Tadabbur Kepemimpinan 9:71
Hari Untung Maulana,
M.Pd.
Dan orang-orang yang beriman,
laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang
lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan
salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. (QS.9 :
At-Taubah Ayat 71).
SAUJANAKU
Prinsip hidup saya selama ini adalah… “Lemparkan
cita-cita setinggi langit dan mulailah susun anak tangga untuk menggapainya.”
Perencanaan menjadi bagian dalam kehidupan saya. Ketika saya memutuskan menjadi
guru bahasa Indonesia dahulu kala, maka di kampus, saya mulai merencanakan
untuk menjadi guru yang spesial.
Pada waktu yang bersamaan, selama empat tahun
berkuliah, saya ikut teater (4 thn), menjadi ketua pengurus perpustakaan (2
thn), berlatih public speaking dengan ikut organisasi partai kampus, senat,
dan BEM (2 thn), menjadi bagian dari majalah kampus (1 thn), dan bekerja
sebagai operator rental komputer untuk berlatih menulis dengan komputer (2 thn).
Berkat kegiatan yang tidak saya temukan di ruang kuliah tersebut, saya akhirnya
merasa begitu mudahnya mengajarkan pelajaran bahasa Indonesia kepada para
siswa.
Faktanya, menjadi guru bahkan kepala sekolah di sebuah
pesantren, merupakan hal yang tidak pernah ada dalam pikiran saya sebelumnya.
Besar dari keluarga yang pemahaman Islamnya di bawah rata-rata. Bahkan saya
baru tahu ibadah yang benar ya setelah masuk di tempat saya bekerja ini. Mengajar
di pesantren benar-benar karena rahmat dan hidayah dari Allah SWT untuk diri
saya. Saya yakin, Allah yang membimbing saya ke pesantren dan Allah juga yang
akan menjaga saya.
Tahun-tahun awal ketika saya bekerja di Nurul Fikri, menjadi
Kepala Sekolah merupakan salah satu keinginan untuk peningkatan kompetensi diri
yang pernah terbersit dalam benak saya. Namun, tentu tidak bisa ujug-ujug menjadi
kepsek apalagi dengan latar belakang saya yang nol pengalaman pesantren dan
mengajar. Saya perlu mempersiapkan pondasi yang kuat dengan perencanaan
yang matang untuk bisa menuju ke sana.
Tidak ingin hanya sebagai guru semata, saya tunjukkan
pada lembaga bahwa saya kompeten pada semua amanah yang diberikan. Saya tidak
meminta amanah, tetapi setiap amanah yang ditugaskan, akan selalu saya kerjakan
dengan sebaik mungkin dan semampu saya. Kepala Perpustakaan (1 thn), Ketua Tim
Kedisiplinan Pesantren (4 thn), Wakakur (4 th), Wakasis (3 thn), Kepala
Keasramaan (2 thn) dan sempat berkuliah Pascasarjana, membuat anak tangga saya
makin kokoh menjulang hampir menyetuh cita-cita yang pernah saya lemparkan. Dan
ketika lembaga meminta saya menjadi Kepala Sekolah. Saya merasa inilah saatnya.
Sejak awal menjadi Kepala Sekolah (yang saat ini baru jalan 3 tahun) saya berusaha menerapkan kerja dengan konsep At.Taubah ayat 71.
- Menyadari bahwa anggota tim adalah orang-orang beriman, yang sudah tentu mereka sangat paham dalam ketaatan vertikal dan pemahaman sosial horizontal. Bersama orang-orang sholeh dan sholehah tentu akan sangat mudah dan menyenangkan dalam bekerja.
- Saling tolong dan bergerak bersama. Mengoptimalkan kemampuan individu untuk saling mendukung program yang telah disusun bersama.
- Saling mengingatkan dan selalu mengajak pada yang makruf. Fokus pada kebaikan dan lupakan hal-hal yang menjermuskan ke maksiatan
- Saling mencegah dari yang mungkar. Mengingatkan satu sama lain dan menolak segala bentuk kemungkaran.
Dengan konsep ini saya yakin,
semua pekerjaan akan dengan mudah dikerjakan bersama, karena visi saya dalam
kepemimpinan adalah, menjadi leader bukan menjadi boss.
TANTANGAN EKSTREM vs KERJA SAMA
Sejuta kisah telah terukir sebagai jejak hidupku. Ada
yang suka, bahagia, dan ria namun banyak juga yang duka, lara, dan nestapa. Semuanya
itu selalu sama kusikapi. Bahwa Allah-lah Sang Sutradara di balik segala
cerita. Setiap permasalahan yang menimpa diri saya baik urusan pribadi maupun
urusan kerja. Maka tak ada tempat curhat yang tepat selain hanya kepada Allah
semata. Kuserahkan hidup matiku hanya untuk Allah SWT.
