Senin, 14 Oktober 2013

10 Unsur Pementasan Teater: (8) Penata Cahaya atao Lampu

Penata Cahaya atao Lampu
Tulisan: Hari Untung Maulana

Panggung Membentang
Lampu Berkilatan
Cleret....
                       cleret....
                                                      cleret...
Mak ByaAaaaAAArrrr...

Merahhhhhhh........... Byaaaaarrrr
                                                                  Biiirrrruuuuuu...... Byaaaaaaarrrrr

Pentas teater kalau enggak pake lampu..... Aaaapa itu!!!??? Gelap donk...
                                                                                                           malah pada tabrakan nanti

Adegan perang.....
lampu merah menyala bergantian dengan lampu biru
berganti secara cepat..... makin lama lampu kuning makin benderang....
Para tokoh makin belingsatan.... BYAAAARRR.... Nyala semua... Dan langsung PET... mati seketika

Pelan-pelan.... sedikit demi sedikit.... lampu biru menyala....
awalnya sangat redup.... suara tangisan membahana....
lampu biru menyeruak fokus pada dua sosok di panggung...

Sang permaisuri.... meratapi mayat sang raja yang kalah perang...
tangisannya sendu menyayat kalbu...

lampu biru hanya menerangi dua sosok itu..... sepi... sedih...

ceile...


Mengetahui pentingnya lampu sebagai sarana memperkuat karakter.... seorang sutradara tidak asal
pilih penata lampu...
dia harus orang yang bisa menerjemahkan suasana dalam cahaya-cahaya....
dia harus orang yang bisa menerjemahkan pikiran tokoh dalam sinar-sinar

penata lampu... harus orang yang hatinya lembut, yang menerjemahkan semua dialog dengan seberkas cahaya.

Awal setelah dipilih menjadi seorang penata lampu,
biasanya dia akan mengikuti latihan ketika para pemain sudah memasuki fase acting.

Pada fase ini, seorang penata lampu sudah paham, dimana kira-kira para pemain akan berdiri, duduk, atau beraktivitas yang membutuhkan penguatan cahaya.

Ruang kerja penata lampu biasanya ada di depan panggung... bisa sejajar ataupun nangkring di atas.
kalau kamu nonton teater di sebuah gedung pertunjukan dan melihat di depan  panggung ada sebuah ruangan... nah bisa jadi itu adalah ruang kerja sang penata lampu.

Nah, kalau kamu melihat di kanan kiri panggung ada ruangan dengan gambar simbol pria dan wanita... berarti itu namanya toilet.

Ruang kerja di depan panggung dan di bagian atas... memudahkan penata lampu melihat keseluruhan permainan. dia akan fokus pada setiap adegan...

Seorang penata lampu harus bisa menggunakan media lain sebagai penerang...
kadang diperlukan obor, lampu sentir, petromak, senter, bahkan lilin.

Satu hal yang paling ditakuti penata lampu...
mati listrik....

Jiaaaahhh........ kalau mati listrik mah, semua unsur pementasan juga takut...






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah memberi masukan