Minggu, 22 Januari 2017

Orang tua dan cita-cita anaknya

oleh: Hari Untung Maulana

Saya bertanya di kelas? (SMP kelas 8)

"Apa cita-cita kalian?"

Sebagian besar menjawab tidak tahu
hanya beberapa saja yang dengan mantap menyebutkan sebuah profesi yang identik dengan cita-cita Anak2: dokter, desainer gedung bertingkat, pengusaha


Sebagian yang lain tidak berani berpendapat.

Satu berpendapat.... "Nanti aja Pak, kalau sudah besar baru mikirin cita-cita."

Saya tersenyum...
Nak, cita-cita itu harus dikejar, diraih, digapai..........bukan ditemukan.

Begitu banyak orang sekarang, yang belajar mati-matian sewaktu di SMP - SMA - dan perguruan tinggi, dan ternyata akhirnya sukses di bidang yang lain....
bahkan banyak yang jelas-jelas 'gak nyambung' dengan usahanya.

Dokter - sukses jadi wedding organizer
Insinyur - sukses jadi petani tanaman organik
Teknik kimia - karena dia ganteng tinggi bersih - malah jadi teller di Bank

Banyak juga orang tua yang memaksakan cita-cita mereka untuk menjadi cita-cita anaknya.

Ada sebuah cerita
"Kamu harus jadi dokter. seperti kakak-kakakmu dan seperti ayah ibu."
berjuanglah si anak
akhirnya lulus dan mendapat gelar dokter
Suatu hari.  diberikannya lisensi kedokteran yang sudah didapatkannya itu ke orang tuanya.

"Ayah, ibu, ini surat lisensi kedokteran saya. Saya sudah menggapainya seperti yang ayah ibu inginkan. Ini bukti kalau saya juga bisa seperti ayah, ibu, dan kakak-kakak. Tapi saya sadari, hasrat saya bukan menjadi dokter. Saya ingin sekali buka restoran. Di bangun di pinggir area persawahan, dekat sebuah sungai. Selagi saya mengejar cita-cita ayah ibu, saya juga mengejar cita-cita saya. Saya kursus memasak, saya membeli sebidang tanah di desa dekat sungai dan sawah, "


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah memberi masukan