Dalam menghadapi tantangan ekstrem yaitu melakukan
pembelajaran online di masa pandemi, maka tak lain tak bukan, hanya dengan
bekerja sama antarseluruh masyarakat sekolah lah yang dapat menyelesaikan semua
permasalahan.
Bagai semut mencari gula-gula.
Para guru saling bekerja sama, saling bantu, tebar informasi, dan coba sana
coba sini dalam mempraktikkan pembelajaran online. Suatu jenis pembelajaran
yang bahkan belum pernah diajarkan di kampus-kampus dan di pelatihan-pelatihan
dari kementerian pendidikan sebelumnya. Pembelajaran Online menjadi pemantik
baru untuk dalam mempelajari teknologi digital. Mencicipi lezatnya zoom, pen
tablet, kuis digital, game pelajaran digital, dan lain-lain membuat guru
bersemangat belajar kembali.
Sebagai kepala sekolah, saya
berusaha memberikan fasilitas untuk mempermudah pembelajaran online. Bersama
tim kepala unit yang lain di pesantren serta berkat dukungan para kepala
bidang, direktur yayasan, dan pengurus yayasan, serta orang tua siswa, kami
mencoba untuk memberikan yang terbaik bagi para guru dalam menjalankan
pembelajaran online.
Kami berusaha memahami apa yang
guru butuhkan. Berbagai sarana pembelajaran online yang belum kita miliki,
sebisa mungkin dibeli. Ketika guru menyampaikan mata mereka mulai berair karena
banyak melihat layar komputer, maka kami belikan mereka vitamin untuk mata.
Ketika guru mulai merasa badan mereka pegal-pegal karena seharian hanya duduk
di kursi depan komputer, kami belikan untuk mereka alat pijat portabel yang
bisa digunakan di kursi apapun.
Kami sadar, kami harus memberikan
kenyamanan agar para guru dapat mengajar dengan tenang. Bahkan, demi terjaganya
para guru dan siswa dari virus ini, lembaga sampai harus membuat peraturan yang
sangat tidak populis. Yaitu, dengan membatasi keluar masuk orang dari dan ke
lingkungan pesantren dan lain sebagainya.
CERITA KU
Tujuh bulan pertama saat saya diamanahkan untuk menjadi
Kepala Sekolah di SMA Islam Nurul Fikri Serang Banten, ketika saya masih dalam
masa penyesuaian jabatan, ketika saya masih menyusun rencana-rencana ke depan…
Tanpa pemberitahuan sebelumnya, musibah itu datang …………. Dia menginap di
kamar-kamar kita, di lorong-lorong temaram klinik, di bangsal-bangsal suram
rumah sakit. Dia menjadi tamu yang meneror tuan rumahnya. PANDEMI COVID-19
Saat itu bulan Maret hari Ahad, ketika semua santri di
Nurul Fikri diminta untuk pulang. Terburu-buru, Ayah Bundanya tergopoh-gopoh
menjemput, berangkat dari domisili masing-masing. Dalam dua hari, Pesantren
NFBS Serang….. lengang. Saya, Kepala Sekolah balita… dihadapkan pada persoalan ekstrem
yang belum pernah ada contohnya.
[ Berdiri di ujung jalan menatap kabut yang pekat ]
[ Tak tahu ada aral apa yang melintang ]
[ Tak jelas apakah ada perompak yang mengadang ]
Kini guru-guru di SMA Islam Nurul Fikri Boarding School Serang Banten
telah begitu familiar dengan zoom, canggih saat membuat soal dengan Google form,
menarik dalam penyusunan powerpoint, dan keren saat diminta membuat video
pembelajaran. Di sisi lain, guru-guru tetap memiliki konsistensi yang kokoh
dalam mengawal karakter peserta didik baik saat pembelajaran online maupun
pembelajaran offline.
Semoga Allah melindungi dan memudahkan segala ikhtiar kita.
Ikan Hiu Muter-Muter …. See you later
Hari Untung Maulana, M.Pd.
Kenalin, saya Hari Untung Maulana, M.Pd. tapi sahabat semua
dapat memanggil saya Harun. Ini singkatan dari Hari Untung.
Saya lahir di Jakarta, 20 Januari 1980 dari rahim seorang emak bernama Sri Rahayu dan besar oleh penjagaan ayah bernama Sukiyat.
Saat ini, saya diamanahi sebagai Kepala Sekolah di SMA Islam Nurul Fikri Boarding School Serang Banten.
Sahabat semua dapat berkomunikasi dengan saya lewat
Pos-el : hariuntungmaulana@gmail.com
FB: hari untung maulana
Hp/Wa : 081906238277
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih sudah memberi masukan