Sabtu, 15 November 2014

Panduan Penulisan Nama Geografis Terbaru

oleh: Hari Untung Maulana

Penulisan nama geografis harus benar
Sesuai dengan aturan standar yang sudah ditentukan

Aturan tersebut yaitu:

1. Semua nama kota ditulis dalam satu kata / dirangkai. Meskipun nama kota tersebut terdiri atas
    dua kata. Diawali dengan huruf kapital 
    misalnya: Jakarta, Medan, Banyuwangi, Padangpanjang, Pondokgede, Jatiasih, dan Balikpapan

2. Semua nama tempat yang menyatakan nama area / wilayah geografi. Maka, ditulis terpisah
    dengan tiap kata diawali huruf kapital 
     misalnya: Gunung Krakatau (nama gunung), Sungai Nil (nama sungai), Laut Jawa (nama laut),
     Tanjung Priok (nama tanjung)

    tetapi,

     nama area / geografis yang digunakan untuk nama kota, tetap ditulis serangkai dan hanya kata
     pertama yang diawali dengan huruf kapital 
     misalnya: Bukittinggi (nama kota bukan nama bukit), Gunungsahari (nama daerah bukan nama
                     gunung), Tanjungpinang (nama kota bukan nama tanjung)

3. Nama daerah yang diikuti dengan arah mata angin, maka ditulis terpisah dengan tiap-tiap kata
    diawali huruf kapital.
     misalnya:
     Jakarta Timur, Jawa Barat, Sumatra Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan Utara

4. Nama daerah yang terdiri atas dua kata kembar, tidak dianggap sebagai kata ulang yang artinya
    jamak. Sehingga, penulisannya dirangkai dan tidak dipisahkan dengan tanda hubung
    misalnya: Mukomuko, Bagansiapiapi, Tolitoli,

5. Nama daerah yang terdiri atas 3 kata atau lebih, ditulis terpisah (tidak dirangkai) dan setiap kata
    diawali dengan huruf kapital
    misalnya:
    Ogan Komering Ilir, Kabupaten Lima Puluh Kota, Ogan Komering Ulu, Kabupaten Tanjung
     Jabung Barat

6. Nama daerah yang diikuti angka yang menyatakan urutan (bukan jumlah) maka ditulis terpisah
    dan setiap kata diawali dengan huruf kapital
     misalnya:
    Gang Melati Satu, Gang Melati Dua, Gang Melati Tiga.
     tetapi, penggunaan angka yang tidak menyatakan urutan maka harus ditulis serangkai
     misalnya:
     Salatiga, Tigaraksa,

7.  Nama daerah yang menggunakan bahasa daerah, tidak diganti menjadi bahasa Indonesia. karena
     pertimbangan asal-usul, sejarah, dan budaya
     misalnya: Banyuwangi tidak diganti menjadi Airwangi
                     Tanahabang tidak diganti menjadi Tanahmerah
                     Surabaya tidak diganti menjadi Hiubuaya                   
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah memberi masukan