ANALISIS
SEMANTIK PADA BUKU CERITA ANAK “DATANG LAGI YA”
Oleh: Hari
Untung Maulana NIM:
7771150019
Sangat menarik melakukan analisis semantik pada
sebuah buku cerita anak. Seperti kita ketahui bersama, buku cerita anak
merupakan sebuah buku yang isinya diperuntukkan bagi anak-anak namun diperlukan
bantuan oleh orang tua untuk membacakan dan memberikan pemahaman. Terkait
dengan pemahaman buku cerita anak, tentu tidak lepas dari peran kajian
semantik.
Kajian semantik yang dapat dianalisis dari buku
cerita anak “Datang Lagi Ya”, karangan Erna Fitrini dengan ilustrator Dewi Tri
Kusumah adalah sebagai berikut:
1.
Kata
dan genus proximum
Dalam buku cerita tersebut, tertulis frasa “Anak ondel-ondel”.
Jika kita menganlisis kata ‘anak’ secara genus
proximum, tentu akan kita dapatkan bahwa ‘anak’ dicirikan dengan manusia,
berukuran kecil, dan tidak dewasa. Berdasarkan hal itu, istilah anak ondel-ondel
mungkin dirasa tidak tepat. Istilah yang tepat mungkin adalah ondel-ondel
kecil.
2.
Semantik
dan Logika
Salah satu kajian dalam semantik adalah pemikiran dan logika.
Makna yang ditangkap oleh seseorang sangat bergantung pada kemampuan orang
tersebut menggunakan pemikiran dan kemampuan logikanya. Analisis logika buku
cerita anak “Datang Lagi Ya”, mungkin dapat ditangkap oleh anak-anak yang belum
mengerti benar dengan logika makhluk tak hidup yang digerakkan oleh manusia
(wayang, boneka, ondel-ondel, kostum badut, dll.). Namun, jika buku tersebut
dibaca oleh orang dewasa yang telah memiliki kemampuan berlogika dengan baik.
Maka, cerita anak-anak tersebut tidak dapat diterima oleh akal pikirannya.
Sehingga makna yang didapat oleh anak-anak dan orang dewasa tentu berbeda.
3.
Semantik
dan Visual
Simbol dan gambar juga menjadi bagian dari kajian semantik.
Setiap simbol dan gambar tentu memiliki makna tersendiri. Buku cerita anak
“Datang Lagi Ya” lebih di dominasi oleh gambar dibanding oleh tulisan. Sehingga
secara langsung gambar memiliki peran penting dalam buku tersebut yang
merupakan buku untuk anak-anak. Namun, jika memperhatikan lebih detail
gambar-gambar yang terdapat dalam buku tersebut, pembaca anak dapat kebingungan
dengan inkonsistensi yang terdapat dalam gambar.
Pada gambar 1 halaman 13 tertulis, “Rupanya, sarung mereka
diterbangkan angin.” Jika melihat gambar yang dimaksud maka diperoleh makna,
bahwa sarung yang diterbangkan angin berjumlah 2 buah. Hal itu terlihat dari ada 3
ondel-ondel dan hanya satu yang masih menyandang sarung sedang yang dua tidak.
Namun, pada halaman selanjutnya (hlm 14), terlihat ondel-ondel kecil itu hanya
menunjuk satu buah sarung yang
tersangkut di pohon.
Inkonsistensi masih berlanjut di
halaman 18 dan 19 ketika Gugun berhasil mengambil sarung yang tersangkut.
Jumlah sarung yang terjatuh adalah sebanyak tujuh buah. Akhirnya, pada halaman 20 dan 21 ketika ondel-ondel
kecil mengajak Gugun bermain lempar sarung bersama, jumlah sarung lengkap
ada 3 untuk 3 ondel-ondel.
Jika buku tersebut dibaca oleh anak pintar, tentu
akan menimbulkan pertanyaan baru yang berkaitan dengan pemahaman terhadap isi
buku.
4.
Semantik dan Ucapan
Memahami makna sebuah tulisan, sangat bergantung pada pengucapan yang dilakukan. Penjedaan sangat berpengaruh pada makna yang diperoleh. Pada gambar di samping, terdapat tulisan, “Gugun berjanji akan bermain kembali ke dunia ondel-ondel.” Makna tulisan tersebut dapat berbeda jika penjedaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Semantik dan Ucapan
Memahami makna sebuah tulisan, sangat bergantung pada pengucapan yang dilakukan. Penjedaan sangat berpengaruh pada makna yang diperoleh. Pada gambar di samping, terdapat tulisan, “Gugun berjanji akan bermain kembali ke dunia ondel-ondel.” Makna tulisan tersebut dapat berbeda jika penjedaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Gugun berjanji / akan bermain kembali / ke
dunia ondel-ondel //
b. Gugun berjanji / akan bermain kembali ke
dunia / ondel-ondel //
Kedua penjedaan di
atas menimbulkan makna yang berbeda. Makna dari kalimat (a) yaitu Gugun akan
bermain kembali ke dunia ondel-ondel, sedangkan makna kalimat (b) adalah Gugun
akan bermain kembali ke dunia dan itu diucapkan kepada ondel-ondel.
Kesimpulan:
Sebuah buku cerita anak-anak ternyata juga dapat dianalisis secara
semantik. Kemampuan pengarang cerita anak dalam mengolah kata dan ilustrasi
sangat penting agar anak memiliki pemahaman yang benar terhadap makna yang
tersirat maupun yang tersurat dalam cerita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih sudah memberi masukan