Rabu, 23 Oktober 2013

Latihan Teater

Latihan Teater
Oleh: Hari Untung Maulana



Selain pentasnya, latihan juga kegiatan yang menyenangkan luuuooocchhh...
banyak pelajaran dari proses latihan
kedisiplinan
kekompakan
akting
bersedia menerima pendapat
berani mencoba
berani berpendapat
                                          pokoe banyak duech


Casting
Begitu sutradara sudah memantapkan hati untuk menggarap sebuah naskah.
sutradara akan melaksanakan casting
semua anggota teater berhak ikut.

bahkan untuk teater besar yang melibatkan artis-artis papan atas ibukota
casting tetap dilakukan. ada juga sih yang ditunjuk langsung oleh sutradara.

Satu per satu peserta casting dilihat kemampuannya oleh sutradara.
diberi kutipan dialog dan diminta untuk mengucapkan dialog tersebut.

seorang peserta casting harus mampu menerjemahkan dan menjiwai karakter yang akan dicobanya.

Jika karakternya nenek-nenek, ya pas casting harus berperan seperti nenek-nenek
mulai dari suaranya, gesturenya, bahkan cara berjalan dan kelembutannya.

Jika karakternya Preman pasar, ya walaupun aslinya dia hatinya lembut...
tetep harus sangar and beringas ketika berdialog....

Ketika casting, seorang peserta mungkin saja diminta untuk mencoba berbagai karakter.
Niatnya sih mau jadi putri Cederalara apa daya ternyata karakternya lebih cocok jadi nenek cihir.
Sutradara pengin banget kamu enggak jadi putri malah jadi nenek....
silakan pilih... mau diambil peran nenek atau memberikan peran itu pada orang lain
kesempatan belum tentu datang dua kali lho...

jika sudah selesai casting... ya tinggal berdoa semoga lulus casting

Reading 
Mereka yang sudah sujud syukur karena lulus casting
Mereka yang sudah traktir-traktir temen karena sudah dianggap jago acting
Mereka yang sudah nelpon ortunya bilang "Ayah, anakmu sudah jadi orang". karena diajak main teater........................... enggak segitunya kalee

Mereka langsung memasuki tahap reading
Sutradara akan memberikan naskah utuh-utuhan.
                      dari Prolog sampai epilog
                      dari halaman satu sampai halaman delapan puluh sembilan

Aktor harus bisa membaca dan menghafal dialognya sendiri...
sembari tentunya menghafal dialog lawan mainnya eh maksudnya teman mainnya...

                                                                              kenapa aktor juga menghafal dialog teman main?

Lho iya nho... kita kan harus tahu kapan kita harus bicara.
Jadi kita harus paham clue (benergaktulisannya) atau kata-kata akhir dari dialog teman main.

Banyak naskah yang tidak mencantumkan kramagung..........................Kramagung???!!
Itu lho, kalimat lakuan yang terdapat di dalam kurung yang biasanya ada di depan dialog...

Hroen20: (Mematut-matut diri di depan cermin) Kok enggak ada yang percaya kalau saya ganteng
                ya? 

Jika di naskah tidak ada kramagung, maka pemain harus mampu menerjemahkan apa yang harus dilakukan tokoh. caranya ya dengan memperhatikan interaksi tokoh dengan lingkungan sekitarnya dan dialog tokoh tersebut.

Proses reading bisa berlangsung selama satu bulan.

Proses reading dalam teater tidak monoton lho...

Bentuk latihan reading yang pernah saya lakukan, seingetnya ya...
  1. Membaca sembari kerja bakti. ada yang ngepel, ada yang ngelap kaca, ada yang nyapu... Aula gedung FKIP.
  2. Jarak antar pemain 10 meter. yang satu di sini, yang satu di situ. yang satu di sana. yang satu di suana.
  3. Sembari olah vokal. kita dialog sambil menirukan gerakan rukuk dalam shalat 20 menit. terus  menekan perut dengan tangan (20 menit), terus tiduran tertelungkup (20 menitan), terus duduk sambil kakinya ditekuk di depan dada (20)..... dan itu semua harus dilakukan dengan penguapan dialog yang keras dan jelas.
  4. Sembari lari-lari kecil keliling tempat parkir
  5. Kita sih belum pernah latihan di pantai atau di gunung... Lha jauh kok.
 Ketika semua pemain sudah hafal seluruh naskah, termasuk tanda-tanda kapan harus berdialog
fase berikutnya adalah lepas naskah... enggak tahu istilahnya apa


Lepas Naskah

Kalau sudah di tahap ini...
pemain sudah berlatih dengan menggunakan setting...
pemain sudah berlatih dengan mengenakan kostum...
bahkan beberapa latihan sudah melibatkan pemusik dan lampu.

kenapa sudah pakai kostum dan setting?
untuk membiasakan diri
Coba, gimana kalau kostum yang harus dipakai itu, beratnya sampai berkilo-kilo...
                                             kalau kita tahunya pas pentas... apa enggak ngap tuh...??

setting ya harus dicoba... nanti duduk dii kursi... kursinya ada 4 ... tempatnya disitu ya....
Jangan sampai, kita latihannya lesehan... lha tahunya pas pentas ada kursi...
kita tahunya kursinya ada 4... pas latihan bebas duduk dimana saja...
lha kok tahunya kursinya cuma ada atu.

fase lepas naskah ini... biasanya sebulan menjelang pementasan.

 Latihan Utuh
Dua hari menjelang pementasan, para pendukung melaksanakan latihan utuh.
biasanya sudah dilaksanakn di tempat pementasa yang mulai tampak settingan dasarnya.
hampir mirip dengan pementasan sesungguhnya cuma tinggal penontonnya aja yang enggak ada.
                  kadang ada juga sih yang nonton... temen-temen sendiri.

Buat calon guru bahasa Indonesia.... menurut saya wajib ikut UKM Teater.... manfaat banget lho untuk di kelas. karena banyak materi tentang teater... masak gurunya enggak bisa main teater, mau ngajarin siswa berteater... menurut saya akan sulit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah memberi masukan