oleh: Hari Untung Maulana
Menjadi seorang wali asrama di sekolah berasrama, tentu harus memiliki skill khusus dan passion yang mendukung serta kemampuan menjiwai amanah sebagai pengganti orang tua.
Makin banyak siswa yang berada dalam pengawasan seorang wali asrama, maka makin banyak kepala yang harus kita pahami satu-satu karakteristiknya.
Ingat, pertanyaan dari orang tua.... "Anak saya bagaimana Pak?" akan selalu terlontar dari benak orang tua semua.
Memahami karakteristik anak di asrama menjadi standar minimal seorang wali asrama.
Hal yang harus dilakukan agar seorang wali asrama (atau guru) mampu memahami anaknya adalah:
1. Serius mau menghafal nama dan wajah
2. Ingat-ingat kebiasaan yang menjadi ciri khas si anak
3. Ingat-ingat momentum / peristiwa ketika wali asrama bertemu si anak
4. Ingat-ingat hobinya
5. Ingat-ingat ciri fisik yang khas pada diri si anak dan kaitkan dengan namanya
Untuk mempermudah kegiatan hafal menghafal di atas, seorang wali asrama dapat dibantu dengan
1. Menyebarkan angket penilaian diri sendiri
2. Bertanya pada guru wali kelas atau guru mapel
4. Menyebarkan angket penilaian dari teman
5. Melakukan pengamatan sekaligus menginventarisasi hal-hal yang bisa dilaporkan pada orang tua.
Mulai tahun ini, insya Allah saya menjadi wali asrama di Pesantren Nurul Fikri Boarding School Serang. Semoga lancar amanah barunya. Aamiin
Postingan selanjutkan akan sangat dekat dengan keasramaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih sudah memberi masukan