Selasa, 26 Mei 2015

Belajar kehidupan dari Komik Kungfu Boy episode 2

Latihan di hutan

Para murid Kuil Dairin diajak berlatih di hutan.

Guru Besar:
"Pergi berlatih di hutan, adalah suatu latihan yang sangat berat dimana para peserta akan mengetahui ketakutan dirinya. Di dalam dunia yang luas ini, untuk hidup orang harus menempa jasmani dan rohaninya."

Ada 4 bentuk latihan di hutan:
1. Memanjat pohon: Penting untuk mengambil buah yang dapat dimakan, berguna untuk menentukan posisi diri sendiri, bermanfaat ketika diserang binatang liar. Harus bisa naik pohon dengan cepat.

pesan yang diambil: Keselamatan diri mutlak dilakukan oleh setiap manusia. Dan sejatinya kita harus mampu mempertahankan diri dari ancaman yang datang dari luar

2. Menangkap ikan tanpa memakai alat:
Ada kejadian menarik, ketika siswa lain berusaha menangkap dengan kedua tangannya, Chinmi melakukan inovasi. Dia memukul batu yang banyak terdapat di pinggiran sungai dengan tenaganya yang kuat. Hingga batu-batu itu menimbulkan bunyi yang keras. Tak disangka, ikan-ikan yang bersembunyi di balik batu, mengambang, pingsan.

pesan yang diambil: kreativitas dibutuhkan dalam kehidupan ini, agar hasil yang dicapai berbeda dengan orang-orang yang masih mengandalkan cara lama

3. Menyeberangi sungai deras
Banyak murid yang tidak berhasil. Chinmi pun hampir gagal, beruntung dia berhasil berpegangan pada batu besar yang ada di sungai. Mengetahui tubuhnya tidak terseret arus karena berpegangan pada batu, dia lalu memilih berjalan membelah sungai sembari mengangkat batu besar tersebut sebagai pemberat. Akhirnya dia berhasil.

pesan yang diambil: Dalam mempertahankan kehidupan, kita harus tetap berpegang teguh pada hal-hal yang sangat kuat. (yaitu: agama, peraturan, dan norma.)

4. Dikurung dalam gua sendirian.
Sampai tahap ini hanya Chinmi yang berhasil melewati 3 tantangan sebelumnya dengan baik. Sehingga, tantangan keempat hanya Chinmi yang melakukan. Dia harus bisa keluar maksimal matahari terbit. padahal pintu gua dikunci dari luar.
Sebelum masuk, Guru Besar memberi sedikit clue, cara untuk keluar

                                               "PUSATKAN MATA HATIMU!"

Di dalam gua hanya diberi 1 lilin yang telah menyala dan ada sebuah tulisn "Pusatkan Pikiran"
Seteah Chinmi memperhatikan dengan saksama bentuk gua, dia meyakini kalau batu yang tertanam dengan aneh di dinding gua sebagai satu-satunya jalan. Tetapi dengan cara apapun dia mengeser, batu tersebut tidak bergerak.

Chinmi ingat kata-kata Guru Besar. akhirnya dia diam dan membebaskan pikiran. Mengosongkan segala panca indra, membuka mata hati... Ternyata, dalam keheningan dan kesendirian, dalam terpejamnya mata, Chinmi dapat merasakan jangkrik yang bergerak, titik air yang menetes, aliran udara yang membelai tubuhnnya. Semua terasa jelas bagi Chinmi.

Akhirnya, Chinmi berhasil mengetahui ada suara titik air yang berbeda yang jatuh di batu yang tertepel di dinding gua. Terasa ada perbedaan air yang jatuh di bagian batu yang padat dan bagian batu yang terasa kosong. Dengan kekuatannya di memukul batu tersebut di bagian yang kosong. Akhirnya batu itu terbelah memberikan jalan keluar bagi Chinmi tepat ketika matahari hampir menyembul.
Chinmi berhasil.

pesan yang diambil:  Fokus menjadikan kita terarah. fokus menjadikan kita mengetahui yang tersembunyi.


