Kamis, 08 Juni 2017

Kerancuan di sekitar kita

oleh: Hari Untung Maulana

Mungkin masih banyak diantara kita yang tidak menyadari, bahwa beberapa konstuksi bahasa yang kita hasilkan saat berkomunikasi menimbulkan kesalahan. Kesalahan ini disebut sebagai kerancuan atau kontaminasi.

Kerancuan sendiri pada dasarnya kerap tidak disadari oleh pengguna bahasa, apalagi yang memang tidak memahami bahasa sebagai sebuah sistem yang dibentuk berdasarkan aturan-aturan. Namun, ada juga pengguna bahasa yang sudah menyadari bahwa kata atau kalimat yang dikeluarkannya adalah salah, namun tetap digunakan karena berbagai alasan

Seorang guru bahasa Indonesia atau praktisi bahasa, mungkin akan mempertahankan kerancuan dalam ujarannya atau tulisannya, jika kerancuan tersebut sudah berlaku umum dalam masyarakat sekitar atau pada lingkungan setempat.

berikut di bawah ini beberapa contoh kerancuan yang kerap dilakukan dalam masyarakat kita.

1. syah dan sah
Kedua kata di atas memiliki kemiripan bunyi, kata syah berarti raja, sedangkan kata sah berarti resmi. Pada beberapa kesempatan, mislanya pada saat pernikahan. Orang-orang kerap menggunakan kata Syah untuk menunjukkan bahwa kedua mempelai telah resmi menjadi sepasa suami istri.

2. seterah dan terserah
Kata yang betul adalah terserah, namun dalam komunikasi sehari-hari, kita masih sering mendengar penggunaan kata seterah. Padahal, kata seterah tidak akan ditemukan maknanya dalam kamus

3. semakin hari
Kata semakin atau makin atau kian seharusnya diikuti oleh kata sifat. Misalnya, semakin dingin, semakin lama, semakin kuat, kian jauh, makin besar, dan lain-lain.

Kata semakin, makin, dan kian, tidak pernah diikuti dengan kata benda. Misalnya, semakin meja, semakin tahun, makin kucing, kian tanah.

Penggunaan kata semakin hari tampaknya merupakan sebuah kerancuan dari dua ungkapan yang berbeda
a. semakin lama
b. hari demi hari
keduanya tercampur sehingga membentuk ungkapan semakin hari

4. dan lain sebagainya
ungkapan ini juga perpaduan dari dua ungkapan
a. dan lain-lain
b. dan sebagainya

penggunaan 'dan lain sebagainya' perlu dihindari, karena bentukan 'dan lain-lain' dan 'dan sebagainya' memiliki makna yang berbeda.

'dan lain-lain' berfungsi untuk menyebutkan benda-benda yang tidak sejenis
contoh:
Untuk membuat rumah, ayah memerlukan pasir, semen, kayu, gergaji, dan lain-lain
Ibu memelihara ayam, kambing, kelinci, bebek, dan sebagainya (binatang ternak)

Sedangkan, 'dan sebagainya' untuk menyebutkan benda yang sejenis.
Contoh:

Binatang karnivora yang ada di kebun binatang kami adalah harimau, macan, serigala, dan sebagainya.
Buah yang dijual ibu adalah mangga, melon, jeruk, dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah memberi masukan