Jumat, 17 Oktober 2014

INILAH RAHASIAKU

Sahabat
Inilah Rahasiaku yang Kubuka untuk Kalian

Saya tidak tahu.
Apakah ini semacam penyakit psikologis? atau memang tanda-tanda penuaan.

Sejak lama, tubuh saya memiliki sistem tersendiri terhadap hal-hal kecil seperti nama, angka, kejadian sepele, dll.

Sistem otak saya atau tubuh saya, secara otomatis men-delete hal-hal yang terjadi tidak menetap. Misalnya, jumlah siswa, nama orang yang hanya bertemu sesaat, tanggal saya membeli sesuatu, dll.

KASUS:
1. Saya ikut pelatihan, menginap sekamar selama seminggu bersama 3 orang dari sekolah lain. Selama seminggu itu saya tahu nama mereka. Akrab, tuker-tukeran nomor hape, dan kompak. Berangkat ke aula bareng, makan ke restoran bareng, dll. TAPI. Begitu sudah pulang. Otak saya secara otomatis mendelete wajah dan nama-nama mereka. Dijamin, ketemu lagi bakal lupa wajah dan nama.

2. Selama setahun, saya mengajar kelas 8. saya hafal nama merekapun bisa di akhir-akhir KBM. DAN, jika mereka sudah kelas 9. Saya otomatis tidak hafal lagi. Lupa bertahap satu demi satu.

3. Kenalan dengan orang tua siswa. Secara langsung, otak saya menganggap hal itu tidak penting. Sehingga saya tidak pernah berniat menghafal nama-nama ortu. Begitu ketemu lagi besoknya. BESOKNYA. Yakin... langsung lupa.

4. Pernah saya niatkan dari rumah untuk bertemu dengan seseorang, begitu ketemu, dia tampak sedang berbicara serius dengan orang lain. Saya menunggu tak jauh dari mereka berbicara. sambil memberi kode kalau saya berniat berbicara. 5 menit berlalu, dia tanya, "Ada apa Pak Harun?". dan jawaban saya adalah ... "Lupa!"

Dengan teman SMP, SMA, KAMPUS, Tahun anak saya lahir, tanggal-tanggal penting.... Saya harus membuat catatan.

HP saya, antara jumlah kontak dengan jumlah catatan. lebih banyak yang catatan. Saking banyaknya, kadang saya jadi sulit mencari lagi jika dibutuhkan.

Kalau tukeran nomor HP dengan saya. Maka inilah nama Anda yang saya taruh di kontak saya.
"Pak Amir, Wakasis SMP 1 Cilegon temen sekamar di pelatihan kurikulum 2013 ada kumisnya suka bercanda."
Baru saya bisa sedikit demi sedikit mengingat-ingat.

 Jangan disangka saya senang dengan kelemahan tersebut. Itu sangat menganggu saya dalam pergaulan. Saya mungkin dianggap sombong, tidak mau menegur, belagu, padahal LUPAAAAAAAA.

Sering saya disalami oleh orang di tengah Mall atau jalan. Dia Ingat saya... dan saya dengan sangat terpaksa... meminta maaf dan menanyakan kembali nama serta dimana kita pernah bertemu. Hadeeeh.

MOHON MAAF LAHIR BATIN JIKA AKHIRNYA SAYA MELUPAKAN ANDA.
PERCAYA DEH.
ITU DILUAR KEINGINAN SAYA.
TIDAK SAYA SENGAJA...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah memberi masukan