Berguru pada Pendeta Tendo

Karena keberhasilannya, Chinmi dipercaya untuk berguru di level yang lebih tinggi, yaitu bersama seorang pendeta bernama Tendo di Gunung Kenreiho.

Pertemuan pertama Chinmi dengan Pendeta Tendo, adalah ketika Chinmi melihat Pendeta Tendo berdiri di atas lapisan es yang sangat tipis di dalam gua. Ketika Chinmi menginjak lapisan es itu, lapisan es langsung pecah dan Chinmi langsung terjatuh ke danau dinginnya.

Pelajaran 1. Banyak gerakan yang tidak perlu, bergeraklah dengan memusatkan berat badan sama rata di kedua tumit. Es pecah, karena beban kekuatan yang tidak rata dari telapak kaki.

Pesan yang ditangkap adalah: Di kehidupan ini, lakukan segala sesuatu karena hal itu penting untuk dilakukan. (Penting juga harus sesuai dengan kaidah Islam)

Pelajaran 2. Memancing ikan. 
Ketika pertama kali memancing, tali pancing Chinmi sampai putus ditarik ikan besar. Itu karena Chinmi melawan gerakan ikan. Chinmi juga menariknya dengan sekuat tenaga. Karena menurut Guru Tendo. Gerakan menarik tali pancing harus disesuaikan dengan gerakan tali yang dibawa ikan. Ketika waktunya tepat, itulah saat menarik tali pancingan. Waktu yang tepat: Ketika ikan sudah lelah dan dalam kondisi gerakan mulai lemah.

Pesan yang ditangkap: sabar, membaca situasi, dan ketika waktunya tepat untuk bertindak.... Laksanakan!!

Taktik bertarung 1 (yang diajarkan guru Tendo) : Manfaatkan tenaga gerakan lawan, ketika lawan mulai lemah, kekuatan kita jadi di atas lawan.

FILOSOFI AIR

Materi yang diajarkan Guru Tendo adalah tentang filosofi air dan filosofi jiwa:

             "Air sungai kecil yang kelihatannya mengalir tenang, mempunyai kekuatan mengikis pasir/tanah di tepi sungai. Kekuatan yang terpendam pada air tak terbatas pada arus deras. Setitik airpun lama-lama dapat membuat lubang pada batu. Air tak mempunyai bentuk padat. Oleh karena itu air tak dapat digenggam. Tetapi ia bisa mengikuti bentuk wadah yang ditempatinya."

FILOSOFI JIWA

              "Dalam kempo (kehidupan. hrn20) ada yang disebut jiwa dan harus dipandang serius. Semedi (dalam Islam maksudnya : Ibadah dengan Khusyuk) dapat menyucikan jiwa. Bila jiwa sudah tidak ada (menyatu dalam kekhusuk'an fokus Allah. hrn20) maka manusia bagaikan pohon atau rumput. Hidupnya tak kuasa menentang alam. Dengan hati yang tenang, melebur ke dalam alam."

Ketika mengajarkan filofosi jiwa, Guru Tendo mengajak Chinmi bersemedi di tengah hutan. Saat itulah, ketika Guru Tendo bersemedi, Chinmi memperhatikan dari jauh. Ternyata, dalam kekhusyuannya... beberapa hewan hutan mendatangi guru Tendo yang tetap diam tak bergerak. mereka seakan tidak memedulikan keberadaan Guru Tendo. Kelinci, burung-burung kecil, akhirnya sepasang burung yang membangun sarang di atas kepala Guru Tendo.

Pesan yang ditangkap: Burung-burung dan hewan hutan menganggap Guru Tendo sebagai batu/pohon. Dengan membersihkan hati maka manusia akan menyatu dengan alam. Hidupnya akan selaras dengan alam. Karena sesungguhnya, manusia adalah bagian dari alam itu sendiri.

bersambung... kerja dulu yaaaaa...
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah memberi masukan