan dalam kondisi gerakan mulai lemah.

Pesan yang ditangkap: sabar, membaca situasi, dan ketika waktunya tepat untuk bertindak.... Laksanakan!!

Taktik bertarung 1 (yang diajarkan guru Tendo) : Manfaatkan tenaga gerakan lawan, ketika lawan mulai lemah, kekuatan kita jadi di atas lawan.

FILOSOFI AIR

Materi yang diajarkan Guru Tendo adalah tentang filosofi air dan filosofi jiwa:

             "Air sungai kecil yang kelihatannya mengalir tenang, mempunyai kekuatan mengikis pasir/tanah di tepi sungai. Kekuatan yang terpendam pada air tak terbatas pada arus deras. Setitik airpun lama-lama dapat membuat lubang pada batu. Air tak mempunyai bentuk padat. Oleh karena itu air tak dapat digenggam. Tetapi ia bisa mengikuti bentuk wadah yang ditempatinya."

FILOSOFI JIWA

              "Dalam kempo (kehidupan. hrn20) ada yang disebut jiwa dan harus dipandang serius. Semedi (dalam Islam maksudnya : Ibadah dengan Khusyuk) dapat menyucikan jiwa. Bila jiwa sudah tidak ada (menyatu dalam kekhusuk'an fokus Allah. hrn20) maka manusia bagaikan pohon atau rumput. Hidupnya tak kuasa menentang alam. Dengan hati yang tenang, melebur ke dalam alam."

Ketika mengajarkan filofosi jiwa, Guru Tendo mengajak Chinmi bersemedi di tengah hutan. Saat itulah, ketika Guru Tendo bersemedi, Chinmi memperhatikan dari jauh. Ternyata, dalam kekhusyuannya... beberapa hewan hutan mendatangi guru Tendo yang tetap diam tak bergerak. mereka seakan tidak memedulikan keberadaan Guru Tendo. Kelinci, burung-burung kecil, akhirnya sepasang burung yang membangun sarang di atas kepala Guru Tendo.

Pesan yang ditangkap: Burung-burung dan hewan hutan menganggap Guru Tendo sebagai batu/pohon. Dengan membersihkan hati maka manusia akan menyatu dengan alam. Hidupnya akan selaras dengan alam. Karena sesungguhnya, manusia adalah bagian dari alam itu sendiri.

bersambung... kerja dulu yaaaaa...
 

Selasa, 19 Mei 2015

MENEBAK TEKA-TEKI ASYIK

Kisah ini terjadi pada zaman belon ada teknologi.

Si Salam punya adek,
Adeknya Salam namanya Hasan lagi kuliah di Jogja
Suatu hari si Salam mo ngirim duit buat bayar kos-kosan.
Satu-satunya cara ngirim duit zaman itu tuh harus lewat kurir.

Masalahnye, kurir-kurir yang bekerja di jasa antar barang zaman ntu banyak yang kagak jujur.
Jadinya perusahaan ngasih aturan
Semua barang harus ditaro di peti dan digembok.
Ude gitu, kunci gemboknya juga kagak boleh dititipin ke kurir yang bawa.... majuga boong dong.
Nah kalo dibawa ama kurir laen, takutnya juga tu kurir bedua pade kerja sama.
Jadinya orang-orang zaman itu menggunakan sebuah cara ampuh
untuk mencegah pencurian dari para kurir.

Menurut Ente semua.... gimane tuh caranye?

Silakan taro jawaban di koment.
kalo kagak mau suseh... lihat jawaban di
jawaban teka-teki


