Jasa
Karya: Masuri
Segala rumput hijau
Tumbuh segar
Akan hancur merah
kena panas matahari
Segala pangkat kebesaran
Akan lenyap lebur
Bila jasad terkubur
Tiada timbul lagi!
Hanya jasa tulen
Seperti geliga memancar selalu
Tiada akan luntur
Menjadi debu.
Hanya insan bakti
Hidup atau mati
Namanya berseri
Menyinar bumi.
Hidup menabur jasa
Biar jasad lebur binasa
Namun semangatnya hidup senantiasa
Jadi pujaan sepanjang masa.
ditik ulang dari buku Perkembangan Puisi Indonesia dan Melayu Modern
Usmar Yunus (halaman: 185)
Selasa, 24 Januari 2017
Puisi Pujangga Malaysia (1)
Rahsia Kemenanganku
Karya: Kasmani Haji Arif
Tunjukkan saya maknanya cinta
terangkan tafsir artinya rindu
Untuk membangkit semangat beta
Bukan menangis tersedu-sedu
Seteguk air minumkan saya
Dari piala dalam tanganmu
Beta haus tiada berdaya
Berilah hayat dari matamu
Jika tafsir engkau terangkan
Istimewa harapan tiada putus
Lelah hidup beta lupakan
Terus berjuang seratus peratus
mengalir pekuh dari keningku
Nafas sesak lukaku pedih
Bila ku pulang dari kerjaku
Wajahmu sayang pengobat sedih
Biar di kiri berdiri musuh
Hadapan belakang bahaya mendatang
Hatiku tetap tiada rusuh
Karena wajahku dapat 'ku tentang
Di sana wahai teman! Rahsia menunggu
Di sana ilham nafsu karangan
Bukan menungan duduk-duduk berteleku
Bukan dikhayal angan-angan
ditik ulang dari buku Perkembangan Puisi Indonesia dan Melayu Modern
Usmar Yunus (halaman: 174)
Karya: Kasmani Haji Arif
Tunjukkan saya maknanya cinta
terangkan tafsir artinya rindu
Untuk membangkit semangat beta
Bukan menangis tersedu-sedu
Seteguk air minumkan saya
Dari piala dalam tanganmu
Beta haus tiada berdaya
Berilah hayat dari matamu
Jika tafsir engkau terangkan
Istimewa harapan tiada putus
Lelah hidup beta lupakan
Terus berjuang seratus peratus
mengalir pekuh dari keningku
Nafas sesak lukaku pedih
Bila ku pulang dari kerjaku
Wajahmu sayang pengobat sedih
Biar di kiri berdiri musuh
Hadapan belakang bahaya mendatang
Hatiku tetap tiada rusuh
Karena wajahku dapat 'ku tentang
Di sana wahai teman! Rahsia menunggu
Di sana ilham nafsu karangan
Bukan menungan duduk-duduk berteleku
Bukan dikhayal angan-angan
ditik ulang dari buku Perkembangan Puisi Indonesia dan Melayu Modern
Usmar Yunus (halaman: 174)
Minggu, 22 Januari 2017
Orang tua dan cita-cita anaknya
oleh: Hari Untung Maulana
Saya bertanya di kelas? (SMP kelas 8)
"Apa cita-cita kalian?"
Sebagian besar menjawab tidak tahu
hanya beberapa saja yang dengan mantap menyebutkan sebuah profesi yang identik dengan cita-cita Anak2: dokter, desainer gedung bertingkat, pengusaha
Sebagian yang lain tidak berani berpendapat.
Satu berpendapat.... "Nanti aja Pak, kalau sudah besar baru mikirin cita-cita."
Saya tersenyum...
Nak, cita-cita itu harus dikejar, diraih, digapai..........bukan ditemukan.
Begitu banyak orang sekarang, yang belajar mati-matian sewaktu di SMP - SMA - dan perguruan tinggi, dan ternyata akhirnya sukses di bidang yang lain....
bahkan banyak yang jelas-jelas 'gak nyambung' dengan usahanya.
