oleh: Hari Untung Maulana
Dalam tindak tutur sehari-hari, kita sering mendengar seseorang mengatakan kata suka, padahal artinya sering. contoh:
Kalau lewat jalan itu saya suka jatuh
Kalau malam saya suka ngompol
Sejak menikah dengannya, saya suka dipukul
Nah looo... kalau suka terusin ajah...
Jadi, sebenarnya kata yang tepat adalah kata 'sering'.
Dalam kalimat-kalimat percakapan di atas, kata suka dan sering seolah dapat saling menggantikan atau sinonim...
Kalau lewat jalan itu saya sering jatuh
Kalau malam saya sering ngompol
Sejak menikah dengannya, saya sering dipukul
Namun pada kesempatan yang lain, tentu tidak bisa diterapkan, misalnya kalimat
Niken adalah sahabat setiaku dalam suka dan duka
tidak bisa menjadi "Niken adalah sahatabt setiaku dalam sering dan duka."
Kalau kamu suka ambil saja.
tidak bisa menjadi "Kalau kamu sering ambil saja."
Dalam percakapan menggunakan kata suka padahal sering mungkin masih ditoleransi walau makna yang diperoleh bersifat ambigu. Namun, dalam bahasa tulis maka hal tersebut suatu kesalahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih sudah memberi masukan