Nama lengkapnya Muhammad Farhan Ahda
Fadhilla
Semasa belum hamil, Mama Niken sudah
mengangankan nama anaknya besok kalau laki-laki adalah Farhan. –Suaminya sering
menggoda “Kalau perempuan Farhan dong” yang ditolak dengan tulus oleh Mama
Niken. Katanya, Farhan itu artinya menyenangkan, lihat deh tuh Farhan yang
presenter, ujarnya beranalogi.
Hari bahagia itu datang. Yang
membawa kabar adalah test pack yang dikasih Usth. Suharti, dokter di NFBS saat
itu. Setelah semaleman harap-harap cemas. Paginya Niken menyampaikan kabar itu.
“Yah, aku hamil”, -standar banget kata-katanya-
Entah bagaimana air mukaku waktu itu
Entah bagaimana perasaanku waktu itu
Pokoe…
SSSSEEEENNNNNEEENNNNGGGG!!!!!!
Tak menunggu lama, gak sampai dua tahun
lah, kita langsung memeriksakan kehamilannya ke Rumah Sakit Bersalin Afina.
Waktu itu Afina masih di belakang Apotik Kota Baja. Di jalan
yang membelah kota Cilegon Banten. Gak tahu nama jalannya.
Baru sampai di sana, ternyata Afina
kedatangan tamu, serombongan dokter dari RSCM dan ahli gizi.
Ceritanya tuh, mereka sedang mencari ibu-ibu muda yang kehamilannya di bawah 2
bulan. Untuk apa? Ternyata ada sebuah merek susu ibu hamil terkenal yang mau
mengeluarkan varian dari merek yang sudah ada. Susu ibu hamil tersebut niatnya
dikeluarkan untuk mencegah preklamsia pada ibu hamil. Saat itu Mama Niken
diminta untuk berpartisipasi. ----HHAAAAAHHH!!! ISTRIKU JADI KELINCI PERCOBAAN-
kenapa harus kelinci ya?-
Seharian Mama Niken dicek
kesehatannya, di USG, di tes darah, di analisis apakah bisa memberikan gizi
yang cukup pada anaknya, caranya-ditanya gaji suami dan istri- Hasil seminggu
kemudian.
Setelah mengambil hasilnya, ternyata
Niken memang berpotensi mengalami preklamsia –ibu-ibu yang sejenis ini yang
dipakai dalam penelitian, sedangkan ibu-ibu yang sehat tidak diikutkan.
Akhirnya, setiap bulan kami
mendapatkan susu tanpa merek dagang –dikemasi dalam sachet-an sekali minum
terdiri atas 60 sachet, karena harus diminum dua kali sehari. Dikemasan susu
hanya tercantum nama produsen kenamaan. Dan mendapat fasilitas periksa
kandungan (USG, cek darah, gizi, dll) gratis.
Ketika usia kandungan sudah 32
minggu. Ternyata hasil USG mengatakan bahwa jabang bayi dah mapan gak bisa
puter-puter lagi. TETAAAAAPI…. Posisi Wuenaknya itu ternyata melintang. Jadi
deh Mama Niken diminta untuk terapi sujud. Setiap abis shalat diminta sujud
selama 5 menit-an. Insya Allah dengan cara ini sang jabang orok akan berubah
posisinya. Kami sudah mendapat bimbingan, jika sampai hari-H janin gak berubah
maka akan di Caesar.
Minggu Penantian
Sampai memasuki hari-H TERNYATA si Bayi gak mau berubah,
tetap aja melintang. Sebetulnya si jabang bayi diprediksi akan lahir dua minggu
lagi. Eeee….lha….kok….
Malam
itu sekitar pukul 20.00. Saya baru aja sampai dari masjid. E lha, Mama Niken
yang baru keluar dari kamar mandi berkata, “Yah, kayaknya aku dah pecah ketuban
deh”.
Alhamdulillah
selama kehamilan kita rajin baca buku menuju kelahiran. Jadi gak panik-panik
banget. Sebetulnya yang bikin panik lebih pada jarak antara NF dengan Afina
yang harus ditempuh selama 1 jam.
