Selasa, 02 September 2014

Pelajaran Bahasa Indonesia tentang Fabel

oleh: Hari Untung Maulana

Materi pertama di buku paket kelas 8 dengan menggunakan kurikulum 2013 adalah fabel
hal-hal yang dipelajari adalah:

Di bawah ini adalah hal-hal bisa dijadikan informasi pengayaan selain yang ada di buku paket. kalau sudah ada ya berarti jangan. heheheh

1. Fabel berbeda dengan legenda hewan
Ada juga legenda yang mirip dengan fabel.
Tokohnya juga hewan yang berperilaku seperti manusia.

Misalnya, 
Asal muasal Kota Surabaya ---- legenda atau fabel?
Asal muasal kuda tidak memiliki tanduk --- legenda atau fabel?
Asal muasal anjing kalau pipis kakinya diangkat satu --- legenda atau fabel?

Guru harus memberikan pemahaman
Jika Legenda, maka pada akhir cerita, point yang penting adalah kesimpulan tentang asal usul
contoh: "Itulah sebabnya hingga sekarang daerah tersebut dinamakan Surabaya"
            "Itulah mengapa, sampai saat ini, kelinci berekor pendek."

Jika Fabel, akhirnya biasanya ditutup dengan nilai moral.
contoh: Oleh sebab itu, kita harus menuruti apa yang dinasihati oleh orang tua kita
            Sejak saat itu, Sang Singa berlaku adil terhadap rakyatnya


2. Berikan contoh yang dekat dengan siswa

Ternyata,
banyak murid saya yang tidak tahu dengan fabel-fabel Indonesia.
Saya tanya, memangnya kamu tidak langganan majalah anak? kompak jawab "Tiidaaaaaak"
Memangnya ibumu atau ayahmu tidak pernang mendongeng sebelum kamu tidur? "Tidaaaaaaaaakk"
Kamu tahu tidak cerita Katak Hendak Jadi Lembu? Tidaaaaaaaaaak
Kamu pernah dengar gak cerita tentang Perlombaan balap lari kelinci dengan siput? Adanya kelinci sama kura-kura... Upin Ipiiiiiiin....

Saya jadi sadar, contoh fabel yang mereka terima tidak lagi secara lisan. bahkan jarang juga yang dari hasil membaca. yang mereka tahu adalah film..... fabel hollywood.

Jadi kalau ingin memberi contoh unsur-unsur intrinsik, gunakan saja fabel yang lagi ngetrend di anak-anak, yaitu film-film hollywood misalnya: Finding Nemo, Over the Hedge, Madagascar, Dinosaurs, dan sebagainya. Guru harus sudah nonton lho.

3. Fabel bukan sastra lama. Fabel bisa digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan terkini
Murid saya masih ada yang berpendapat kalau Fabel itu tidak boleh dibuat kekinian. Harus apa yang sudah ada di masyarakat. Tentu pendapat tersebut tidak tepat. Fabel hanyalah sebuah wadah yang isinya bisa kita masukkan beragam nilai moral.

Saat materi diskusi, menelaah fabel atau merevisi fabel. Sebaiknya, guru membuat fabel sendiri yang nilai-nilai moral yang ingin disampaikan adalah nilai moral yang dibutuhkan oleh anak-anak kita (murid). Misalnya tentang bullying, ngata-ngatain orang tua, tawuran, narkoba, kantin kejujuran, dll.

4. Syarat penulisan fabel
Ketika materi penyusunan fabel, guru dapat mengingatkan pada siswa tentang beberapa hal. (setelah siswa mencari ciri-ciri fabel sendiri)
a. Pemilihan kata
    Kata-kata yang digunakan dalam fabel, haruslah kata-kata yang sudah dipahami oleh pembaca fabel (usia
    6-15 tahun).
b. Pemilihan tokoh
    Tokoh haruslah hewan yang bisa ditangkap bentuk fisiknya oleh anak-anak. Tokoh, kancil sebenarnya
     sangat abstrak bagi beberapa anak. Mereka sulit membayangkan bentuk kancil seperti apa? oleh sebab
     itu, penggunaan tokoh hewan rumahan lebih baik. Kalau[un menggunakan hewan hutan, maka hewan
     yang standar saja.
c. Jumlah kata dalam tiap kalimat
    Untuk siswa SD dan SMP, jumlah kata dalam satu kalimat terdiri atas 6-8 kata.
    contoh: Di sebuah hutan yang sangat lebat. Tinggalah dua orang sahabat bernama Kuri dan Tupi. Mereka
    adalah seekor kura-kura dan tupai. Pada suatu hari, Kuri dan Tupi pergi ke danau. Mereka hendak
    mencari minum. Tetapi air danau tinggal sedikit.
d. Alur harus sederhana
    Alur yang digunakan harus alur maju dan alur tunggal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah memberi masukan