Rabu, 13 Mei 2015

Dampak Legalisasi Proses Pendidikan



Oleh: Hari Untung Maulana


Pendidikan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Dengan pendidikan, manusia mampu mengubah dirinya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dan dari tidak biasa menjadi biasa (Tabibia – Tahu Bisa Biasa).
Proses tabibia tersebut sejatinya bersumber dari ribuan jalan dan jutaan cara. Seorang petani, mampu menentukan waktu tanam karena pembelajaran dari ayahnya, seorang nelayan mampu membedakan ombak
biasa dengan ombak badai karena pelatihan yang diberikan pamannya, bahkan seorang pemburu mampu membedakan ular beracun atau tidak dari pengalamannya digigit puluhan jenis ular.
Anak-anak petani, sejatinya hanya perlu belajar dari sawah, ladang, ular, dan serangga untuk memahami tentang pertanian agar menjadi petani sukses. Anak-anak nelayan, semestinya cuma berguru pada ombak, angin, dan bintang gemintang untuk menjadi nelayan yang tangguh. Anak-anak pemburu seyogianya hanya menimba ilmu dari pepohonan, hewan liar, burung-burung, dan belantara untuk menjadi pemburu yang andal.
Tapi jika itu mereka lakukan saat ini. Niscaya pengetahuan mereka tentang sawah, padi, musim panen, badai, rasi bintang, dan perilaku hewan liar hanya akan diakui oleh sebagian kecil dari mereka. Mengapa? Karena mereka tidak sekolah dan karena mereka masih dianggap tidak berpendidikan.
Pendidikan yang dilegalisasi adalah pendidikan yang harus dibuktikan lewat selembar ijazah. Pendidikan yang dilegalisasi adalah pendidikan yang harus menapaki anak tangga bertuliskan pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan masa sekarang adalah pendidikan yang langkah demi langkahnya harus dihitamatasputihkan dan disebut sebagai kurikulum. Pendidikan zaman ini adalah pendidikan yang gurunya harus memiliki akta sebagai pendidik. Pendidikan hari ini adalah pendidikan yang harus legal dari segala syaratnya.
Ketika sebuah proses pendidikan dilegalkan, maka harus ada standar yang menentukan, pendidikan seperti apa yang bisa dan hanya bisa dianggap legal. Standar itulah yang nantinya akan menjadi pegangan semua manusia di negara itu dalam proses pelaksanaan pendidikan. Dan semua yang tidak memenuhih standar, tidak boleh disebut sebagai proses pendidikan.
Legalisasi pendidikan akhirnya menyeret kita pada berbagai kebutuhan yang harus diadakan jika pendidikan itu dilegalkan. Di Indonesia, kebutuhan itu tertuang dalam SNP (Standar Nasional Pendidikan), yaitu
2.      Standar Isi
6.      Standar Pengelolaan

 Di bawah ini, beberapa dampak dari legalisasi pendidikan kaitanya dengan SNP.

1.        STANDAR PENDIDIKAN : Semua institusi/lembaga yang berminat melaksanakan proses pendidikan haruslah mendaftarkan diri pada kementrian / pemerintah. Lembaga tersebut, harus siap untuk dinilai sisi kesiapannya dalam proses pendidikan.  Institusi/perorangan itu harus memenuhi segala syarat yang dibutuhkan untuk mendirikan lembaga pendidikan. Jika syarat pendidikan harus ada akta, bangunan, guru dari lulusan sekolah tinggi. Maka, sudah tidak mungkin sawah, hutan, laut, gunung, sungai ular, gajah, pengalaman ayah, pembelajaran dari sahabat, dan informasi dari alam disebut sebagai pendidikan.
Setelah dipenuhi pun, akan dianalisis, apakah sekolah hanya mampu bernilai SMP (Standar Minimal Pendidikan) atau SNP (Standar Nasional Pendidikan). Implikasi dari perlunya pendaftaran ini adalah, sekolah akan terikat dengan aturan-aturan baku pelaksanaan pendidikan yang standar. Sedangkan pendidikan kehidupan yang tidak terdaftar tidak bisa disebut sebagai lembaga pendidikan. Bahkan dianggap ilegal dan ada hukumannya.

2.        STANDAR KOMPETENSI LULUSAN: Tujuan dari terselenggaranya pendidikan adalah adanya perubahan tingkah laku yang berlaku secara menetap dalam jangka waktu lama. Jika hanya itu, maka sesungguhnya pendidikan dapat berlangsung dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja.

Namun faktanya, orang yang terlibat dalam pendidikan (dalam hal ini yaitu murid) haruslah lulus sesuai dengan standar kompetensi lulusan di tiap-tiap level. Pemerintah telah membuat batasan-batasan agar peserta didik hanya mengetahui dan mempelajari hal-hal yang telah diatur dalam standar kompetensi lulusan. Anak SD hanya perlu tahu dan berkenalan dengan matematika, anak SMP sudah mulai diberi tingkatan yang lebih sulit, demikian seterusnya. Sehingga, Udin yang usianya baru 14 tahun namun karena belajar otodidak perbintangan dan hanya berguru pada ayahnya yang berpengalaman pergi melaut, tidak dianggap sebagai proses belajar, karena tidak sesuai dengan dan tidak memenuhi standar kompetensi lulusan.

3.        STANDAR ISI:  Pemerintah lewat Kementrian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan telah menetapkan standar isi yang meliputi kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender yang harus diterapkan di sekolah. Sehingga bentuk pendidikan lain yang tidak mengacu pada standar isi tidaklah disebut sebagai pendidikan.