Sembari
tetap tenang, aku menelpon Pak Cecep –driver setia NF- untuk diantarkan ke
Afina. Sedangkan niken menyiapkan tas perlengkapan persalinan yang telah
disiapkan jauh-jauh hari. AKHIRNYA… Pak Cecep datang, auranya saat itu adalah
aura superhero di mata calon korban dari keganasan Pinguin.
Malam
itu, kami berdua diantar pak Cecep dan Pak Bejo –satpam NF- Ke Afina,
menggunakan kijang biru yang saat itu masih gress di NFBS. Melesat dengan
anggun di jalan buruk Anyer-Cilegon. Dan menyamankan penumpangnya yang sesekali
meringis menahan sakit. Akhirnya sampai juga kami, bahkan terhitung cepat,
karena pak Cecep ngebut kayak polisi ngejar pengendara gak pakai helm.
Sampai
Afina, kami langsung disambut dengan antusias, bagai seorang calon pengantin
disambut perancang baju. Karena sebelumnya, sejak masih di rumah dan selama
perjalanan, kami sudah berkomunikasi dengan Afina. 24 jam bo!
TERNYATA…
Mama Niken harus menunggu sampai pukul 06.00 besok pagi, coz, Afina harus
menyiapkan dengan baik, ruang operasi, dan dokternya sudah mau tidur.
PENDERITAAN
SATU MALAM
Karena
sudah pecah ketuban, posisi bayi dipastikan masih melintang, dan operasi baru
dilaksanakan pukul 06.00, maka perawat -atas rekomendasi dokter- memberikan
obat anti mules. supaya gak mules dan menyebabkan bayi keluar sebelum di
operasi.
TERNYAAAATAAAA....
Pemberian obat itu membuat Mama Niken setiap 8-10 menit sekali kesakitan. Ayah
HRoen gak bisa ikut merasakan, tapi melihat keringat sejagung-jagung dan
ekspresi wajah yang gak dibuat-buat. Ayah Harun yakin, nih pasti sakit beneran.
BESOKNYA,
28 Juli 2006, Jumat Berdarah
Saya
pikir, Mama Niken akan di sesar di Afina. Ternyata, sekitar pukul 05.00 Mama
Niken dipindahkan ke rumah sakit yang tak jauh dari Afina, yaitu Rumah Sakit
Kurnia. OOOOooo...... ternyata akan di sesar di sana. Tepat pukul 07.00 Mama
Niken masuk ke ruang operasi. Ayah Hroen menunggu dengan deg-degan di depan (baca:
Deg-deg di Ruang Tunggu).
Gak
berapa lama, Ayah Hroen mendengar suara tangisan bayi dari dalam ruang operasi,
disuruh masuk ke ruang operasi dan melihat Istrinya sedang tergeletak tak
berdaya, melihat bayi kecil yang sedang dimandikan, juga melihat para dokter
yang masih sibuk menjahit - emangnya penjahit-
ALHAMDULILLAH....
anak kami lahir LAKI-LAKI dengan organ tubuh lengkap, walau beratnya hanya 2,4
-keciiiillll banget deh-
Ayah
harun sedang dalam keadaan sakit pilek. jadi mengazankannya gak berani kalau
pas di kuping. jadi deh, mengazankannya di luar box inkubator.
Setelah
kembali ke Afina, Ayah Haroen memberitakan kabar gembira ini ke khalayak ramai;
teman-teman, sahabat, handai taulan, terutama orang tua. Padahal orang tuanya
sedang ada hajat mantu pas hari Sabtunya, sedangkan ortunya Mama Niken masih
ada di Boyolali yang jaraknya 12 jam perjalanan darat.
Selama
Jumat itu, Ayah Haroen menghubungi guru Bahasa Arab yang ada di NF. minta nama.
pokoknya syaratnya ada nama Farhannya terus kalau bisa artinya adalah Anak
pertama yang menyenangkan dan awal dari suatu kebahagiaan.
Pak
Fadli, Pak Faza (Fadli Zaenal), dan Bu Nisa memberikan usulan. kami sreg dengan
nama yang diberikan Bu Nisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih sudah memberi masukan