Dokter - sukses jadi wedding organizer
Insinyur - sukses jadi petani tanaman organik
Teknik kimia - karena dia ganteng tinggi bersih - malah jadi teller di Bank
Banyak juga orang tua yang memaksakan cita-cita mereka untuk menjadi cita-cita anaknya.
Ada sebuah cerita
"Kamu harus jadi dokter. seperti kakak-kakakmu dan seperti ayah ibu."
berjuanglah si anak
akhirnya lulus dan mendapat gelar dokter
Suatu hari. diberikannya lisensi kedokteran yang sudah didapatkannya itu ke orang tuanya.
"Ayah, ibu, ini surat lisensi kedokteran saya. Saya sudah menggapainya seperti yang ayah ibu inginkan. Ini bukti kalau saya juga bisa seperti ayah, ibu, dan kakak-kakak. Tapi saya sadari, hasrat saya bukan menjadi dokter. Saya ingin sekali buka restoran. Di bangun di pinggir area persawahan, dekat sebuah sungai. Selagi saya mengejar cita-cita ayah ibu, saya juga mengejar cita-cita saya. Saya kursus memasak, saya membeli sebidang tanah di desa dekat sungai dan sawah, "
Saya bertanya di kelas? (SMP kelas 8)
"Apa cita-cita kalian?"
Sebagian besar menjawab tidak tahu
hanya beberapa saja yang dengan mantap menyebutkan sebuah profesi yang identik dengan cita-cita Anak2: dokter, desainer gedung bertingkat, pengusaha
Sebagian yang lain tidak berani berpendapat.
Satu berpendapat.... "Nanti aja Pak, kalau sudah besar baru mikirin cita-cita."
Saya tersenyum...
Nak, cita-cita itu harus dikejar, diraih, digapai..........bukan ditemukan.
Begitu banyak orang sekarang, yang belajar mati-matian sewaktu di SMP - SMA - dan perguruan tinggi, dan ternyata akhirnya sukses di bidang yang lain....
bahkan banyak yang jelas-jelas 'gak nyambung' dengan usahanya.
Dokter - sukses jadi wedding organizer
Insinyur - sukses jadi petani tanaman organik
Teknik kimia - karena dia ganteng tinggi bersih - malah jadi teller di Bank
Banyak juga orang tua yang memaksakan cita-cita mereka untuk menjadi cita-cita anaknya.
Ada sebuah cerita
"Kamu harus jadi dokter. seperti kakak-kakakmu dan seperti ayah ibu."
berjuanglah si anak
akhirnya lulus dan mendapat gelar dokter
Suatu hari. diberikannya lisensi kedokteran yang sudah didapatkannya itu ke orang tuanya.
"Ayah, ibu, ini surat lisensi kedokteran saya. Saya sudah menggapainya seperti yang ayah ibu inginkan. Ini bukti kalau saya juga bisa seperti ayah, ibu, dan kakak-kakak. Tapi saya sadari, hasrat saya bukan menjadi dokter. Saya ingin sekali buka restoran. Di bangun di pinggir area persawahan, dekat sebuah sungai. Selagi saya mengejar cita-cita ayah ibu, saya juga mengejar cita-cita saya. Saya kursus memasak, saya membeli sebidang tanah di desa dekat sungai dan sawah, "
Senin, 16 Januari 2017
Minggu, 01 Januari 2017
Urutan hari
oleh: Hari Untung Maulana
Buka-buka KBBI... eh nemu urutan hari..
Jadi... seperti ini ternyata
sekarang - besok - lusa - tulat - tubin
besok: hari pertama dari sekarang
lusa: hari kedua dari sekarang
tulat: hari ketiga dari sekarang
tubin: hari keempat dari sekarang
nemunya baru sampai hari keempat dari sekarang... ada yang bisa menambahkan?
Buka-buka KBBI... eh nemu urutan hari..
Jadi... seperti ini ternyata
sekarang - besok - lusa - tulat - tubin
besok: hari pertama dari sekarang
lusa: hari kedua dari sekarang
tulat: hari ketiga dari sekarang
tubin: hari keempat dari sekarang
nemunya baru sampai hari keempat dari sekarang... ada yang bisa menambahkan?
Langganan:
Postingan (Atom)