4.        STANDAR PROSES PENDIDIKAN: Standar ini mewajibkan setiap satuan pendidikan haruslah membuat perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Semua kegiatan di atas haruslah selalu di supervisi secara bertahap mulai dari kepala sekolah sampai dinas terkait. Jadi, walaupun setelah mendapat pengetahuan tentang cara bercocok tanam akhirnya anak diuji atau dinilai hasil belajarnya oleh sang ayah, tetap pendidikan seperti itu tidak dimasukkan dalam pendidikan yang legal.


5.        STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN: Semua pengajar / guru yang akan mengajar di sebuah lembaga pendidikan, harus mematuhi aturan standar nasional yang ketat. Semua guru harus memiliki akta-4, semua guru harus mampu membuat perangkat pembelajaran, semua guru harus terdaftar di dapodik (daftar pokok pendidikan), semua guru harus
terlaporkan ke diknas kabupaten setempat. Sehingga, Komar sang pemburu andal yang menguasai seluk beluk hutan dengan isinya tidak bisa disebut guru walaupun ia memiliki puluhan murid. Badru sang petani
teladan yang telah menerima penghargaan dari presiden tidak bisa disebut guru walau binaannya berjumlah ratusan yang tersebar di lima desa. Kirin sang nelayan sukses yang menguasai ilmu perbintangan secara otodidak tidak bisa disebut guru walau yang berguru kepadanya berjumlah puluhan orang. Mengapa? Karena mereka tidak bersertifikat dan tidak mengikuti aturan standar kurikulum pendidikan.

6.        STANDAR SARANA DAN PRASARANA: Standar inilah yang turut menyumbang mahalnya pendidikan. Sarana pendidikan yang lengkap dan mendukung lah akhirnya yang disebut dengan keberhasilan sebuah proses pendidikan. Makna sekolah berarti harus memiliki kelas, ruang laboratorium, ruang komputer, green house, lapangan-lapangan olahraga, dan sebagainya. Alam raya sebagai
kelas dan lapangan sebagai laboratorium belum dianggap sebagai sebuah sarana yang harus dimiliki oleh sebuah sekolah. Ratih yang mempelajari belalang langsung dari padang rumput, tak bernilai apa-apa dengan Ratna yang mempelajari belalang dari ensiklopedi yang terdapat di perpustakaan.
7.        STANDAR PENGELOLAAN: Sistem pendidikan yang legal harus mengacu pada standar pengelolaan yang sudah ditetapkan untuk harus dilakukan. Standar pengelolaan pendidikan di Indonesia adalah
pengelolaan yang dilakukan oleh (1) satuan pendidikan ,(2) pemerintah daerah, dan (3) pemerintah pusat. Semua pengelolaan harus runut dari level guru, wali kelas, kepsek, komite sekolah, dinas pendidikan tingkat rayo, kabupaten, provinsi, sampai tingkat kementrian (pusat).
Konsekuensi dari legalitas pendidikan adalah adanya legalisasi yang dilakukan oleh pemerintah baik pemeriintah daerah mapun pusat. Proses pendidikan yang tidak melakukan pengelolaan maka dianggap ilegal.

8.        STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN: Untuk menyelenggarakan pendidikan, tentu diperlukan biaya yang tidak sedikit. Standar pembiayaan yang dilegalkan oleh pemerintah lewat delapan standar pendidikan adalah (1) Biaya investasi satuan pendidikan (2) biaya personal / SPP siswa (3) Bantua Operasional  Sekolah dari masyarakat. Pendidikan dengan biaya murah di teras masjid terminal, belum bisa disebut sebagai proses pendidikan yang legal.

9.        STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN: Inilah kegiatan akhir dari proses pendidikan. Setelah siswa diberi ilmu yang berguna, selanjutnya diuji apakah siswa paham dan mampu mengerjakan tugas yang diberikan. Bentuk ujian dari pendidikan formal biasanya ujian kognitif mengerjakan soal-soal pilihan ganda. Sedangkan Ridwan yang diuji oleh ayahnya secara langsung untuk berburu ke hutan belantara, belum bisa disebut sebagai ujian pendidikan.
Begitulah, legalisasi pendidikan mewajibkan semuanya terpenuhi karena suatu yang legal harusnya terukur. Sesungguhnya, mengapa manusia harus bersusah payah membuat aturan standar pelaksanaan pendidikan? Bukankah jika tidak diatur jauh lebih mudah untuk melakukan proses pendidikan? Ini beberapa alasannya.

