Minggu, 20 April 2014

Medali dan Atlet Nasib Siapa

ORKES (Mengorkeskan Olahraga Mengolahragakan Orkes)
Sumber: Majalah HumOr no: 74 (Koleksi Pribadi)
27 Okt - 9 Nov 1993
Halaman 72-73
Tulisan: DMSM (feeling saya sih ini karyanya Redaktur Pelaksana HumOr: Darminto M. Sudarmo

Medali dan Atlet Nasib Siapa
Pesta orkes boleh usai, tapi nasib medali, piala, dan lebih-lebih atletnya, tidak. Mereka harus kembali ke keadaan sehari-hari yang biasa-biasa saja. Yang pegawai kantoran, ya ngantor. Yang wiraswasta, ya berwiraswasta. Yang tidak ada kegiatan apa-apa, ya nganggur.

Lucunya, medali dan ateletnya seperti tidak saling mengenal lagi. Masing-masing sibuk dengan urusannya sendiri. Kalau sudah begini, apa yang harus dilakukan supauya medali dan atlet itu bisa tetap akrab dan saling membutuhkan?

Pajang terus di ruang tamu. Peduli ada tamu atau tidak. Kalau sampai beberapa tahun tak juga ada tamu, jangan sungkan-sungkan, Anda sendiri yang jadi tamu dan kagumilah prestasi tuan rumah yang wuah itu.

Bila ruang tamu penuh, ruang dalam penuh, kamar tidur penuh, dapur dan kamar mandi penuh, apa boleh buat, Anda harus mengalah dan berkemah di halaman. Demi medali, mengalah itu soal biasa.

Jangan sekali-kali menukar medali dengan rokok atau sekadar beberapa liter beras. Selain merokok membahayakan kesehatan, membeli beras sebaiknya dengan uang.

Sebagai benda sakral yang menyimpan sejarah penting, Anda pantas memperlakukan medali atau piala mirip kehormatan Anda pribadi. Caranya: buatkan monumen kecil di rumah dan letakkan benda itu di atasnya.

Dibawa-bawa kemana pun Anda pergi, juga tidak salah. Ingat, seluruh kemampuan dan daya telah Anda pertaruhkan untuk merebut martabat yang tak terlupakan selama hidup itu. Kalau ada suara nyinyir, pasti datang dari orang yang ngiri.

Dititipkan di museum juga jalan keluar yang baik. Yang kurang baik, kalau dititipkan di pedagang loak.

Periksakan keaslian benda itu. Tidak jarang atelt cuma dapat duplikatnya, sedangkan yang asli tersimpan di rumah orang yang tidak memeras keringat.

Supaya nama Anda selalu dikenang, jadikan medali itu sebagai medali bergilir dengan mencantumkan nama Anda di depannya. Misalnya, Lomba Lari Parto Medali". Selain medali itu tetap utuh, nama makin terkenal, Anda tidak perlu keluar biaya untuk promosi diri

Pada KTP boleh dicantumkan prestasi tertinggi Anda. Tepatnya pada kolom "pekerjaan". Lengkapnya, Pekerjaan: Atlet Gulat Peraih Medali Emas di PON XIII

Supaya medali itu punya keturunan. Cobalah Anda cari pasangan hidup yang juga atlet peraih medali. Piara anak kecil yang dapat medali, cari mertua yang menjual medali, dan cari saudara ipar yang kerjanya bikin medali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah memberi masukan