Rabu, 11 September 2013

10 Unsur Pementasan Teater: (2) Sutradara

Sutradara
Tulisan: Hari Untung Maulana

Jauh-jauh hari sebelum memutuskan menjadi seorang sutradara...
seseorang itu harus sudah memahami seluk beluk teater... bahkan kayaknya, syarat deh dia harus sudah pernah main teater.

Nah, dekat-dekat hari sebelum memutuskan jadi seorang sutradara... dia harus sudah menguasai naskah.

Jadi gini prosesnya, pertama... dia harus mencari naskah yang emang dia senengi... baca satu naskah... ganti lagi... pilih lagi... pinjam lagi... baca lagi... taruh lagi... ambil lagi... gitu aja terus sampe akhirnya kepilih satu naskah yang dia sangat berhasrat untuk dipentaskan.

Setelah kepilih... tu naskah harus dibaca terus...dan terus.... dan terus..... dan terussss...
berulang-ulang.... bolak balik.... terus....

Dibawa kemana-mana... ke taman, ke kamar, ke wese, ke kantor, ke sanggar, ke pasar... dan tidak lupa... dibawa pulang lagi ke rumah.

Sembari baca itu,
dia sudah membayangkan para tokohnya akan seperti apa, bahkan dia sudah membayangkan siapa-siapa saja yang sepertinya cocok dengan karakter tokoh dalam naskah drama.

Dia juga akan membayangkan pakaian para tokoh, latar panggung, make up, musik, siapa yang bisa dipercaya menggarap lampu, musik de el el....

Buahkan, sambil membaca, calon sutradara itu sudah mencoba gaya bicara para tokoh...
nanti kalimat ini harus seperti apa pengucapannya... Nantinya waktu marah harus seperti apa...
Jadi bener-benar seorang calon sutradara tuh seperti sudah melihat sendiri naskah itu dipentaskan.

Waktu yang dinanti tiba.
Casting...casting...

Semua yang berminat ambil bagian dalam pementasan harus ikut casting.
Sang sutradara melakukan penilaian.

         "Coba kamu baca dialognya tukang jamu...."
         "Kamu kayaknya enggak cocok jadi ratu, coba kamu acting jadi raja, kamu kan pria gagah."
         "Suaranya kurang nenek.... ini ceritanya, nenek-neneknya sudah sepuh banget."
         "berikutnya..."

Akhirnya, para pemain sudah dapat....
Sang Sutradara harus mewujudkan semuanya...

Bikin jadwal latihan, kalau perlu dibantu asu (asisten sutradara) hush... maksudnya astrada.
Loby-loby... cari-cari pemusik... desainer... dll.

Sutradara benar-benar harus mengarahkan semua pemain.
cara pengucapan, cara lakuan, blockingnya, ekspresinya, gesturnya, pokoknya semua -nya.

Asal tahu saja... kalau misalnya nih, dua hari sebelum pentas ada satu orang pemain yang tiba-tiba mengundurkan diri, atau sakit, atau alasan yang lain....

Maka, Sutradara harus mencari orang yang sudah hafal naskahnya, tahu gerakannya, tahu ekspresinya, dan tahu apa yang harus dilakukan....
Siapakah sang penyelamat itu........................................SANG SUTRADARA SENDIRI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah memberi masukan