1.      PENDIDIKAN DILEGALISASI (DIATUR) AGAR TERATUR.
Keteraturan dibutuhkan untuk menggerakkan sistem yang sangat besar. Keteraturan diandalkan untuk menjamin keterlaksanaan sistem yang penuh cabang. Pendidikan sebagai suatu sistem dipandang perlu dibuat suatu aturan. Dan sesungguhnya, dengan dibuatnya peraturan tersebut. Sejak saat itulah legalisasi pendidikan dimulai.
Contoh-contoh jika sistem pendidikan tidak diatur:
a.         Bagaimana jika ada tiga pemburu andal yang menerapkan tiga cara berburu yang menurut mereka, cara mereka adalah yang terbaik. Pemburu satu menggunakan panah, pemburu yang lain menggunakan senapan, pemburu yang lainnya menggunakan jerat. Kemudian mereka berusaha merekrut murid dengan dogmanya masing-masing. Lalu murid-murid itu bertemu dan saling membanggakan keterampilannya, tentu akan tercipta kekacauan
b.        Setiap orang dengan dana terbatas dan sarana prasarana tidak mencukupi bebas mendirikan sekolah demi menarik uang bayaran kepada siswa
c.         Setiap sekolah bebas menentukan kurikulumnya sendiri, kalau sudah begini, bagaimana dengan ujian nasional? Tentu tidak dapat dilaksanakan. Dan tidak ada yang bisa menjamin baik buruknya kurikulum yang digunakan.
Jadi, sebenarnya, dengan dilegalisasi, maka proses pendidikan memiliki aturan yang jelas untuk dilaksanakan.

 2.      LEGALISASI MEMASTIKAN PENDIDIKAN BERJALAN SECARA UNIVERSAL
Maksudnya, keberadaan kurikulum yang merupakan efek dari legalisasi pendidikan, memastikan bahwa sebuah pengetahuan disampaikan, meski oleh guru yang berbeda, tempat yang berbeda, dan waku yang berbeda. Dengan penilaian akhir yang sama yaitu ujian-ujian yang terbagi atas ujian tengah semester, ujian kenaikan kelas, dan ujian nasional, yang kesemua ujian tersebut tersentralisasi dari atas.
Contoh yang lain misalnya,  Jika disuatu masa, ada seorang siswa kelas 8 SMP harus pindah sekolah dari Jakarta ke Surabaya. Maka, karena pendidikan di Indonesia sudah berjalan universal, siswa tersebut bisa langsung masuk ke jenjang yang sama dan ikut belajar dengan materi yang sama seperti ketika dia bersekolah di Jakarta
Jadi, dengan adanya kurikulum, setiap jenjang pendidikan (SD-PT) mendapatkan porsi dan materi pembelajaran yang telah disepakati oleh para ahli pendidikan.

3.      SEMUA BISA MENGAWASI
Adanya delapan standar pendidikan yang telah disosialisasikan oleh pemerintah sebagai lanjutan dari legalisasi pendidikan, menjadikan jalannya proses pendidikan sebagai suatu yang dapat diamati oleh semua pihak. Yaitu, orang tua, masyarakat, pengamat, pemerintah, dan pelaku pendidkan itu sendiri.
Dengan adanya aturan tertulis delapan standar pendidikan, yang tertuang dalam berbagai permendiknas, maka seluruh rakyat Indonesia dapat ikut mengawasi keterlaksanaan proses pendidikan di Indonesia.
Misalnya, sekolah A tidak memiliki standar pengelolaan yang baik, tentu akan mudah diketahui ketika masyakat melakukan monitoring, baik lewat komite sekolah maupun lewat pengawas dari kabupaten atau provinsi.

KESIMPULAN
Awalnya dahulu.
‘Alam Takambang Jadikan Guru’ adalah sebuah peribahasa yang tepat yang menggambarkan kita haruslah belajar dari alam. Namun, seiring berjalannya waktu, alam bukanlah faktor penentu kesuksesan dari pendidikan. Karena semua orang bisa berpendapat sesuai dengan apa yang ada dalam pikirannya. Proses pencarian ilmu yang tak standar menjadikan ilmu bersifat ‘Apa yang saya tahu’.
Itulah sebabnya, diperlukan adanya legalisasi pendidikan, sehingga semua pihak haruslah berpegangan dengan banyak standar pendidikan yang diberlakukan oleh pemeirntah.
Jadi, dengan dilegalisasikannya pendidikan, menjadikan proses berjalannya pendidikan di suatu negara menjadi lebih teratur, runtut, dan terjamin persamaannya.

Cinangka, 7 Mei 2015